Stadion Mattoanging

Kabar Terbaru Stadion Mattoanging, Sudah Masuk Tahap Pembahasan di KUA-PPAS 2022

Penulis: Muhammad Fadhly Ali
Editor: Suryana Anas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman bersama Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari meninjau lokasi pembangunan perluasan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Senin (982021).
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memutuskan melanjutkan pembangunan Stadion Mattoanging Andi Mattalatta Makassar.
Rencananya, lelang dini akan dilakukan akhir tahun ini. 
Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari mengatakan, di Gedung DPRD, sudah masuk tahapan pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2022.
"Tentu terkait Stadion Mattoanging penganggarannya di 2022, sudah tercantol di KUA-PPAS Pokok 2022," katanya ditemui usai meninjau proyek perluasan Bandara Sultan Hasanuddin, Senin (9/8/2021) siang.
"Semua kita di DPRD, ini (Stadion Mattoanging) menjadi yang utama. Teman-teman di DPRD akan juga ikut bagaimana ini bisa terealisasi seperti apa yang diharapkan masyarakat," tambahnya.
Pembahasan KUA-PPAS 2022 dimulai awal Agustus.
"Kita berharap, pertengahan bulan ini paling lambat kita penetapan, penandatanganan KUA-PPAS Pokok 2022, lalu kita masuk pada pembahasan KUA-PPAS Perubahan 2021," jelasnya.
Sementara itu, Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman memastikan proses lelang dini akan di lakukan akhir tahun, supaya pemenang pembangunan konstruksinya bisa didapatkan pada awal tahun.
"Kita sudah proses dokumen, setelah dokumen masuk lelang dini. Lelang dini di akhir tahun," katanya ditemui di sela Deklarasi Wajib Vaksinasi di Bandara Sultan Hasanuddin, Senin (9/8/2021).
"Buat teman-teman suporter, ini kita sudah ada detail dan sebagainya, dan nanti kita lelang dini. Ketua DPRD juga sudah ada pembicaraan awal, itu saja didengar, diingat," tambah Andi Sudirman.
Menurut lelaki kelahiran Bone itu, pembangunan Stadion Mattoanging bertahap.
"Pertama bangun tapak bawah, sudah ada penganggarannya kita siapkan klop untuk lelang dini yah, jadi akhir tahun kita lelang dini, dan di awal tahun sudah bergerak jalan, karena belum ada penganggaran kalau belum ada di DPA (Dokumen Penggunaan Anggaran)," jelasnya.
 
Penjelasan Kadispora
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sulsel, Andi Arwien Azis mengatakan, pihaknya siap memenuhi kebutuhan dokumen untuk pelaksanaan lelang dini tahun ini.
Sehingga awal tahun 2022 sudah bisa berkontrak dengan pemenang lelang konstruksi.
"Rencana pembangunan stadion Mattoanging dengan sebelumnya melakukan penyusunan additional design sampai saat ini tidak ada masalah dan sudah siap untuk memenuhi kebutuhan dokumen," ucap Andi Arwin Azis lewat pesan WhatsApp, Jumat (6/8/2021) lalu.
Pembangunan stadion berkapasitas 20 ribu penonton ini akan menggukaan metode desain and build atau konstruksi rancang bangun. 
"Ini desain and build (rancang dan bangun), tidak perlu desain ultimate (final). Cukup basic design," tuturnya.
Kata Arwin, dengan menggunakan design and build akan lebih fleksibel. Artinya tidak butuh desain lengkap atau rampung, karena sewaktu-waktu desainnya bisa berubah.
"Makanya tidak harus dikejar-kejar design lengkapnya, karena yang dibutuhkan untuk lelang dini dan pembangunan dengan metode design and build itu hanya basic design," ulasnya.

Anggaran Bongkar Rp 1,3 Miliar

Stadion Mattoanging dirobohkan, Rabu (21/10/2020) lalu. Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dan Ilhamsyah Mattalatta kala itu menjadi saksinya.

Badan Keuangan dan Aset Daerah Sulawesi Selatan (BKAD Sulsel) telah melelang pembongkaran Stadion Mattoanging dengan nilai aset Rp 1,3 miliar.

Sayang saat Kepala BKAD Sulsel Muhammad Rasyid dimintai tanggapan terkait hal tersebut, tidak membalas pesan WhatsApp dan telepon.

Kepala Bidang Aset BKAD Sulsel, Murniati mengungkapkan, pihaknya telah menyelesaikan proses lelang pembongkaran Stadion Mattoanging. Pemenangnya adalah perusahaan asal Kota Semarang, Jawa Tengah.

Ia menyebutkan, Stadion Mattoanging dilepas dengan nilai Rp 1,3 miliar.

Naik sedikit dari harga penawaran Rp 1,2 miliar. Dalam waktu dekat, proses pembongkaran akan segera dimulai.

“Perusahaan dari Semarang itulah yang akan melakukan proses pembongkaran dalam waktu dekat,” ujarnya, Kamis (15/10/2020).

Pemprov Sulsel, lanjut Murniati mengharapkan pembongkaran dilakukan dalam kurun waktu dua bulan saja.

Sebab, proses rehabilitasi menuju stadion berstandar FIFA tengah digenjot sesuai permintaan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.

“Kami sudah minta pemenang lelang segera melakukan persiapan untuk pembongkaran termasuk membayar hasil lelang ke Pemprov Sulsel sesuai ketentuan,” jelasnya.

Seperti yang diketahui, Gubernur Nurdin Abdullah telah melakukan penandatanganan perjanjian pinjaman daerah dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) pada Rabu (14/10/2020.

Sebagian pinjaman itu akan digunakan untuk pembangunan DED, Amdal, Amdalalin, dan Konstruksi Stadion Mattoanging.

Plt Kepala Bappelitbangda Sulsel, Junaedi mengatakan, pinjaman Pemprov Sulsel sudah mengakomodir beberapa anggaran perencanaan pembangunan International Mattoanging Stadium.

Namun untuk anggaran konstruksi akan dikucurkan pada tahun 2021.

“Tapi semua salinan kelengkapan mulai dari Amdal, Amdalalin, DED, dan Manajemen Konstruksi harus dilaporkan. Jadi usulan Rp 1 triliun untuk stadion tetapi terbuka sesuai perjanjian dengan PT SMI,” ungkapnya.

Sebelumnya, Gubernur Sulsel direncanakan melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) untuk selanjutnya dilakukan pembongkaran. Setelah pembongkaran selesai, proses rehabilitasi akan terus berjalan dalam dua tahun anggaran.

“Rehabilitasi Stadion Mattoanging harus terus jalan. Groundbreaking dan pembongkaran harus dilakukan secepat mungkin,” katanya.

Proyek Rehab Stadion Mattoanging yang menggunakan Pinjaman Rp 1 T:

- Rehab Stadion Mattoangin (DED): Rp 27.876.015.000

- Rehab Stadion Mattoangin (AMDAL) Rp 750.000.000

- Rehab Stadion Mattoangin (AMDALALIN) Rp 250.000.000
- Rehab Stadion Mattoangin (MK) Rp 4.060.000.000.

Sejarah Stadion Mattoanging

Sebagai penanda sejarah, Stadion Makassar dibangun dan dikerjakan sejak 16 Agustus 1955, sehari jelang Hari Ulang Tahun X Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dalam buku Kenang-Kenangan ini secara ringkas tergambar.

Pada triwulan II tahun 1952 dengan bertempat di Gubernuran Makassar dilangsungkannya suatu pertemuan besar.

Hadir dalam pertemuan itu Gubenrnur Sulawesi Soediro yang menghasilkan penetapan komsposisi dan Personalia Dewan Pengawas berikut Dewan Pengurus Yayasan Stadion Makassar. Naskah pembentukannya dibuat dimuka Notaris Mr. J. Ph. De Korte pada 13 Juli 1952, dengan Akta No.2.

Adapun susunan Dewan Pengawas (pertama) berdasarkan akta tersebut terdiri dari :

1. Soediro (Gubernur Sulawesi),

2. Kol. Gatot Soebroto (Panglima TT VII),

3. A.D. Sjahruddin (Walikota Makassar),

4. Kapten W.E. Sumanti (Komd. K.M.K Makassar),

5. J. Sopabeheluwakan (Kepala Jawatan Pajak negeri),

6. M. saleh Dg. Mattinri (Kantor Sosial Prosul),

7. Ong Tiong Bie, 8. Mr. J. C. Juta.

Mengenai perencanaan bangunan stadion dibuat oleh Ir J. Th. Droop dari Pekerjaan Umum Kota Besar Makassar dan seluruh tanggung jawab pekerjaan berada dalam pimpinan Direksi Pembangunan Stadion.

Usaha pembangunan stadion dilakukan dengan melalui program bertahap. Langkah pertama yang ditempuh dengan mencari lokasi tanah/lapangan dan mencari sumber-sumber keuangan. Dewan Pengurus Yayasan Stadion yang sejak awal terbentuk belum dapat mengintensifkan pekerjaan pembangunan karena masih terhambat keuangan yang diperkirakan menelan jutaan rupiah disamping lokasi pembangunan yang belum ada.

Dewan Pengurus yang telah diperlengkapi untuk kali kedua, baru dapat menemukan tempat pembanguna stadion yaitu lapangan PTT Mattoanging. Area ini terletak antara Jalan Cenderawasih dan Jalan Dr. Ratulangi. Besarnya anggaran untuk pembangunan stadion ini mula-mula ditaksir kurang lebih 15 juta rupiah.

Peristiwa Bersejarah

Sejarah panjang Stadion Mattoanging menyimpan catatan bersejarah yang patut diketahui. Peletakan batu pertama kalinya dilakukan Gubernur Lanto Daeng Pasewang (16 Agustus 1955), pengcangkulan pertama oleh Kolonel Warouw (Panglima TT VII), pembongkaran pertama dengan bulldozer oleh Walikota Makassar A.D. Sjahruddin, dan pembacaan do’a oleh KH Ramli.

Peletakan batu pertama Stadion Makassar dilakukan melalui suatu upacara.

Diiringi dengan beberapa amanat/sambutan antara lain dari Gubernur Sulawesi. Lanto Daeng Pasewang dan Ketua Yayasan Stadion Makassar, J.L. Manusama.

Kalau ada suatu evenement (peristiwa yang tidak pasti) yang bersejarah di dalam pertumbuhan olahraga di Sulawesi, maka pembangunan stadion olahraga di Kota Makassar adalah dasar terpenting. Gubernur Sulawesi Andi Pangerang Daeng Rani mengungkapkan hal tersebut saat menyambut pembangunan Stadion Makassar waktu itu.

Andi Pangerang Pettarani menjadi Gubernur Sulawesi yang terakhir ketika itu. Selanjutnya berganti menjadi Sulsel. Periode Andi Pangerang Petta Rani Sadion Mattoanging diresmikan pada 6 Juli 1957, dua bulan jelang pembukaan PON IV di Makassar. Istri Gubernur AP. Pettarani juga dikenang sebagai orang pertama yang membuka pintu gerbang stadion.

Jika benar stadion Mattoanging akan direhabilitasi, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah pantas dikenang. Setelah sebelumnya Lanto Daeng Pasewang tercatat sebagai peletak dasar pembangunan Stadion Mattoanging.

Gubernur Sulawesi ketika itu Lanto Dg. Pasewang diabadikan sebagai orang yang meletakkan batu pertama pembangunan Stadion Makassar. Stadion Mattoanging telah menjalani berbagai perkembangan dan denyut sepakbola Kota Makassar. Sudah saatnya stadion ini ditingkatkan kualitas dan kapasitasnya, demi menjawab antusiasme para penggila bola Makassar. PSM Makassar, tak harus lagi menjalani liga dengan musafir. Ditangan Nurdin Abdullah-lah kita nantikan spirit sejarah sepakbola Makassar untuk dikenang. (*)

Berita Terkini