Obat Sirup

Pasien Anak Meningkat di RSUD Andi Makkasau Parepare, Dokter: Efek Pelarangan Obat Sirup

Penulis: M Yaumil
Editor: Muh. Irham
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter anak RSUD Andi Makkasau, dr. Andi Rismamaty Darma saat ditemui di ruangannya, Kamis (27/10/2022) siang.

PAREPARE, TRIBUN-TIMUR.COM - Pelarangan obat sirup yang diduga menjadi pemicu anak mengalami gangguan ginjal memberi dampak bertambahnya jumlah pasien anak di RSUD Andi Makkasau Parepare.

Dokter anak RSUD Andi Makkasau, dr Andi Rismamaty Darma mengatakan ada peningkatan pasien.

"Ada peningkatan jumlah pasien khususnya pasien di klinik anak sejak pelarangan obat sirup," katanya saat ditemui di ruangannya, Kamis (27/10/2022) siang.

Obat sirup bagi anak yang tidak dijual sementara, membuat masyarakat datang berkonsultasi langsung ke dokter.

Menurutnya, kesadaran masyarakat mulai timbul mengenai bahaya obat yang dibeli tanpa resep dokter.

"Mereka ada kesadaran waspada dengan bahaya obat sirup yang biasanya dikonsumsi," jelasnya.

Masyarakat datang karena waspada terhadap obat yang beredar saat ini.

"Alhamdulillah kalau di sini, mereka datang dengan kesadarannya dan tidak membeli obat secara bebas," ujarnya.

BPOM sendiri telah merilis daftar obat-obat sirup bagi anak yang dapat dikonsumsi.

Termasuk Paracetamol ada yang sudah aman di beberapa wilayah.

"Kemarin itu 123 obat sirup yang dapat digunakan tetapi harus lewat resep dokter," imbuhnya.

Walaupun demikian, dokter anak tersebut belum memberi resep obat sirup kepada pasiennya.

Ada dua pilihan, yakni obat puyer atau suppositoria.

Suppositoria adalah memasukkan obat lewat anus pasien salah satu cara yang dapat digunakan bagi pasien anak.

"Saat kami masih resepkan puyer, atau bisa juga suppositoria sebagai pengganti obat sirup pada anak," tambahnya.

Saat ini, obat-obat sirup yang diduga jadi penyebab penyakit ginjal pada anak masih dalam tahap penelitian.

"Sampai saat ini masih dilakukan penelitian terhadap obat-obat sirup itu," pungkasnya.(*)

Berita Terkini