Bincang Bola Virtual

Anco Jansen Banyak Bermain Melebar Saat Lawan Arema, Pengamat: Pahami Keinginan Striker

Penulis: Kaswadi Anwar
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar dan Panglima LAJ, Uki Nugraha saat jadi pembicara Bincang Bola Tribun Timur, Selasa (7/9/2021).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penampilan striker anyar PSM Makassar, Anco Jansen menjadi sorotan suporter.

Banyak suporter menilai sebagai striker permainan pemain 32 tahun ini terlalu melebar. Tidak berada dalam area pertahanan lawan.

Bahkan banyak bertanya, kenapa Anco terkadang mengambil eksekusi bola mati baik tendangan bebas maupun dari tendangan sudut.

Panglima Laskar Ayam Jantan, Uki Nugraha mengatakan dengan postur tubuh dimiliki Anco Jansen, harusnya dia berduel menyudul bola.

Kalau perlu melepaskan tendangan first time jika mendapatkan umpan crossing yang bagus.

Dia memiliki postur tubuh di atas rata-rata pemain PSM lain.

Anco Jansen juga mengambil eksekusi bola mati.

Padahal masih ada beberapa pemain yang bisa, seperti Rasyid Bakri, Sutanto Tan dan Pluim.

"Wajar juga muncul pertanyaan seperti itu. Strategi apa dipakai, apakah instruksi pelatih atau bagaimana. Kami orang awam, penikmat bola suporter bola, pasti pikirannya ke situ. Yang tinggi dipasang sebagai striker untuk duel bola udara," ujarnya dalam Bincang Bola Tribun Timur, Selasa (7/9/2021). 

Pria akrab disapa Daeng Uki ini berharap, kekurangan di pertandingan pertama bisa dievaluasi untuk jadi lebih baik di pertandingan kedua.

Liga ini berlangsung panjang. Harus pelan-pelan kemudian tancap gas.

Diakui semua tim Liga 1 juga masih meraba-raba kekuatan masing-masing.

PSM pun persiapannya minim. Hanya uji coba dengan yang levelnya masih di bawah sehingga tak bisa jadi acuan.

"Kalau kita uji coba dengan tim selevel kita tahu kekuatan pertahanan tim. Karena beda serangan didapatkan dengan tim di Liga 1," katanya.

"Begitu pun dengan tekanan striker. Uji coba bisa cetak banyak gol, tapi  tekanan yang didapatkan ketika di Liga 1 beda," bebernya.

Buktinya, striker susah masuk ke dalam lini pertahanan lawan karena mendapatkan pengawalan ketat pemain Arema.

Sementara pertahanan PSM mendapat beberapa kali ancaman lewat Carlos Fortes.

Bisa mengelabui dua hingga tiga pemain PSM.

"Di depan diharapkan ada perubahan di pertandingan berikut lawan Madura sehingga bisa meraih kemenangan. Kita harus meraih tiga poin untuk menutup kekurangan poin di laga perdana," ucap Daeng Uki.

Sementara pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar mengatakan ketika merekrut seorang striker harus ditahu keinginannya.

Misal, dia senang bola atas, senang bola terupas. Itu harus dipahami dulu.

"Kalau kita pahami itu baru kita desain, karena pasti itu dipakai saat latihan," katanya.

Sama dengan siapa yang mengambil tendangan sudut.

Tentu ada alternatif pertama, kedua dan ketiga. Itu diulang setiap melakukan taktik unit. Semua itu harus didesain.

Jika striker di depan tidak diberikan apa yang dia mau pasti sulit.

Sebab lawan, ketika bola lepas dan berhasil direbut pasti langsung menjaga striker.

"Kalau dia punya ruang tidak ada pasti kesusahan," terang pelatih yang membawa PSM juara Liga Indonesia 1999-2000 ini.

Maka dari itu rekan setimnya harus paham. Striker ini kelebihannya kalau ada ruang, ada space atau diberikan terupas kemudian datang secara sporadis.

"Tapi kalau temannya tidak mengerti dengan keinginan striker, maka seperti tadi kadang lari keluar. Jadi harus kita pahami. Kita beli striker karena ada kemampuan," tandasnya.(*)

Berita Terkini