SINJAI UTARA, TRIBUN-TIMUR.COM - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan mengungkap virus yang matikan 12 ekor ternak warga, Rabu (23/11/2022).
Virus yang menyerang tubuh ternak sapi di Kabupaten Sinjai yakni virus Jembrana.
"Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa sapi yang mati karena terkena virus Jembrana," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sinjai, Burhanuddin.
Dijelaskan bahwa virus tersebut ditemukan pertama kali di Kabupaten Jembrana, Bali.
Penyakit Jembrana atau Jembrana disease virus (JDV). Virus ini pertama kali muncul di daerah Sankaragung Bali, Indonesia pada bulan Desember 1964.
Nama Jembrana berasal dari nama desa yang pertama kali mengalami infeksi (Adiwinata, 1967).
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi akut Lentivirus yang merupakan anggota family Retroviridae.
Virus Jembrana merupakan virus RNA dengan utas tunggal, berbentuk icosahedral dengan panjang basa 7.732 pasang basa (pb) dan bersifat patogen hanya pada sapi Bali.
Gejala klinisnya atau ciri-cirinya yakni mengalami demam tinggi, tidak mau makan, tiba-tiba menujukkan sifat agresif.
Selain itu gejala lain, kata Burhanuddin mengalami pembengkakan pada kelenjar limfe (Limpoglandula prescapularis dan limpoglandula prefemoralis), keringat darah, hipersalivasi (air liur berlebihan).
Dinas Peternakan Sinjai mengungkapkan bahwa total ternak sapi yang mati ada 12 ekor.
10 di Desa Pasimarannu, Kecamatan Sinjai Timur dan 2 ekor di Desa Talle, Kecamatan Sinjai Selatan.
Burhanuddin menjelaskan bahwa petugas kesehatan hewan di Dinas Peternakan Sinjai akan melakukan surveylance pada daerah tertular.
Dengan pemberian penyuntikan vitamin dan segera akan lakukan fogging.
Meski virus ini hanya menyerang jenis Sapi Bali, namun Dinas Peternakan di Sinjai meminta seluruh peternak untuk tetap menjaga kebersihan ternak sapi, seperti mengandangkan dan menjaga dengan baik dari kotoran.
Kabupaten Sinjai memiliki jumlah populasi sapi potong saat ini sebanyak 114.141 ekor. (*)