TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Di akhir 90-an atau pada awal tahun 2000 nama Hendro Kartiko dan Ansar Abdullah menjadi idola para suporter PSM kala itu.
Namun, ada satu lagi kiper tim Laskar Pinisi yang turut menjadi bagian dari tim bersejarah ini, namanya Budiman Buswir.
Namanya memang tak sementereng Hendro Kartiko atau Ansar Abdullah, apalagi Budiman kala itu masih berstatus pemain muda, dan juga kiper ketiga tim.
Setelah sebelumnya bermain untuk PSM Junior, Budiman kemudian promosi ke PSM senior pada tahun 1997-1998.
Semusim kemudian ia mencoba peruntungan di tim Persijatim. Hanya satu musim disana ia kembali lagi ke PSM.
Saat masih aktif menjadi pemain PSM, momen yang sulit dilupakan Budi - sapaan akrabnya yakni ketika timnya menghadapi Persija Jakarta.
Waktu itu yang menjadi momen penting perebutan posisi puncak klasemen grup wilayah Timur.
"Tanding di Senayan, itu pertandingan terakhir kita sama-sama kejar juara grup wilayah timur.
“Minimal seri PSM juara. Hasilnya kita draw 0-0 dan akhirnya juara grup," katanya.
Ia juga sempat merasakan momen mengangkat trofi Ligina, termasuk ketika bermain di kompetisi Liga Champions Asia.
Putuskan Pensiun
Sayangnya, karir sebagai pesepakbola tak bisa ia rasakan lebih lama, di usia 32 tahun, ia memutuskan gantung sepatu karena menganggap kondisinya yang sudah tidak fit.
Lalu, seperti mantan pemain kebanyakan, Budiman mencoba melanjutkan karir sebagai pelatih.
Ia sempat berkolaborasi bersama mantan rekan setimnya dulu, Yusrifar Jafar menangani tim Perssin Sinjai yang kala itu bermain di kasta ketiga yakni Liga 3.
Duet keduanya sukses mengantarkan tim berjuluk Kuda Jantan promosi ke divisi dua Liga Indonesia.
Berkat keberhasilan tersebut, ia mendapat tawaran mendampingi Robert Rene Alberts di PSM pada 2016.
Berkat sosok Budiman Burwir-lah mengorbitkan kiper andalan PSM saat ini, Syaiful dan Hilman Syah.
Keberadaan dua kiper muda ini membuat manajemen PT PSM merasa tak perlu lagi mendatangkan kiper senior berpengalaman.
Bagi Budiman, putra daerah punya potensi. Mereka hanya butuh kepercayaan saja.
"Kiper lokal kita sudah patut ditampilkan, tak perlu lagi ambil kiper dari luar.
“Pengalaman dan jam terbangnya Hilman dan Syaiful sudah bisa," sebutnya.
Seiring waktu, Budiman Buswir menilai kedua kiper ini terus mengembangkan kemampuan dan menambah pengalaman tanding.
“Intinya beri kepercayaan kepada pemain lokal kita,” tambahnya.
Sebelumnya Budiman Buswir terpilih jadi pelatih kiper PSM Makassar pada tahun 2015.
Ia menggantikan Hermansyah yang memilih tak bergabung lagi dalam tim kepelatihan PSM Makassar musim tersebut.
"Berdasarkan penilaian pelatih kepala, Kita pilih Budiman Buswir jadi pelatih kiper," jelas Direktur Teknik Sumirlan kepada Tribun Timur, Selasa (27/1/2015).
Budiman Buswir adalah mantan pemain PSM Makassar pada awal tahun 2000-an.
Saat itu adalah pertama kalinya Budiman menangani klub profesional. Sebelumnya, ia menangani tim PSM U21.
Ia menggantikan Hermansyah yang memilih hengkang dari PSM.
Kabarnya, tak harmonisnya komunikasi dalam tim pelatih membuat, Hermansyah memilih mundur.
Mengabdi di SSB Bangau Putra
Pada tahun 2018, Budiman Buswir kembali ke klub masa kecilnya, SSB Bangau Putra.
Disana ia menjadi pelatih tim kelompok usia U-16 dan U-19.
Ia merasa bahagia bisa kembali mengabdi di SSB Bangau Putra, Sekolah Sepakbola yang juga tempat masa kecilnya mengasah bermain bola.
Kendati sempat mendapat tawaran menjadi pelatih kiper dari salah satu klub Liga 1 yang kemudian tawaran itu ditolaknya.
Tak ada rasa penyesalan, selain karena masih ingin berada di tanah kelahiran, ia juga tak bisa jauh dari keluarga.
Anak-anaknya masih kecil. “Jadi untuk sekarang saya maunya di sini saja dulu,” ujarnya singkat.
Sembari tetap menjaga harapan, kelak ia bisa mengabdi lagi untuk PSM, klub yang membesarkan namanya.
Dan doanya terwujud ketika di Liga 1 musim 2020 Budiman Buswir dipanggil menjadi pelatih kiper PSM Makassar.
Bahkan pengabdiannya di PSM berlanjut hingga di Liga 1 musim 2021 ini.
Hanya saja kompetisi hingga kini belum bergulir karena masih menunggu kejelasan dari PSSI dan PT LIB, serta dari BNPB.
(Fahrizal Syam)