TRIBUN-TIMUR.COM - Kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan dalam hal impor beras tahun ini akan sangat merugikan petani dan berdampak negatif terhadap kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Apalagi disampaikan bahwa pemerintah akan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton bertahap sampai Februari Tahun 2023.
Menanggapi hal tersebut, Wasekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Risharyudi Triwibowo yang akrab disapa Bowo Timumun angkat bicara.
"Dalam hal kebijakan beras pemerintah seperti masih berpihak pada mafia import, karena belum lama negara kita ditangan Presiden Jokowi mendapat penghargaan swasembada beras, kok kini malah lakukan import? bukannya melanjutkan swasembada tapi malah melorotkan penghargaan ke tempat sampah karena akan jadi olokan petani yang dirugikan". kata Bowo.
"Impor beras akan berdampak pada turunnya harga gabah di tingkat petani, silahkan inport tapi harus diimbangi dengan pemberian insentif yang bagus cepat dan kontinyu bagi petani kita dong, semisal ketersedian pupuk yang ada dan harga murah lagi pelayanan cepat, jangan ntar sok ntar sok jika petani cari pupuk di pasaran," ucap Putra Sulteng ini.
Bowo saat kami temui dikantornya Jakarta juga menyampaikan bahwa Tanah Indonesia masih sangat luas nan subur lagi kosong untuk digarap, ditanami dan akan hasilkan produk berkualitas.
Sulawesi Tengah salah satu daerah yang juga punya potensi sebagai food estate atau Rice Area Estate, air melalui sungai sangat melimpah, dataran luas dengan hamparan yang subur sangat bisa ditanami dan diolah.
Import beras tahun ini dilaksanakan setelah swasembada beras tahun lalu, sama saja Kemendag mau permalukan wajah pemerintah sendiri.
Bisa jadi akan ada pemikiran liar di masyarakat atau petani bahwa tahun lalu saat swasembada beras adalah pencitraan saja dan tahun ini import beras adalah wajah kita yang sebenarnya sebenarnya.
"Import beras boleh dilakukan sebagai solusi jangka pendek, untuk jangka panjangnya ialah kita Indonesia olah serta maksimalkan lahan, masyarakat dan alam yang kita miliki secara bergotong royong untuk kemakmuran bangsa dan negara, swasembada adalah solusi terbaik dan Indonesia menuju mandiri pangan, atau bahkan sebagai bank padi dunia, nah ini baru keren dan berdikari" pungkas Bowo.(adv\reskyamaliah).