Pelajar di Polewali Sinjai Melintasi Jembatan Bambu ke Sekolah, Warga Harap Perhatian Pemerintah

Penulis: Samsul Bahri
Editor: Saldy Irawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jembatan bambu reot di wilayah Songing-Polewali, Kecamatan Sinjai Selatan 

TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI SELATAN-Warga di dua desa di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan sedang membutuhkan jembatan gantung yang layak.

Warga dua desa tersebut berada di Desa Polewali dan Desa sebagian warga Desa Songing.

Setiap harinya warga desa tersebut harus melewati jembatan darurat dari batang bambu yang reot.

Tak hanya warga tani yang melintas di sungai tersebut, tetapi juga pelajar dan tenaga guru yang berdomisili di Desa Polewali dan mengajar atau bersekolah di Songing. 

Mereka harus bertaruh nyawa jika banjir hujan tiba. 

Jembatan ini setiap tahunnya viral di media sosial jika banjir tiba. 

Pada Januari lalu kondisi jembatan reot ini kembali viral setelah dilalui para siswa di tengah banjir tiba. 

Selanjutnya, personel TNI di Kecamatan Sinjai Selatan turun tangan bersama warga gotong royong membuat jembatan darurat dari batang kelapa.

Sebulan kemudian jembatan darurat dari batang pohon kelapa yang telah dibangun tersebut hanyut terbawa arus air banjir.

" Hanya sebulan jembatan dari batang kepala itu hilang hanyut dibawa air banjir," kata Riswan, warga Desa Polewali, Sabtu (6/5/2023).

Ia mewakili masyarakat di Dusun Jenna dan Dusun Mattirotasi meminta pemerintah membangunkan jembatan.

Jika melewati jalan poros desa maka jarak tempuh dan waktu tempuh cukup jauh. 

Perbedaannya ada sekitar lima kilometer jika dibandingkan dengan melewati jembatan bambu itu ke desa songing.

Terpisah pihak TNI kerjasama dengan Tim Vertikal Resceu Indonesia dan Bank BRI bangun dua jembatan gantung layak di Sinjai.

Lokasinya berada di Mattunrung Tellue dan di Desa Massaile, Kecamatan Tellulimpoe ke Desa Biroro, Kecamatan Sinjai Timur. (*)

Berita Terkini