TRIBUN-TIMUR.COM - Pistol antik Luger diduga dipakai membunuh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Ditemukan proyektil atau peluru pistol antik Luger di Tempat Kejadian Perkara ( TKP ) atau rumah eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Luger adalah senjata yang dibuat tahun 1849 hingga 1923 oleh Georg Luger.
Baca juga: Alasan Eks Kabareskrim Ito Sumardi dan Susno Duadji Sidang Banding Irjen Ferdy Sambo Bakal Ditolak
Baca juga: Irjen Ferdy Sambo Tak Ingin Mati Sendiri, di Dirinya Ada Sejumlah Senjata Rahasia
Pistol semi-otomatis ini adalah senjata resmi tentara Jerman dan Swiss.
Senjata Luger itu juga banyak dipakai tentara saat Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Salah satu yang menarik perhatian adalah harga senjata antik Lurger diperkirakan mencapai US$ 494.500 atau setara Rp 1,6 miliar di tahun 2010.
Seri pertama Parabellum Pistole muncul pada tahun 1900. Parabellum-Pistole 1900 menggunakan peluru 7,65 mm Parabellum.
Setelah itu Georg J. Luger mengembangkan lagi dengan melakukan perbaikan dan penyederhanaan serta penggunaan peluru 9 mm Parabellum.
Angkatan laut Kekaisaran Jerman mulai tahun 1904 menggunakan Parabellum-Pistole Kaliber 9 mm Parabellum yang dikenal sebagai "Pistole 04".
Pada tahun 1908, Pistole 08 diperkenalkan sebagai pistol organik di Kekaisaran Jerman.
Berikut adalah spesifikasi Luger :
- Berat 0,87 kg
- Panjang 233 mm
- Panjang laras 98 mm–203 mm
- Peluru 7,65×22mm Parabellum, 9×19mm Parabellum
- Amunisi Magazen 8, Drum 32
Siapa Pemilik Pistol Antik Luger?
Pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengurai analisa terkait siapa yang memiliki senjata mahal tersebut.
Kamaruddin Simanjuntak menduga bahwa senjata tersebut diduga dimiliki oleh ayah Ferdy Sambo.
"Jadi orang-orang yang punya koleksi senjata seperti itu tentu adalah orang yang berlatar belakang bahwa dia sudah sejak dulu menguasai persenjataan. Siapa di antara mereka yang sudah sejak dulu menguasai persenjataan ? yaitu adalah ayahnya Ferdy Sambo," ungkap Kamaruddin Simanjuntak.
Bukan tanpa alasan Kamaruddin Simanjuntak mengurai analisa demikian.
Rupanya Kamaruddin Simanjuntak telah mengetahui sosok dan latar belakang Ferdy Sambo, sang dalang pembunuhan Brigadir J.
"Senjata Luger ini hanya ada pada orang-orang yang sudah sangat senior, atau yang hidup di zaman kemerdekaan awal. Kalau masih ada orang yang memiliki itu di era sekarang, berarti itu karena mereka adalah anak-anak atau keturunan dari orang senior di zaman orde lama atau orde baru. Kemungkinan besar ini adalah dimiliki orangtua Ferdy Sambo," pungkas Kamaruddin Simanjuntak.
Berbeda dengan Kamaruddin Simanjuntak, Pengamat Kepolisian, Bambang Rukminto justru mengurai kemungkinan lain terkait penembak ketiga Brigadir J.
Dalam tayangan Kompas TV, Bambang Rukminto rupanya punya analisa yang sama dengan Komnas HAM.
Yakni orang yang diduga menjadi penembak ketiga Brigadir J adalah Putri Candrawathi.
"Kalau melihat rekonstruksi kemarin, PC ini berada di posisi di mana, belum tampak. Itu tidak menutup kemungkinan apakah posisi itu memungkinkan bila dugaan Komnas HAM itu benar, kalau memungkinkan PC itu menggunakan Luger," kata Bambang Rukminto.
Perihal dugaan itu, Bambang Rukminto memberikan penjelasan.
Ia ternyata melihat latar belakang Putri Candrawathi yang merupakan anak seorang jenderal.
"Sebagai ibu Bhayangkari dan putri seorang jenderal, beliau ( Putri Candrawathi) juga mengetahui bagaimana jenis senjata. Kalau melihat terkait dengan koleksi senjata," ungkap Bambang Rukminto.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Harga Fantastis Pistol Antik Luger yang Pelurunya Ditemukan di TKP Tewasnya Brigadir J