Oleh: Firdaus Muhammad
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin dan Ketua Komisi Infokom MUI Sulsel
Sepanjang tahun 2021 ini, tercatat sejumlah ulama Sulawesi Selatan wafat.
Di penghujung tahun ini, sekiranya kita Kembali menengok peristiwa demi peristiwa laksana kaleidoskop, terasa sangat kehilangan.
Peristiwa wafatnya para ulama itu menyesakkan.
Sejumlah ulama Sulsel yang wafat tahun 2021 diantaranya, Anregurutta KH Sanusi Baco Lc, KH Nazaruddin Razak, KH Mochtar Adam, KH Iskandar Tompo, KH Syahrulyali, dan KH Nur Wakka.
KH Sanusi Baco ulama kharismatik rais Syuraih NU dan Ketua Umum MUI itu wafat 15 Mei 2021 dalam usia 84 tahun.
Baca juga: Cakap Digitalisasi dengan Toleransi Beragama
Demikian halnya, wafatnya KH. Nazaruddin Razak tokoh Muhammadiyah dan pengurus MUI itu berpulang.
Para ulama tersebut wafat ditengah kerinduan masyarakat sosok teladan yang ikhlas mendidik umat.
Wafatnya KH Sanusi Baco sangat menyesakkan, sehari setelah Idul Fitri dan sakitnya hanya hitungan hari.
Beliau masih hadiri Salat Idul Fitri tampak sehat namun tiba-tiba terasa sakit perut dan dibawa ke rumah sakit lalu tersiar kabar beliau wafat.
Bagi masyarakat Sulsel, wafatnya beliau menjadikan kehilangan sosok ulama murah senyum.
Dikisahkan, hampir setiap hari tamu-tamu datang berbagi cerita ihwal masalah dan meminta solusi serta didoakan.
Suatu ketika, ada seorang wanita datang menemuinya, Tamu itu hendak diceraikan oleh suaminya, orang kaya yang terpandang dengan status sosial membanggakan
Wanita tersebut tiba-tiba merasa terpuruk akibat bahtera perkawinannya retak berantakan.
Dalam kondisi batin yang disesaki masalah, mendorongnya untuk bertamu, bahkan berhari-hari, di kediaman Anregurutta KH Sanusi Baco Lc.
Dengan penuh kesabaran, kadang didampingi istri, beliau menjamu tamu tersebut. Tidak jarang ia dianggap sebagai saudaranya sendiri karena keakraban yang mulai terjalin.
Demikian pula yang dirasakan ibu tersebut yang perlahan-lahan merasakan kedamaian dan kesejukan hati Anregurutta.
Hari-hari tanpa jemu, ia bertemu sang kiai di kediamannya. Bagaimana Anregurutta menghadapinya dan mengurai permasalahannya?
Setiap hari tamunya itu disuguhi nasehat melalui kisah demi kisah yang sasarannya untuk wanita tersebut secara tidak langsung.
Pada awal-awalnya kedatangannya, ia selalu tampak murung. Wajah menggantung kesedihan yang dalam.
Namun seiring waktu, ia datang dan pulang dari kediaman beliau dengan wajah ceria dan selalu tersenyum. Semua tamunya pulang dengan tersenyum.
Keteladanan KH Sanusi Baco tercermin dari satunya kata dan perbuatan.
Sikap amanah dalam menjalankan tugas tercermin dari tanggung jawabnya. Kini beliau telah wafat.
Sepertinya tepat apa yang diucapkan Pak Jusuf Kalla saat melepas Anregurutta ke peristirahatan terakhirnya, Ahad 16 Mei 2021, bahwa tugas beliau adalah berdakwah dan itu ditunaikannya hingga akhir hayat.
Beliau pergi dengan senyumannya yang khas, seakan berkata, “Tugasku Sudah Selesai!”(*)