TRIBUNMAROS.COM, MAROS - Selain di Perbatasan Gowa-makassar, razia masker rupanya juga dilakukan dibatas Kota Makassar-Maros, Sulawesi Selatan.
Sejumlah aparat gabungan pun diturunkan untuk razia masker kali ini.
Padal Regu Satu Posko Perbatasan Maros-Makassar, Iptu Mansyur mengatakan posko dijaga oleh petugas gabungan sebanyak 24 orang.
"TNI delapan orang, polisi delapan orang, Satpol PP dua orang, tenaga kesahatan tiga orang, Dishub tiga orang," katanya saat ditemui tribun-timur.com di pos perbatasan Maros-Makassar, Kamis (5/8/2021) siang.
Posko tersebut akan dijaga selama 24 jam.
"Jadi nanti akan ada pergantian shift. Sehingga posko akan terus dijaga selama 24 jam oleh Satgas," sambungya.
Petugas akan mengawasi pengendara yang abai protokol kesehatan.
"Kalau ada pengendara yang tidak menggunakan masker akan kita tahan dan diminta untuk melakukan swab antigen," tuturnya.
Apabila hasil pemeriksaan negatif, maka pengendara akan diminta untuk melanjutkan perjalanannya.
Namun, jika pengendara tersebut reaktif, maka akan diminta melakukan pemeriksaan di puskesmas terdekat.
Kemudian diminta untuk melakukan isolasi mandiri dikediamannya.
"Selain itu, pengendara juga akan diberi masker sebelum melanjutkan perjalanannya," tutupnya.
Diketahui, posko pemeriksaan ini muncul setelah meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Kota Makassar.
Salah satu akibatnya yakni masyarakat yang mulai abai mematuhi protokol kesehatan.
Untuk itu, diharapkan dengan adanya posko pemeriksaan ini dapat meningkat kesadaran masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.
Perbatasan Makassar-Gowa
Aparat gabungan TNI Polri melakukan pemeriksaan pengendara tak bermasker di Jl Sultan Alauddin Perbatasan Makassar-Gowa, Kamis (5/8/2021) siang.
Pantauan tribun-timur.com pukul 11.18 Wita, pengendara motor yang tidak memakai masker diberhentikan petugas.
Tak sedikit pengendara motor yang diberhentikan.
Petugas yang melakukan pemeriksaan terdiri dari aparat kepolisian, TNI, brimob bersenjata lengkap, dinas perhubungan, satuan polisi pamong praja, dan petugas kesehatan.
Petugas memasang papan bertuliskan Razia Protokol Kesehatan Dalam Rangka Penerapan PPKM Level IV Kota Makassar.
Petugas melakukan pemeriksaan sejak pukul 08.00 Wita.
Pengendara yang tidak pakai masker dirapid antigen dan didata identitasnya.
Pemerintah memberlakukan PPKM Level 4 di Kota Makassar.
Sebelumnya Wali Kota Makassar Danny Pomanto dan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan menggagas pembentukan pos perbatasan di Makassar-Gowa.
Pos perbatasan itu digagas dalam pertemuan di kediaman pribadi Danny Pomanto, Jl Amirullah, Kecamatan Mamajang, Selasa (3/8/2021) pagi.
Dalam pertemuannya, mereka menyepakati untuk membentuk posko perbatasan.
Meskipun kata Adnan, pihaknya sudah lebiu dulu mendirikan posko serupa.
"Kita sudah sepakat membentuk posko2 di setiap perbatasan. Nanti kami juga kerahkan personel untuk jaga perbatasan. Kami akan serahkan komando ke TNI-Polri, diback-up Satpol PP," ujar Danny.
Alasannya menyerahkan komando posko perbatasan ke TNI-Polri, sebab Danny menilai, TNI-Polri lebih tepat untuk memimpin pos perbatasan
"Kenapa kami serahkan ke TNI Polri, karena kalau Pemerintah Kota yang tegas, biasanya ada resisten dari masyarakat. Tapi kalau yang tegas itu TNI-Polri biasanya masyarakat lebih bisa terima," jelasnya.
Sehingga Pemerintah Kota nantinya bisa berfokus melakukan tracing dari rumah ke rumah.
"Nanti kami bergerilya di rumah-rumah. Jadi kami akan rapat bersama TNI-Polri untuk membicarakan hal ini, karena butuh persiapan-persiapan khusus," terangnya.
Dalam pertemuannya, mereka juga membahas terkait sinkronisasi pembatasan jam oprasional bagi pelaku usaha.
Sebab, sebelumnya terjadi ketidak cocokan dalam praktik penerapan PPKM antara Makassar dan Gowa.
"Seperti kemarin, kami tutup pukul 19.00 Wita ternyata Makassar bisa buka sampai 22.00 Wita. Padahal Makassar level 4 sementara Gowa cuma level 3," ujarnya.
Sehingga hal tersebut membuat masyarakat di Gowa menjadi bingung,
"Masyarakat bingung, kenapa Gowa lebih ketat padahal levelnya di bawah Makassar," jelasnya.
Bagaimanapun kata Adnan, 45 persen masyarakat Gowa beraktivitas di Makassar.
"Jadi kita harus samakan persepsi, supaya masyarakat tidak bingung," katanya.
Sehingga hal tersebut membuat masyarakat di Gowa menjadi bingung.(*)