TRIBUN-TIMUR.COM - Masih ingat dengan kabar hilangnya data genetik tentang kasus Covid-19 pada masa awal pandemi di kota Wuhan?
Di tengah melonjaknya kembali kasus Covid-19 di China kini muncul kembali data tersebut.
Beberapa orang curiga dengan hilangnya data yang tidak dapat dijelaskan sebelumnya itu.
Hilangnya data disebabkan oleh kelalaian.
Namun, ada pula yang berspekulasi bahwa hilangnya data tersebut memang disengaja untuk menutupi sesuatu.
Akan tetapi, tampaknya hilangnya data kasus awal Covid-19 di Wuhan itu, memiliki penjelasan yang jauh lebih biasa.
Dilansir dari IFL Science, Rabu (4/8/2021), pada Juni 2021, ditemukan bahwa sejumlah data urutan genetik virus SARS-CoV-2.
Data itu diambil dari kasus awal Covid-19 yang mewabah di Wuhan telah dihapus dari database yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mempelajari kejadian luar biasa.
Hilangnya data kasus awal Covid-19 di Wuhan itu, pertama kali disoroti dalam makalah pra cetak yang ditulis Dr Jesse Bloom, seorang ahli virologi di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson.
Dia menemukan bahwa pada akhir Maret 2020, para ilmuwan di Wuhan University pernah memublikasikan urutan genetik kasus awal Covid-19 di database daring terbuka yang dijalankan National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat pada akhir Maret 2020.
Data yang sama juga ditemukan dalam data mentah dari sebuah makalah yang diterbitkan oleh para ilmuwan di Wuhan University dalam jurnal Small pada Juni 2020.
Namun, Dr Bloom mendapati bahwa urutan data kasus awal Covid-19 Wuhan itu menghilang dari database NIH.
Seorang juru bicara dari NIH juga mengkonfirmasi bahwa para ilmuwan dari Wuhan University meminta agar urutan genetik tersebut ditarik dari database pada Juni 2020.
Di tengah hangatnya perdebatan seputar asal-usul Virus Corona penyebab Covid-19, kabar tentang hilangnya urutan genetik ini pun memicu cukup banyak perhatian media.
Apalagi dalam laporannya, Bloom juga menulis bahwa "kemungkinan urutan genetik dihapus untuk mengaburkan keberadaannya"
Setelah berbulan-bulan lamanya, sisi lain dari cerita ini pun akhirnya muncul ke permukaan.
Seorang reporter kantor berita Xinhua, Zichen Wang, yang meliput tanggapan China mengenai kejadian ini mengklaim motif sebenarnya di balik penghapusan data kasus awal Covid-19 di Wuhan.
Menurut dia, penjelasan tentang hilangnya data tersebut sebenarnya sangat membosankan.
Penjelasan hilangnya data Covid-19
Dalam blog-nya Pekingnology, Zichen mengungkapkan hasil wawancaranya dengan para peneliti di Wuhan University dan isi konferensi pers wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional China terkait kontroversi ini
Para peneliti berkata bahwa mereka telah menyerahkan makalah yang asli kepada editor di jurnal Small, lengkap bersama paragraf yang merujuk pada data urutan genetik di database NIH.
Namun, paragraf tersebut dihilangkan oleh para editor Small pada saat proses penelaahan, karena dianggap berlebihan dari yang dibutuhkan.
Hasil draf yang telah diedit kemudian dikirimkan kembali ke para peneliti Wuhan University.
Melihat paragraf tersebut telah dihapus dari makalah, para peneliti menganggap tidak perlu lagi untuk menyimpan data urutan kasus awal Covid-19 dalam database NIH.
Pasalnya, tanpa adanya tautan ke makalah tersebut, data tersebut dianggap seperti "lalat tanpa kepala".
"Tidak akan ada yang tahu asosiasi data tersebut, mungkin setelah beberapa waktu, bahkan kami sendiri tidak akan dapat menemukan datanya, karena tidak ada tautan.
Jadi kami meminta datanya dihapus," kata para ilmuwan China kepada Zichen.
Penjelasan ini juga dikonfirmasi oleh para editor di jurnal Small.
Mereka telah meminta maaf atas dampak yang telah ditimbulkan, dan menambahkan catatan beserta koreksi yang kini berisi tautan ke kumpulan data yang pernah hilang.
Para editor Small menulis, "Dalam artikel awal yang diterbitkan, paragraf Data Availability dari bagian eksperimental salah dihapus selama proses penyuntingan.
Kumpulan data pengurutan asli telah dikirim ke pusat data China National Center for Bioinformation GSA dengan nomor aksesi CRA004499,".
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sempat Hilang, Data Kasus Awal Covid-19 di Wuhan Muncul Lagi, Ada Apa?"