TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Sopir truk pengangkut sampah harus antre berjam-jam demi membuang sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sopir truk sampah, Makkeratang Dg Tammu mengatakan antrean untuk membuang sampah sudah terjadi sejak satu minggu terakhir.
Penyebabnya karena ada alat berat pengurai sampah rusak.
“Antrean sudah satu minggu terjadi, penyebabnya alat berat yang rusak,” katanya kepada tribun-timur, Senin (8/11/2021).
Ditambah untuk menurunkan sampah dari truk Tangkasaki harus dilakukan secara manual, berbeda dengan truk sampah yang menggunakan tongkang. Sisa diturunkan saja.
Belum lagi truk sampah yang mengantre sejak malam, kadang baru membongkar sampah kalau pagi. Ini menambah antrean.
Ia mengaku, untuk membuang sampah di TPA Antang, harus antre hingga tiga sampai empat jam.
“Harus antre tiga sampai empat jam,” ucapnya.
Kendati demikian, ia menjalaninya tanpan beban. Bau menyengat dari TPA sudah menjadi hal biasa baginya.
“Kalau urusan bau, sudah terbiasa. Jika pulang tinggal mandi dan pakaian langsung direndam,” sebutnya.
Pengawas UPTD TPA Antang, Samsir mengatakan, antrean disebabkan adanya alat berat yang rusak.
“Ada alat berat yang rusak,” ungkapnya.
Untuk mengurai sampah tiap harinya ada delapan alat berat yang beroperasi secara bergantian 1x24 jam.
Namun, itu belum bisa mengurai sampah yang masuk. Sebab sampah tidak masuk lagi secara perjam, melainkan perdetik dan permenit.
“Ada empat beroperasi siang dan empat beroperasi malam untuk mengurai sampah,” sebutnya.
Samsir menyampaikan, lahan TPA Antang seluas 16,8 hektar sudah tak mampu lagi menampung sampah 14 kecamatan di Kota Makassar.
Setiap hari volume sampah yang masuk mencapai 950 ton hingga 1.000 ton. Di lain sisi luas TPA Antang sejak 1992 tidak pernah bertambah.
“Per hari volume sampah masuk meningkat terus. Pernah dievaluasi, volumenya 950 ton sampai 1.000 ton. Sementara luas lahan sejak 1992 hanya 16,8 hektar, tak pernah ada penambahan lahan” jelas Samsir.
Dalam mengurai sampah, kata dia, rencana pemerintah akan menambah lahan TPA seluas empat hektar. Sementara sudah mau pembebasan lahan. Nantinya akan berdiri Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS)
“Pemerintah sudah ada rencana pembebasan lahan empat hektar untuk PLTS,” ucapnya.
KTU UPTD TPA Antang, Sawaluddin untuk mengurasi sampai saat ini, pihaknya hanya mencari titik terendah di TPA Antang. Sampah yang baru tiba, langsung dibuang di tempat tersebut.
Ia juga meminta kepada pemerintah supaya ada penambahan alata berat untuk beroperasi dalam mengurai sampah di TPA Antang.
“Kita berharap ada penambahan alat berat yang bisa beroperasi di Antang,” tutupnya.