KataNone

Segarnya Es Teh Serai Usai Santap Rawon Bu Atik

Penulis: Kaswadi Anwar
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Program #KataNone menghadirkan langsung Owner Rawon Bu Atik, Sugiarti, Kamis (28/10/2021).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Irman Yasin Limpo (None) kembali hadir dalam program #KataNone untuk memberi ruang kepada pelaku usaha UMKM Makassar.

Live #KataNone disiarkan langsung di YouTube Tribun Timur dan Facebook Tribun Timur Berita Online Makassar, Kamis (28/10/2021) malam.

Kata None adalah program inisiasi None dan Tribun Timur untuk saling menguatkan UMKM, saling bertemu meski melalui jaringan virtual dan berbagi di masa pandemi Covid-19.

Di episode kali ini,#KataNone mengangkat tema Rawon Bu Atik, Makan Rawon Autentik Tak Perlu ke Jawa Timur.

Menghadirkan langsung Owner Rawon Bu Atik, Sugiarti.

Ia mengatakan usaha makanan rawon di inisiasi oleh anak ketiganya.

Usaha rawon baru dirintis pada April lalu. Harganya Rp 30 ribu per porsi.

Sudah bisa menikmati nasi, rawon, telur, sambal dan jeruk. 

Rawon Bu Atik menggunakan daging yang kualitas bagus dan bumbu lokal.

Biasanya, rawon buatannya dinikmati dengan es teh serai atau es jeruk. Harganya Rp 7 ribu per botol.

Menurut dia, es teh serai dan jeruk sangat segar setelah memakan daging.

"Mampu menetralisir rawon yang sudah dimakan," tuturnya.

Untuk pelanggan rawon dari Bu Atik dari beberapa wilayah di Kota Makassar. Utamanya kalangan mahasiswa kedokteran.

Rencananya dia ingin mengembangkan usahanya. Namun, masih terkendala biaya besar untuk menyewa tempat.

"Maunya ada cabang, tapi kita lihat kemungkinan apakah bisa. Kita mau maju lebih baik," ucap perempuan yang bekerja sebagai dosen ini.

Bu Atik menyampaikan, dalam membuat rawon, meski bahan sama, akan tetapi ada proses dilewati maka rasanya akan berbeda.

Terpenting, bumbu dan daging digunakan hari segar. Nanti sisa meramunya untuk menciptakan tekstur sesuai keinginan.

Ditambah harga yang terjangkau, sehingga semua orang bisa menikmati.

"Harga harus murah, agar kita bisa berbagi, orang mampu membeli dan mencicipi. Biar sedikit untung asal terus berkelanjutan itu kan bagus juga. Bisa menjadi kuliner favorit semua," pungkasnya.(*)

Berita Terkini