TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Perayaan tahun baru menjadi salah satu momentum yang dinantikan masyarakat.
Berbagai cara yang dilakukan dalam merayakan malam pergantian tahun baru ini, baik berkumpul bersama keluarga, teman kantor, sahabat, maupun kerabat lainnya.
Tetapi, sudah dua tahun, pergantian tahun diwarnai dengan duka dengan hadirnya pandemi covid-19.
Pengalaman sebelumnya, virus corona makin ganas usai libur Natal 2020 dan tahun baru 2021.
Puncak gelombang pandemi terjadi saat itu, kasus harian meningkat, begitu juga angka kematian.
Tahun ini, pemerintah tak mau kebablasan, perayaan Nataru harus benar-benar dikawal dengan baik.
Melibatkan semua stakeholder, mulai dari pemerintah, TNI-Polri, hingga lapisan masyarakat.
Berikut wawancara eksklusif Tribun Timur bersama dengan Plt Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Ade Indrawan.
- Bolehkah warga merayakan malam tahun baru?
Pada prinsipnya sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri, tahun baru ini kita mengimbau agar di rumah saja, tidak ada lagi namanya konvoi, pawai, atau acara lain.
Bukan berarti kita tidak boleh bersenang-senang, tetapi kerumunan harus dicegah.
- Apa alasan pemerintah melarang masyarakat merayakan tahun baru?
Karena itu bisa mengumpulkan massa yang banyak, tentunya sangat riskan, kita menghindari penularan virus corona.
- Bagaimana dampaknya jika warga tak mematuhi kebijakan pemerintah?
Sangat rawan adanya klaster baru, apalagi omicron sudah ada di Indonesia, dan menjangkit 40an warga, ini sudah ada di depan mata kita. Makanya kami dari kepolisian mengimbau agar di rumah saja.
- Bagaimana jika ada warga yang melanggar, adalah sanksinya?
Kita akan menempuh jalan yang lebih persuasif, memberikan penerangan kepada masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan kerumunan, kita harus sadar itu dan kami akan meminimalisir terjadinya pengumpulan dengan upaya preventif maupun represif yang sifatnya mendidik.
- Berapa persen kesiapannya?
Kami siap untuk sama-sama menyambut tahun baru dengan aman, sehat, mudah-mudahan tidak ada lonjakan.
- Sejauh ini, upaya upaya kepolisian untuk mencegah hal tersebut?
Saat ini kami menjalankan operasi lilin untuk pengamanan Nataru. Dimulai sejak 23 Desember hingga 2 Januari, jadi selama 10 hari kita patroli.
- Berapa jumlah personel yang diturunkan?
Jumlahnya berkisar 4600 personel, polri sekira 2.400, dan TNI-Polda 2400 lebih, tersebar di seluruh provinsi Sulsel alias 24 kabupaten kota.
- Beberapa titik atau posko yang disediakan?
Ada 60 pos pengamanan disiapkan di seluruh Sulsel, kemudian ada 31 pos pengamanan dan dua pos terpadu. Pos ini lebih kepada edukasi ke masyarakat, mengajak masyarakat patuh prokes. Bukan swipping kendaraan supaya tidak terjadi klaster.
- Apakah ada pelarangan mudik?
Berdasarkan Inmedagri No 66 tahun 2021, kita tidak boleh melakukan penyekatan, kita tetap memberi kebebasan kepada masyarakat, yang dilarang adalah membuat kegiatan yang mengumpulkan banyak massa.
Virus adalah musuh yang tidak kelihatan, salah satu pencegahannya harus menahan diri dan menjaga diri sendiri.
- Bagaimana dengan ASN?
Khusus ASN, TNI, Polri memang ada larangan cuti dan izin dari tanggal 24 hingga 2 Januari.
Masyarakat yang lain dibolehkan selama menjaga prokes yang baik.
- Dimana saja titik pengamanan yang difokuskan?
Tempat keramaian, di Makassar misalnya di Pantai Losari, dan mal.
- Apa saja imbauan wajib jelang tahun baru?
Kami mengimbau saat pergantian tahun baru ayo mengisi kegiatan di rumah, tidak boleh ada arak-arakan yang mengumpulkan orang banyak, bermain petasan, membuat acara, mari bersabar hindari kegiatan itu. Mari bersama menekan laju covid-19.
- Apa tantangan yang dihadapi sejauh ini?
Pada pelaksanan pengamanan Nataru kali ini, kendala yang dihadapi adalah kesadaran masyarakat bahwa covid betul ada, masih ada yang menganggap hoaks. Buktinya sudah banyak korban baik yang sakit maupun meninggal dunia.
- Adakah inovasi dari Humas Polda Sulsel terkait larangan tahun baru?
Kita memiliki SDM di bidang multimedia, kita buat meme untuk mengimbau masyarakat agar taat prokes, pimpinan selalu berharap mudah-mudahan tahun baru ini tak ada lonjakan kasus.
- Adalah upaya lain dalam mencegah penyebaran virus corona?
Salah satunya dengan kegiatan vaksinasi, diharapkan vaksinasi Sulsel bisa capai 70 persen sebelum pergantian tahun.
Salah satu cara memutus transmisi covid adalah vaksinasi, makanya vaksinasi harus digenjot oleh daerah, ini sudah kita lakukan sejak awal. Kalau semua tervaksin maka masyarakat akan lebih terhindar dari pandemi covid-19.
- Apakah ada kegiatan vaksinasi jelang akhir tahun?
Kita siapkan gerai vaksin jauh-jauh hari, dan terus berlanjut hingga hari ini.
- Berapa progres vaksinasi saat ini?
Dari informasi yang saya dapat vaksinasi sudah capai 67 persen, sedikit lagi kita capai target. Semoga bisa sampai 70 persen.(Tribun-Timur.com)