TRIBUN-TIMUR.COM - Video Sujiwo Tejo marah usir penonton atau peserta saat acara Jagong Budaya di Halaman Pendopo Kecamatan Gayam, Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (19/8/2023), jadi perbincangan netizen.
Diketahui, video viral itu salah satu akun yang memposting video tersebut yakni @saltodepan46.
Video Sujiwo Tejo ini pun mendapat banyak komentar dari para netizen.
"maksud dia itu klu ada org berbicara didepan jgn ngobrol sendiri..menghargai org yg sedang berbicara didepan" tulis pemilik akun @edyrifin.
"Saya tau itu masalah akhlak cuma perlu di inget kita tidak bisa memaksa sesorang lainya untuk mengerti dengan kita ygy" tulis pemiluk akun @Escanor.
"pov: lu di kelas, guru lagi jelasin lu malah bercanda", tulis pemilik akun @anggerputra68 .
"pak tejo mengajarkan adab pada kita. klo ada orang ngomong jgn ngomong sendiri", tulis pemilik akun @Hendra_Cemon.
Lantas mengapa Sujiwo Tedjo marah-marah?
Dilansir dari TribunJateng.com, Budayawan Sujiwo Tedjo marah-marah karena ada beberapa peserta ngobrol saat dirinya menyampaikan materi.
Dalam video yang beredar, terlihat Sujiwo Tedjo menghentikan sebentar acara tersebut.
Sujiwo Tedjo dengan tegas lalu memarahi peserta yang bicara sendiri untuk keluar.
Ucapan Sujiwo Tedjo ini pun membuat tegang para peserta yang ada di tempat tersebut.
"Yang belakang jangan ngobrol! kalau ngobrol mending keluar! mending keluar!," teriak Sujiwo Tedjo mengagetkan peserta lain.
"Mending kalian keluar daripada aku terganggu! suruh keluar itu! yang belakang sudut sana itu! keluar pak! siapapun Anda! kalau nggak aku nggak terusin!," lanjut Sujiwo Tedjo.
Sujiwo Tedjo lalu menjelaskan jika ada orang bicara jangan bicara sendiri.
"Aku ketat sampaikan ke anakku, kalau ada orang ngomong jangan bicara," jelas Sujiwo Tedjo.
Dirinya pun meminta kepada peserta untuk lebih menghargai orang yang sedang berbicara.
Selain itu, peserta juga ngobrol sendiri saat Sujiwo sedang nembang lagu.
Setelah penonton itu keluar, Sujiwo Tedjo pun melanjutkan diskusi tentang kondisi pendidikan di era sekarang.
Bahkan Sujiwo Tedjo sudah bisa bercanda dengan MC lagi sehingga suasana tak tegang.
Acara jagong budaya itu turut dihadiri Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah.
Profil Sujiwo Tejo
Agus Hadi Sudjiwo merupakan seniman asal Indonesia yang dikenal dengan nama Sudjiwo Tejo.
Lahir pada 31 Agustus 1962 di Jember, Jawa Timur dan menghabiskan masa kanak-kanaknya di Situbondo.
Sejak kecil, Sujiwo tejo sudah belajar mendalang dan merupakan bakat turunan dari sang ayah yang bernama Soetedjo.
Sujiwo Tejo pernah berkuliah di ITB pada 1981 Fakultas teknik Sipil sebelum akhirnya menerima surat D.O pada 1988. (1)
Karir
Sujiwo Tejo pernah menjadi wartawan Kompas selama delapan tahun sebelum akhirnya berkarier sebagai penulis, pelukis, pemusik dan dalang wayang.(2)
Pada masa awal kariernya (1994), Sujiwo Tejo menciptakan sendiri lakon-lakon wayang kulit yang dibawakannya berjudul 'Semar Mesem'.
Pada 1996, Sujiwo Tejo berhasil menyelesaikan 13 episode 'Ramayana' di Televisi Pendidikan Indonesia dan wayang acapella yang berjudul 'Shinta Obong' dan lakon 'Bisma Gugur'.
Sujiwo Tejo memprakarkasai berdirinya jaringan dalang pada 1999 dengan tujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai wayang dalam kehidupan masyarakat.
Pada 2004 Sujiwo Tejo mendalang keliling Yunani.
Selain sebagai dalang wayang, Sujiwo Tejo juga dikenal sebagai penyanyi mulai tahun 1998 berkat lagu-lagunya dalam album 'Pada Suatu Ketika'.
Bahkan video klip 'Pada Suatu Ketika' berhasil meraih penghargaan video klip terbaik pada Grand Final Video Musik Indonesia 1999. (3)
Setelah album 'Pada Suatu Ketika', Sujiwo Tejo juga mengeluarkan album 'Pada Sebuah Ranjang' (1999), 'Syair Dunia maya' (2005) dan 'Yaiyo' (2007).
Di bidang teater, Sujiwo Tejo pernah aktif mengajar teater di Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) sejak 1997 dan mulai memberikan workshop di berbagai daerah di Indonesia sejak 1998.
Sujiwo Tejo juga menjajal dunia akting dan menjadi sutradara beberapa film Indonesia.
Debut film pertamanya adalah 'Telegram' di tahun 2001 arahan Slamet Rahardjo dengan lawan main Ayu Azhari.
Film-film bergengsi lain yang pernah dibintanginya adalah 'Janji Joni', 'Kafir', 'Detik Terakhir', 'Sang Pencerah' dan 'Tendangan dari Langit'. (2)
Filmografi
Telegram (2001)
Kafir (2002)
Kanibal - Sumanto (2004)
Detik Terakhir (2005)
Janji Joni (2005)
Kala (2007)
Hantu Aborsi (2008)
Barbi3 (2008)
Kawin Laris (2009)
Capres (Calo Presiden) (2009)
Sang Pencerah (2010)
Tendangan dari Langit (2011)
Semesta Mendukung (2011)
Sampai Ujung Dunia (2012)
Soekarno (2013)
Guru Bangsa: Tjokroaminoto (2015)
Kafir: Bersekutu dengan Setan (2018)
Kucumbu Tubuh Indahku (2019)
Sebagai Sutradara: Bahwa Cinta Itu Ada (2010) (4)
Buku
Kelakar Madura buat Gus Dur (Yogyakarta, Lotus, 2001)
Dalang Edan (Aksara Karunia, 2002)
The Sax (Eksotika Karmawibhangga Indonesia, 2003)
Ngawur Karena Benar (Penerbit Imania, Februari, 2012)
Jiwo Jancuk (GagasMedia, Juni 2012) Lupa Endonesa (Bentang, September 2012)
Republik Jancukers (Kompas, Desember 2012)
Dalang Galau Ngetwit (Imania, Februari 2013)
Kang Mbok: Sketsa Kehidupan Sri Teddy Rusdy (Komunitas Bambu, Desember 2013)
Lupa Endonesa Deui (Bentang Pustaka, Januari 2014)
Rahvayana 'Aku Lala Padamu' (Bentang Pustaka, Mei 2014) (4)
(TribunJateng.com/ Like Adelia) (Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)