1 Kelurahan 7 Longwis, Alamsyah Sahabuddin Target 105 Lorong Wisata di Kecamatan Tallo

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu lorong wisata di Makassar. Pemkot Makassar Siapkan Anggaran Rp7 Juta untuk Pembangunan Longwis di Keluruhan

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lorong wisata (longwis) menjadi salah satu program prioritas Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto.

Dalam satu periode, Pemkot Makassar memprogramkan 5.000 lorong wisata. Artinya, setiap tahun Pemkot Makassar memiliki target membuat 1.000 lorong wisata.

Longwis diyakini bisa menyelesaikan banyak masalah di masyarakat, utamanya persoalan ekonomi.

Sebab warga lorong diberdayakan untuk unjuk kreativitas dengan melakukan kegiatan produktif yang berpotensi mendatangkan penghasilan.

Karenanya, seluruh aparatur pemerintah baik lurah, camat, hingga tataran organisasi perangkat daerah (OPD) andil dalam program ini.

Mereka bertugas untuk menyulap lorong sebagai sumber ekonomi baru di Makassar dengan memaksimalkan potensi yang ada.

Camat Tallo Alamsyah Sahabuddin dikonfirmasi pun memaparkan longwis di wilayahnya.

Ia menyatakan Tallo terdiri dari 15 kelurahan dengan jumlah penduduk 138 ribu jiwa.

Luas wilayah 8,9 kilometer persegi. Dari 15 kelurahan ada 577 RT/RW.

“Kecamatan Tallo juga punya kelurahan yang ada di pulau yakni Kelurahan Kepulauan Lakkang,” kata Alamsyah, Kamis (20/10/2022).

Kaitan dengan program wali kota, lorong wisata sudah terlaksanakan di 15 kelurahan.

Total ada 105 longwis ditawarkan, masing-masing kelurahan ada tujuh lorong.

“Inilah harapan wali kota kepada kami camat dan lurah untuk bekerja bersama dan sukseskan bersama program longwis,”jelasnya.

Alamsyah pun terus menggenjot perampungan lorong wisata yang menjadi program prioritas wali kota. Progres lorong wisata di Tallo kata Alamsyah sedang on the track.

Pihaknya sudah melakukan pendataan infrastruktur pendukung.

Juga sudah ada dewan lorong beranggotakan tiga orang masing-masing lorong, mereka tugasnya menjadi fasilitator.

“Data awal tentang lorong sudah disiapkan semua, kemudian sentuhan-sentuhan awal oleh masyarakat juga sudah dilakukan,” katanya.

Alamsyah menambahkan, longwis menurut pemahamannya adalah lorong yang punya daya tarik tersendiri sehingga lorong itu memiliki makna mengundang orang berkunjung.

Apa yang ada di dalam, ini berkembang dan diharapkan terjadi, termasuk kolaborasi ekonomi di dalamnya.

Bukan hanya pemerintah yang berperan, tapi juga semua pihak terlibat untuk memberdayakan lorong.

“Kalau perlu semua unsur di lorong bekerja dan kita sebagai pemerintah menempatkan mana bisa kita intervensi dan bantu,” jelasnya.

Tantangan Bersama

Camat Tallo Alamsyah Sahabuddin menyatakan program Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto tentang lorong wisata berkesinambungan.

Sebelumnya ada lorong garden di periode pertama, sekarang dikembangkan menjadi longwis.

“Dulu lorong ini hanya lorong biasa yang nilai sentuhnya belum ada, belum ada sentuhan kreatifitas, ini harapan wali kota mengajak kami dengan programnya bagaimana kita secara bersama mengelola lorong,” katanya.

Mantan Camat Makassar ini berharap longwis ini diharapkan menjadi jawaban dalam menekan inflasi yang menjadi permasalahan negara.

Alamsyah mengakui memang menjadi tantangan untuk pemerintah bagaimana membuat lorong menjadi menarik, sehingga orang mau berkunjung.

Kecamatan Tallo, kata Alamsyah memiliki kebun dalam kota.

Warga lorong menanam cabai, tomat hingga tanaman hidroponik, hasilnya bisa dikonsumsi masyarakat bisa juga dipasarkan.

“Ada juga budidaya ikan tawar dan lobster tawar, sehingga lorong bisa menjadi pasar untuk masyarakat,” jelasnya.(*)

Berita Terkini