Jaringan XL Hilang dan Tak Ada Koneksi? Ini Penjelasan Manajemen XL Axiata

Penulis: Sukmawati Ibrahim
Editor: Ina Maharani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang teknisi melakukan pemeliharaan perangkat Base Transceiver Station (BTS) milik XL Axiata di salah satu menara di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Rabu (28/4/2021).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pelanggan XL Axiata di wilayah Makassar keluhkan jaringan yang error.

Mereka mengaku tak bisa mengakses data internet.

Alhasil, sulit mengirim dan menerima pesan WhatsApp.

Seperti dikeluhkan Edi karyawan swasta.

"Ada yang mengalami jaringan XL Axiata gangguan di Makassar," tulisnya, Sabtu (14/8/2021) pukul 13.36.

Demikian pula dengan Reni, perempuan asal Takalar juga tak bisa menerima dan mengirim pesan gegara data internet XL Axiata error.

Di samping itu, deretan status sejumlah pengguna XL Axiata di Kota Makassar keluhkan jaringan yang error.

Corporate Communicatons XL Axiata East Region, Ibnu Syahban menanggapi hal ini.

Ia menjelaskan, terjadi gangguan teknis pada jaringan XL Axiata di sebagian kecil wilayah di Indonesia.

Area yang dimaksud ialah, Surabaya, Denpasar, Makassar, Banjarmasin dan sekitarnya.

Gangguan ini berdampak pada menurunnya kualitas layanan. 

"Saat ini tim jaringan kami di lapangan sedang berupaya melakukan penanganan agar layanan dapat segera kembali normal," katanya pada Tribun Timur melalui pesan WhatsApp, Sabtu (14/8/2021).

"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi," tuturnya.

Laik 5G

Sebelumnya, diumumkan  XL Axiata lolos Uji Laik Operasi (ULO) untuk menggelar jaringan 5G di Indonesia.

Kelolosan ULO 5G tersebut tertuang dalam Surat Keterangan Laik Operasional (SKLO) yang diterima manajemen XL Axiata pada Kamis (12/8/2021) lalu.

Melalui penerbitan SKLO Layanan 5G tersebut, maka layanan jaringan, serta seluruh sarana dan prasarana 5G telah selesai dibangun XL Axiata secara teknis dinyatakan siap beroperasi.

Layanan jaringan 5G ini dilakukan pada pita frekuensi 1800 MHz atau 1,8 GHz, dengan lebar pita 20 MHz dalam rentang 1807,5 MHz sd 1827,5 MHz.

Diketahui, XL Axiata memiliki 56 juta pelanggan ditopang 156 ribu BTS, termasuk lebih dari 65 ribu BTS 4G.

Jaringan 4G LTE XL Axiata terus diperluas dan sudah mencapai 458 kota/kabupaten di berbagai wilayah di Indonesia.

 XL Axiata juga terus berinvestasi untuk jaringan fiber, transmisi, backhaul, modernisasi jaringan, dan berbagai upgrade jaringan lainnya untuk meningkatkan stabilitas, kapasitas jaringan serta kualitas layanan data. 

Pendapatan XL Naik

PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) meraih pertumbuhan kinerja di sepanjang kuartal kedua 2021.

Prestasi ini ditandai dengan diraihnya kenaikan total pendapatan sebesar 8 persen menjadi Rp 6,73 triliun, meningkat dibandingkan kuartal pertama tahun ini (QoQ).

Selain itu, EBITDA juga tumbuh 8 persen QoQ, dengan marjin lebih dari 50 persen.

Pada kuartal kedua ini, perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp 395 miliar atau naik 23 persen QoQ.

Kenaikan laba memberikan kontribusi pada total laba bersih semester pertama tahun ini sebesar Rp 716 miliar.  

Demikian disampaikan Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini dalam rilis resminya.

Ia mengatakan, di tengah pandemi dan kompetisi industri yang penuh tantangan di sepanjang kuartal kedua 2021, secara umum XL berhasil meningkatkan kinerja bisnis dengan meraih pertumbuhan menggembirakan di sejumlah aspek.

Pencapaian positif ini tidak terlepas dari dari keberhasilan penjualan dan kenaikan trafik yang kami raih di sepanjang periode Lebaran lalu.

"Pada saat yang bersamaan, kami terus fokus melakukan digitalisasi di semua lini bisnis dan Operational Excellence, termasuk menekan biaya untuk mempertahankan tingkat profitabilitas serta meningkatkan efisiensi," katanya, Kamis (5/8/2021).

"Kami juga menawarkan produk-produk yang tepat sesuai kebutuhan pelanggan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data analytics untuk melakukan upselling melalui saluran penjualan omni channel yang kami miliki," sambungnya.

Dian membeberkan, di sepanjang semester 1 2021, perseroan berhasil mengurangi beban operasional sebesar 2 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (YoY).

"Penurunan biaya operasional tersebut terjadi pada  biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya sebesar -22 persen YoY, terutama karena interkoneksi lebih rendah sebagai akibat dari penurunan trafik layanan legacy (SMS dan voice)," bebernya.

Selain itu, biaya tenaga kerja juga turun -6 persen YoY karena revisi provisi remunerasi.

Biaya infrastruktur turun sebesar 13 persen
YoY.

Sementara untuk biaya pemasaran meningkat 31 persen YoY.

Lebih jauh dipaparkan, pada sisi jaringan, XL Axiata juga terus melakukan perluasan jaringan data pita lebar ke berbagai pelosok Nusantara, terutama di wilayah luar Jawa.

Selain itu, proses fiberisasi juga terus diperluas untuk meningkatkan kualitas layanan data.

Hingga akhir semester 1 2021 ini, perseroan berhasil meningkatkan jumlah total BTS menjadi 156.709 unit, atau naik 12 persen YoY.

Jumlah BTS 4G naik menjadi 65.658, dari 49.744 di periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara untuk area yang terlayani 4G mencapai total 458 kota atau kabupaten.

"Dari sisi produk, pada kuartal kedua 2021, perseroan meluncurkan produk baru, salah satunya paket XL SATU Fiber, yang merupakan pionir layanan konvergensi di Indonesia," paparnya.

Produk ini menggabungkan layanan seluler XL dengan layanan fixed broadband XL Home.

Sementara itu, upaya digitalisasi untuk meningkatkan penjualan produk-produk XL Axiata juga terus dilakukan.

"Mulai untuk mendeteksi kebutuhan setiap pelanggan berdasarkan profil penggunaan layanan, menyediakan tool digital yang memudahkan pelanggan dalam membeli produk, hingga penyediaan promo sesuai profil pelanggan," ujarnya.

Trafik Layanan Data Tumbuh 33% YoY

Menurut Dian, peningkatan kualitas dan jangkauan jaringan XL Axiata, penyediaan produk sesuai kebutuhan pelanggan, serta digitalisasi untuk peningkatan penjualan, telah berhasil mendorong meningkatnya trafik penggunaan data.

Tercatat, selama semester pertama 2021, total trafik layanan meningkat sebesar 33 persen YoY menjadi 2.963 Petabyte.

Peningkatan trafik ini mendorong meningkatnya pendapatan data.

Secara QoQ, pendapatan data di kuartal kedua 2021 meningkat sebesar 9 persen menjadi Rp 5,90 triliun. 

Tumbuhnya pendapatan data tersebut mampu meningkatkan besaran kontribusi terhadap total pendapatan layanan menjadi sebesar 94 persen.

Meningkatnya kualitas layanan secara umum juga turut berkontribusi pada meningkatnya jumlah pelanggan.

Hingga akhir kuartal kedua 2021, tercatat total jumlah pelanggan meningkat menjadi 56,77 juta, dari sebelumnya sebanyak 56,02 juta di kuartal pertama.

Untuk ARPU blended juga meningkat dari Rp 35 ribu di kuartal pertama menjadi Rp 37 ribu di kuartal kedua.

Tingkat penetrasi smartphone, berhasil meningkat dari 90 persen di kuartal pertama menjadi 91 persen di kuartal kedua.

Dian mengklaim Neraca perusahaan saat ini juga tetap sehat dengan saldo kas yang relatif tinggi.

Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar Rp 1,91 triliun.

Kemudian, manajemen perseroan juga mampu mempertahankan tingkat kesehatan neraca dengan tingkat utang bersih yang terkelola dengan baik dan stabil.

Besar utang bersih meningkat sebesar 19 persen YoY, menjadi Rp 8,09 triliun.

Untuk rasio utang bersih terhadap EBITDA juga masih baik mencapai 0,6x. Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi USD.

Sebesar 71 persen dari pinjaman yang ada saat ini berbunga floating dan pembayarannya dikelola hingga dua tahun ke depan.

Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, XL Axiata telah membelanjakan capex yang lebih besar.

"Hingga akhir semester 1 2021, capitalized capex meningkat 22 persen YoY menjadi Rp 4,57 triliun," tuturnya. (*)

Berita Terkini