TRIBUN-TIMUR.COM – Kepala Kemenag Soppeng Afdal Subaek mendapat perlakukan kurang sedap di panggung upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Kabupaten Soppeng, Kamis, 17 Agustus 2023.
Upacara HUT Kemerdekaan Ke-78 RI tingkat Kabupaten Soppeng dipusatkan di Lapangan Gasis, Soppeng.
Afdal Subaek diprank. Alumnus Pondok Pesantren DDI Mangkoso ini akhirnya meninggalkan panggung upacara, 10 menit sebelum Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak tiba di lokasi upacara.
“Saya pulang dan memilih megikuti upacara di kantor. Saya merasa panitia tidak memperlakukan saya sebagai kepala kemenag, sesuai yang semestinya,” kata Afdal Subaek via telepon.
Padahal biasanya, Kepala Kemenag menjadi pemimpin pembacaan doa di upacata Hari Kemerdekaan di tingkat kabupaten dan provinsi.
“Tahun lalu juga kami mendapat perlakuan kurang bagus,” ujar Afdal Subaek.
Pemkab Soppeng mengundang Kepala Kemenag Soppeng menghadiri Upcara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI di lapangan Gasis.
“Undangan saya terima dua hari sebelumnya ditandatangani bupati,” kata Afdal Subaek.
Pagi-pagi Afdal Subaek sudah tiba di Lapangan Gasis dengan stelan jas, pakaian lengkap sipil.
Afdal Subaek meminta humas Kemenag Soppeng masuk lebih awal, menyecek tempat acara dan tempat duduk.
Karena humas lama tidak keluar, Afdal Subaek akhirnya masuk, menyusul ke panggung.
“Mana tempat duduk kita,” tanya Afdal Subaek ke humas Kemenag Soppeng.
“Tidak ada, Pak. Tapi panitianya tadi bilang bisaji nanti duduk di depan,” kata Humas Kemenag Soppeng.
Afdal Subaek kemudian diarahkan duduk di depan. Tidak ada Namanya Kepala Kemenag Soppeng tertulis di kursi, seperti unsur Muspida lainnya.
“Tapi saya tidak permasalahkan itu. Tidak ada masalah tidak ada Namanya saya, yang penting saya bisa duduk. In ikan upacara Hari Kemerdekaan Bangsa kita,” jelas Afdal Subaek.
Afdal Subaek duduk berdampingan dengan dua staf BPJS Ketenagakerjaan.
Tak lama kemudian Sekda Soppeng tiba di panggung.
Pak Sekda meminta kursi di depan dikosongkan.
“Saya dengar sendiri Pak Sekda meminta semua yang duduk di depan berdiri,” ujar Afdal Subaek.
Tak hanya perintah sekda.
Seorang Wanita, staf pemkab mendatangi peserta upacara dan berdiri di depan Afdal Subaek meminta kursi dikosongkan.
“Jadi saya juga harus berdiri dan pindah dari sini,” kata Afdal Subaek ke staf itu.
“Iya, Pak,” kata si staf.
Afdal Subaek lalu berdiri dan turun dari panggung kemudian keluar dari lapangan.
“Tahun lalu begitu. Tapi malamnya, orang pemda datang ke rumah minta tolong kepada saya agar diwakili saja. Tapi saya tetap datang. Tahun ini lebih parah karena saya sudah duduk dan disuruh berdiri. Ini menyangkut wibawa lembaga,” kata Afdal.(*)