Kata None

Mishana Chips, Kripik Pisang Kekinian dengan Tujuh Varian Rasa

Penulis: Siti Aminah
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Live #KataNone menghadirkan owner Mishana Chips disiarkan langsung di YouTube dan Facebook Tribun Timur, pukul 20.00 Wita Kamis (29/7/2021).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Irman Yasin Limpo (None) kembali hadir dalam program #KataNone untuk memberi ruang kepada pelaku usaha UMKM kota Makassar.

Live #KataNone disiarkan langsung di YouTube dan Facebook Tribun Timur, pukul 20.00 Wita Kamis (29/7/2021).

Kata None adalah program inisiasi None dan Tribun Timur untuk saling menguatkan UMKM, saling bertemu meski melalui jaringan virtual dan berbagi di masa pandemi Covid-19.

Di episode kali ini,#KataNone menghadirkan Owner Mishana Chips, Muhammad Idris.

Mishana Chips merupakan camilan kripik pisang yang diolah langsung oleh Idris dan istrinya, Tiffani.

Mishana Chips adalah brand yang diambil dari gabungan awalan nama anaknya'Mishari' (Misha) dan banana (na yang artinya pisang.

Mulanya, Mishana Chips bernama Tif's Chips, yang artinya dapur Tiffani (nama istri Muhammad Idris).

Usaha ini dirintis bersama saat pandemi covid-19 2020 lalu.

Dimana Idris kala itu menjadi salah satu korban PHK akibat pandemi covid-19.

"Saya dulu kerja sebagai karyawan di salah satu hotel di Makassar," beber Idrus.

Karena itu, Idrus harus mencari cari lain agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya bersama istri yang sedang hamil saat itu.

Kebetulan, orang tua Idris pedagang buah di pasar, termasuk menjual pisang.

Ia berinisiatif untuk mengolah pisang tersebut jadi kripik berdasarkan saran dari mertua dan iparnya.

"Awalnya hanya kripik biasa, belum dikemas dengan baik," ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, Idris dan istri melakukan inovasi hingga mengemas dagangannya dengan tampilan menarik.

Mulanya hanya standing pouch biasa sekarang packagingnya sudah lebih berwarna.

Soal rasa, kripik buatan pasutri ini tidak kalah dengan produk ternama lainnya.

Rasanya, gurih, renyah dan dilengkapi tujuh varian rasa sesuai selera konsumen.

Mulai dari rasa original, barbeque, balado, pedas manis, coklat, greentea, dan keju 

"Waktu awal menjual hanya ada tiga rasa, pedas manis, original dan asin manis," tutupnya.

Kripik lokal ini seharga Rp15 ribu.

Pemesanan bisa melalui Instagram @mishana_chips.

Ada banyak tantangan dalam merintis usaha kripik ini kata Idris.

Pertama kali melapak dagangannya di pasar pagi, mulai subuh hingga pukul 10.00 WITA, hanya dua bungkus yang laku.

Kini dagangannya sudah banyak diminati konsumen dengan mengandalkan promosi di sosial media dan relasi.

"Selain di online kita juga jual offline, di toko-toko," ucapnya.

Sebagai pelaku UMKM, Idrus aktif mengikuti pelatihan-pelatihan.

Dari situ ia mendapat banyak ide untuk mengembangkan bisnisnya.

Hanya saja, ia menilai pemerintah masih kurang dalan memfasilitasi tumbuh kembang UMKM lokal.

Karena itu, ia berharap pemerintah bisa menyasar UMKM secara merata agar bisa bangkit di era pandemi sekarang ini.

Idrus menaruh harapan besar untuk usaha kripiknya. Ia berharap memiliki rumah produksi sendiri dan go internasional.

"Kalau bisa sampai internasional, karena pandemi bukan jadi penghalang. Saya yakin rezeki itu tidak tertukar," tutupnya. (*)

Berita Terkini