Tribun Luwu Utara

Tidak Ada Jembatan, Warga Baebunta Selatan Luwu Utara Terpaksa Bayar Pincara untuk Menyeberang

Penulis: Chalik Mawardi
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pincara yang digunakan warga untuk menyeberangi Sungai Rongkong di Desa Beringin Jaya, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (29/6/2021).

TRIBUNLUTRA.COM, BAEBUNTA SELATAN - Baebunta Selatan merupakan sebuah kecamatan baru di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Kendati berada di wilayah dataran, kecamatan ini tergolong tertinggal dari kecamatan lain.

Sebagian desa di wilayah ini belum menikmati infrastruktur jalan dan jembatan yang memadai.

Misalnya pada wilayah perbatasan Desa Beringin Jaya dan Desa Lembang-lembang.

Akses jalan di wilayah tersebut sangat tidak memadai.

Air kerap kali merendam badan jalan hingga tidak bisa dilalui.

Akibat dari curah hujan tinggi dan meluapnya air Sungai Rongkong.

Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya jembatan penghubung antar desa.

Sehingga masyarakat yang ingin ke ibu kota kecamatan terpaksa menggunakan jasa penyeberangan pincara.

"Kalau kita mau ke kantor camat atau puskesmas, terpaksa naik pincara karena tidak ada jembatan," kata warga Idris saat ditemui tribun-timur.com di Desa Lembang-lembang, Selasa (29/6/2021) siang.

Idris menuturkan, biaya sekali menyeberang Rp 5.000.

"Kalau pulang balik kita siapkan RpĀ 10.000," katanya.

Dikatakan, dulunya ada jembatan gantung yang menghubungkan antara Desa Beringin Jaya dan Desa Lembang-lembang.

Namun jembatan gantung tersebut sudah lama hanyut dihantam banjir.

"Dulu, tapi sudah lama sekali ada jembatan, tapi sudah hanyut," katanya.

Idris hanya berharap pemerintah bisa memperhatikan kampung mereka.

Selain perbaikan infrastruktur, dia juga berharap banjir bisa teratasi.

"Sebenarnya tanah di kampung kami subur, cocok untuk pertanian, tapi karena sering banjir sehingga pendapatan petani merosot. Banjir juga merusak jalan dan jembatan," tuturnya.(*)

Berita Terkini