TRIBUN-TIMUR.COM - Bulan Ramadhan atau bulan puasa sebentar lagi.
Sebelum memasuki bulan ramadhan, biasanya banyak sekali amalan-amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan.
Namun, bagi umat muslim sudah menjadi kewajiban membayar utang puasa sebelum ramadhan tiba.
Baca juga: Besok Awal Rajab 1443 H, Berikut Niat Puasa Rajab, Puasa yang Dianjurkan bagi Umat Islam
Baca juga: Kapan Batas Waktu Sholat Subuh, Jika Bangun Pukul 6 Pagi Apakah Masih Bisa? Berikut Penjelasan UAS
Banyak pertanyaan seputar bolehkah berpuasa atau mengganti utang puasa atau gadha utang puasa di hari Jumat?
Bagaimana hukumnya dalam Islam?
Diketahui Hari Jumat adalah hari raya dalam Islam.
Menurut hadist, makruh hukumnya puasa di hari Jumat saja.
Pendapat ini merujuk pada hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
“Janganlah kalian puasa hari Jumat melainkan puasa sebelum atau sesudahnya,” (HR Al-Bukhari).
Puasa hari Jumat boleh asalkan sebelum atau sesudah hari Jumat juga berpuasa.
Ceramah Ustadz Abdul Somad
Menurut Ustadz Abdul Somad, dalam ceramahnya di YouTube "Puasa Hari Jum'at Bolehkah? Ustadz Abdul Somad" 6 Juni 2020.
"Tidak boleh berpuasa Jumat tunggal sendirian. Maka kalau berpuasa di hari Jumat dahului hari Kamis (jadi) Kamis - Jumat. Atau didahulukan hari Jumat besok ditambah hari Sabtu (jadi) Jumat - Sabtu".
Bacaan Niat
Jika tidak bisa, maka boleh melaksanakan Puasa Qadha pada hari Sabtu atau Minggu.
Puasa Qadha Ramadhan
Puasa Qadha Ramadhan adalah puasa wajib untuk mengganti Puasa Ramadhan yang ditinggalkan, misalnya karena haid atau berhalangan.
Adapun niat puasa Qadha bulan Ramadan adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu Shouma Ghodin 'an qadaa'in fardho ramadhoona lillahi ta'alaa
Artinya :
"Saya niat puasa esok hari karena mengganti fardhu Ramadan karena Allah Ta'ala".
Jika hanya ingin melaksanakan Puasa Rajab saja maka membaca niat:
Niat Puasa Rajab
Adapun niat puasa Rajab adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فِى شَهْرِ رَجَبِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma ghadin fi syahri rojabi sunatan lillahi ta'alaa.
Waktu Dilarang Puasa
Selain Jumat, berikut 8 waktu yang makruh dan dilarang puasa.
Berikut 9 larangan puasa bagi umat Islam selengkapnya:
1. Hari Raya Idul Fitri
Idul Fitri adalah hari kemenangan untuk seluruh umat muslim di dunia yang dimana sudah selama 1 bulan penuh menjalankan puasa Ramadhan.
Baca juga: Mimpi Bertemu dengan Orang yang Sudah Meninggal, Ustaz Khalid Basalamah Jelaskan Artinya
Baca juga: Pernah Mimpi Berhubungan Intim dengan Seseorang? Ustaz Khalid Basalamah Jelaskan Artinya, Waspada!
Puasa yang dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri ini merupakan puasa yang haram hukumnya.
2. Hari Raya Idul Adha
Pada tanggal 10 Dzulhijah adalah Hari Raya Kurban untuk semua umat muslim.
Pada saat tersebut, umat muslim disunahkan untuk menyembelih hewan kurban serta menyantapnya.
Diharamkan untuk berpuasa pada hari raya Idul Adha.
3. Hari Tasyrik
Umat Islam dilarang puasa pada hari Tasyrik yang jatuh dalam 3 hari berturut-turut sesudah Hari Raya Idul Adha yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijah.
Dari riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah mengutus Abdullah bin Hudzaifah agar mengelilingi Kota Mina serta menyampaikan jika,
“Janganlah kamu berpuasa pada hari ini karena ia merupakan hari makan, minum, dan berzikir kepada Allah.”
4. Hari Jumat
Hari Jumat adalah Hari Raya bagi umat Islam. Terdapat perbedaan pandangan ulama tentang Puasa di Hari Jumat
Ada yang menghukuminya makruh dan ada yang melarang berpuasa pada Hari Jumat.
Puasa Jumat Makruh apabila sebelum atau sesudahnya, yaitu Kamis atau Sabtu tidak melaksanakan puasa.
5. Syakban
Hari Syak adalah yanggal 30 Syakban dan apabila ragu sebab awal bulan Ramadhan yang belum terlihat hilalnya, maka ketidakjelasan itulah yang dinamakan dengan syak dan menurut syar’i umat muslim merupakan hari larangan untuk berpuasa.
Berpuasa pada hari tersebut diperbolehkan apabila untuk mengqodho puasa Ramadhan dan juga bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti puasa Senin Kamis dan juga puasa Daud.
Baca juga: Bolehkah Percaya Ramalan Zodiak dan Shio? Penjelasan Ustadz Somad dan Adi Hidayat
Baca juga: Kerap Jadi Perdebatan, Buya Yahya Jelaskan Hukum Merayakan Hari Valentine dalam Islam
6. Puasa Sepanjang Masa
Tidak ada anjuran atau saran bagi umat muslim dalam melakukan puasa sepanjang tahun.
Akan tetapi sebagai solusi maka diperbolehkan untuk melakukan puasa Daud yaitu sehari berpuasa, sehari berbuka dan begitu pun seterusnya.
7. Wanita Saat Haid atau Nifas
Wanita yang sedang berada dalam masa haid atau nifas juga sangat dilarang untuk berpuasa, bahkan hukum dari wanita yang menjalankan puasa pada saat sedang haid atau nifas adalah berdosa.
Akan tetapi, wanita yang mengalami haid atau nifas juga harus mengganti puasa tersebut dengan puasa pada hari lainnya.
8. Wanita Tanpa Ijin Suami
Sebelum menunaikan puasa sunnah, seorang wanita yang sudah menjadi istri haruslah mendapatkan ijin dari suami terlebih dulu. Apabila suami memberi ijin, maka istri baru boleh menunaikan puasa sunnah.
Akan tetapi jika suami tidak memberikan ijin namun puasa tetap dilakukan, maka suami memiliki hak untuk memaksa istri berbuka dan tidaklah halal untuk istri yang melakukan puasa tanpa mendapat ijin dari suami sementara suami ada disitu.
Ini disebabkan karena hak suami sangat wajib untuk dilakukan dan merupakan fardu untuk istri, sementara puasa hukumnya adalah sunnah dan kewajiban tidak boleh ditinggalkan demi mengejar sunnah semata.
(Surya.co.id/Pipit Maulidiya)