KAHMI Sulsel

Dua Eks Ketum Badko HMI Sulselbar Minta Muswil Kahmi Sulsel Tak Sekadar Bagi-bagi Jabatan

Editor: AS Kambie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Badko HMI Sulselrabar 2006-2008 Abd Razak Said dan Ketua Umum Badko HMI Sulselbar 2008-2010 Henni Handayani

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dua mantan Ketua Umum Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Badko HMI Sulselbar Abdul Razak Said dan Henni Handayani, meminta Musyawarah Wilayah (Muswil) KAHMI Sulsel tak sekadar jadi momentum bagi-bagi jabatan para alumni HMI.

Muswil KAHMI Sulsel dinilai perlu menjadi tempat lahirnya gagasan yang lebih revolusioner untuk kepentingan besar HMI khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Ketua Umum Badko HMI Sulselrabar 2006-2008 Abdul Razak Said meminta para peserta KAHMI Sulsel mengedepankan gagasan sebagai parameter dalam memilih presidium KAHMI Sulsel.

Menurut Abdul Razak Said, KAHMI Sulsel harus hadir untuk membesarkan HMI secara khusus dan juga kepentingan bangsa yang lebih besar.

"KAHMI tidak boleh hanya tempat bagi-bagi posisi dan jabatan bagi para alumni HMI. Apalagi dijadikan alat untuk kepentingan yang muaranya hanya untuk golongan tertentu dan jauh dari cita-cita besar HMI," kata Acha Araksa, sapaan akrab Abdul Razak Said, Kamis, 13 Januari 2022.

Alumnus Fakultas Hukum Unhas itu kini berkiprah di Jakarta.

Menurut Abdul Razak Said, KAHMI Sulsel harus mampu menciptakan momentum, bukan hanya hadir di saat momentum politik.

"Bermanfaat secara luas bukan hanya untuk Kahmi saja. Dan mampu membuka akses bagi kader kader yang telah selesai berproses di HMI," kata Abdul Razak Said.

Sementara itu, Ketua Umum Badko HMI Sulselbar periode 2008-2010 Henni Handayani menekankan pentingnya pengurus KAHMI Sulsel hadir menjembatani kepentingan kader untuk organisasi.

Bukan menjadikan KAHMI Sulsel sebagai alat untuk kepentingan pribadi pengurus.

"KAHMI ini harus membumi, tidak hadir seperti menara gading yang hanya mengandalkan nama besar organisasi. Apalagi jika menjadikan organisasi sebagai nilai tawar kepentingan pribadi," kata Henni Handayani.

Menurut Henni Handayani, sebagai alumni HMI, KAHMI Sulsel harus bertransformasi menjadi laboratorium gagasan untuk kepentingan bangsa dan kader HMI.

Untuk itu, alumni HMI yang bernaung di KAHMI Sulsel juga perlu membuka diri dengan kondisi dan kebutuhan zaman.

"Perlu kesadaran diri bagi yang generasi baby boomers (40-60-an) untuk mau membuka ruang kepada alumni muda yang memiliki gagasan dan pandangan yang lebih segar. Sehingga KAHMI menjadi lembaga yang lebih bisa menjawab kebutuhan dan tantangan zaman yang dihadapi para kader," jelas Henni Handayani.

Muswil KAHMI Sulsel 15-16 Januari 2022 diharapkan menampilkan pemandangan berbeda. Tidak lagi menjadi rutinitas periodik ajang kompromi kepentingan

"Muswil KAHMI Sulsel 15-16 Januari 2022 ini semoga akan menampilkan pemandangan berbeda. Tidak lagi menjadi rutinitas periodik yang hanya menjadi ajang kompromi kepentingan dan bagi-bagi posisi semata," kata Henny Handayani.(*)

Berita Terkini