TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kisruh antara Wali Kota Makassar Danny Pomanto dengan Balai Pengelola Kereta Api Sulsel berlanjut.
Rencananya Danny Pomanto akan bersurat ke Kementerian Perhubungan soal pembangunan kereta api di Makassar
Danny pun mengaku sudah berkonsultasi dengan DPRD Makassar
Danny menyayangkan pembangunan kereta api tidak dilakukan secara elevated atau melayang.
Hal tersebut akan berdampak besar bagi Kota Makassar karena berpotensi menimbulkan banjir besar.
"Saya bikin surat tadi malam. Termasuk itu (konsultasi) dengan DPRD, menyikapi pembangunan kereta api," ucap Danny saat ditemui di Jl Boulevard, Jumat (5/8/2022).
Kendati demikian, Danny belum membeberkan kapan surat tersebut akan dikirim ke Kemenhub.
Apakah akan dibawah sendiri atau hanya dikirim lewat perantara juga belum ada kepastian.
"Belum (dikirim), saya konsultasi dengan DPRD dulu apa bahannya (surat) termasuk otonomi daerah. Itu pelanggaran mendasar terhadap otonomi daerah. Karena kita tidak dilibatkan," paparnya.
Danny mengaku tidak dilibatkan dalam penentuan lokasi maupun rencana pembangunan KA ini secara keseluruhan.
Karena kurangnya koordinasi, pembangunan KA ini justru tidak sesuai dan melanggar tata ruang kota.
"Bagaimana mau bikin penlok (penetapan lokasi) nah harus sesuai tata ruang, harus kita yang tandatangan, ada KRK (keterangan rencana kota) nya," ujar Danny.
Sesuai dengan jadwal pembangunan, penlok pembangunan KA di Makassar harusnya selesai Agustus ini.
Namun karena tidak ada titik temu antar Pemkot dan pemerintah pusat maka pembangunan KA berpotensi mulur.
Namun menurut Danny, ia perlu menyampaikan dampak dari Pembagunan KA ini jika dilakukan secara at grade atau tata dengan permukaan tanah alias bukan KA melayang.
"Saya cuman membela masyarakat kota Makassar. Karena saya tahu persis (tata ruang kota), masa saya tahu saya diam. Nanti ada akibat baru saya bicara, lebih baik saya bicara sekarang," tegasnya.
Danny juga mengaku belum menerima dan melihat analisis dampak lingkungan (amdal) dari proyek tersebut.
"Maka dengan itu, kasi saya amdalnya, kasi lihat, kalau amdalnya memungkinkan itu tanggung jawab yang bikin amdal," tuturnya.
Tak hanya itu, Danny juga menyinggung terkait adanya postingan salah satu influencer terkait bencana banjir di Kabuepaten Barru.
Postingan instagram tersebut menyiratkan bahwa banjir yang terjadi di Barru bukan karena adanya rel kereta api yang menyebabkan air hujan terjebak.
"Mudah-mudahan bukan ji Balai (yang buat), ada saya lihat di Instagram Pakai influencer dia bilang tidak banjir di Barru. Itu bisa diduga pembohongan publik. Karena lihat berita, semua orang di Barru bilang banjir gara-gara kereta api," ulasnya.
Danny menilai hal sama akan terjadi di Makassar, bahkan lebih parah dari Barru jika KA tetap dibangun dengan perencanaan awal. (*)