TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Dua calon ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan Ni'matullah Rahim Bone dan Ilham Arief Sirajuddin (IAS) mendampingi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selama di Kota Makassar.
Ketua Umum Partai Demokrat itu berada tiga hari di Makassar, sejak Selasa (15/2/2022) petang hingga Kamis (17/2/2022) sore.
Selama ini, Ullah dan IAS hadir mendampingi putra mantan presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Mulai dari tiba di bandara, makan malam bersama Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
Kemudian membawakan kuliah umum di Kampus UNM, berkunjung ke Hanggar Talasalapang, hingga hadir pengukuhan guru besar kader Demokrat Jafar Hafsa di UNM.
Lantas siapa yang mendapatkan SK Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel dalam kunjungan kali ini?
Rupanya, kedua calon baik IAS maupun Ulla menepis hal tersebut.
Ullah mengatakan, kedatangan AHY tidak ada kaitannya dengan politik.
Ia menegaskan tidak ada pembahasan calon ketua DPD Demokrat Sulsel selama mendampingi AHY.
"Sama sekali kita fokus urusan ini di UNM, tidak ada urusan politik, tadi pagi kita hanya lomba lari, saya tidak bicara itu (calon Ketua Demokrat Sulsel) sama sekali," kata Ullah kepada Tribun di Gedung Pinisi UNM Kamis (17/2/2022).
Hal senada disampaikan oleh Ilham Arief Sirajuddin. Bagi IAS, AHY adalah simbol partai Demokrat.
Oleh karena itu, meski tidak datang dalam kapasitas sebagai ketum, IAS punya kewajiban mendampingi AHY selama di Makassar.
"Beliau biar bagaimanapun, walaupun datang bukan dalam konteks politik, kehadiran beliau sosok yang kita tokohkan, jadi kita ikut mendampingi," kata IAS.
Ditanya soal musda, IAS menyebut tahapan musda sudah selesai. Ia juga sudah memaparkan visi misi dan program terbaiknya dalam fit and proper test.
"Saya bilang proses musdsa sudah dilakukan,proses penetuan ketua DPD ada mekanisme diakhiri fit and proter test. Salah satu uji kemampuan calon ketua," katanya.
Lanjut IAS, uji kepatutan dan kelayakan adalah forum calon meyakinkan Ketua Umum tentang visi misi dan kapasitasnya.
IAS mengaku telah memberi gambaran, perspektif politik Partai Demokrat Sulsel dalam rangka menghadapi pemilu 2024.
Namun IAS meyakini AHY sudah punya penialainnya tersendiri siapa pilihannya. Ia meyakini pilihan itu berdasarkan indikator matang AHY.
Ia juga meyakini AHY sudah punya pilihan sebelum datang ke Makassar. Baginya kedatangan AHY ke Makassar tidak ada kaitannya dengan pemilihan ketua karena sudah dilakukan uji kepatutan dan uji kelayakan.
"Kalau saya diamanahkan, seperti ini program saya, itu harus saya yakinkan pada ketum, tapi ketum punya referensi, punya catatan terhadap kandidat," katanya.
"Waktu saya jelaskan ini secara detail, saya janjikan kursi DPRD kota, segini, provinsi segini, DPR RI segini dalam menghadapi pemliu 2024 kita mau ambil peran dan agenda pilpres seprti ini," sambungnya.
"Kita hadir di sini, tidak bisa mi diganggu pilihan ketum, pasti ada mi dikantongnya Ketum, beliau tidak mau diumumkan, karena beliau datang ke sini, ada agenda ini kuliah umum," pungkasnya. (*)