TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kalla Group sukses menggelar Kalla Talks, Senin (21/6/2021) kemarin.
Edisi kali ini dihadiri langsung Founder Kalla Group, Jusuf Kalla.
Ia berbagi inspirasi dan pengalaman secara langsung kepada seluruh karyawan di
Saoraja Ballroom Wisma Kalla.
Tema yang diangkat kali ini pun sangat menarik, yaitu The Art & Wisdom of Leadership.
JK sapaan karib Jusuf Kalla, banyak berbagi terkait bagaimana mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
Ia mengaku banyak berlajar dari orang Jepang.
Jika berhadapan dengan mereka, pasti bawa kertas.
Di kertas itulah, membuat pola dan matriks sederhana terkait perencanaan hingga kesimpulannya.
"Orang Jepang itu tidak pernah dengan tangan kosong kalau berbicara. Saya juga begitu, mesti ada kertas agar bisa dibikin simpel," katanya melalui rilis yang diterima Tribun Timur, Selasa (22/6/2021).
"Saya juga baru bisa bekerja dan lebih gampang menjelaskan kepada staf apabila ada tulisan. Inilah salah satu yang saya lakukan sebelum mengambil keputusan," sambungnya.
Tiap keputusan bagi Jusuf Kalla juga mesti memakai intuisi.
Namun, intuisi yang berdasar dan memiliki hitungan.
Minimal sudah ada jumlah investasi, dapat margin berapa, dan memiliki time schedule kapan.
"Saya pasti punya catatan kapan mulai, kapan jadinya. Harus dengan data-data, lalu mengambil kesimpulan bahwa ini yang saya pilih karena menghasilkan yang baik," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, seorang pemimpin harus memiliki wawasan pengambilan keputusan yang kuat.
Meskipun tak semua keputusan yang benar, kadang ada hal yang keliru.
Mereka akan selalu diperhadapkan dengan risiko, sedangkan semua keputusan akhir itu ada pada tangan pemimpin.
"Karena selalu ada risiko besar untuk mendapatkan keuntungan yang besar. High risk, high gain. Tidak ada untung besar, risiko kecil. Tetapi, itu perlu perhitungan juga, jangan risiko melulu," kata Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia ini.
Terbuka ke Bawahan
Jusuf Kalla juga mengungkapkan, salah satu ciri kepemimpinan yang baik adalah keterbukaan kepada bawahan.
Sejak ia meniti karier dari pengusaha, direksi, menteri hingga Wakil Presiden selalu mendengarkan staf dengan cara selalu makan siang bersama.
Tak hanya makan bersama, JK juga sering beribadah dan berolahraga bersama staf.
Pada kesempatan itulah mereka bisa membahas dan mengusulkan apa saja.
"Anak buah akan hormat kepada kita ketika ada masalahnya, kita yang tanggung jawab. Jangan kalau baik, mengaku saya yang ambil keputusan. Tetapi kalau tidak baik, mengaku anak buah yang ambil keputusan. Kalau seperti itu, anak buah akan sulit respect kepada pemimpin," ujarnya.
Menurutnya, pemimpin memang harus mengambil keputusan cepat dan tepat serta berani mengambil risiko.
Tidak berani mengambil risiko, tidak akan mampu menjadi pemimpin yang baik.
Sebelum membuat keputusan, juga tentu harus paham akan masalahnya.
"Saya merasa dalam pengambilan keputusan tidak ada yang sulit karena saya selalu hitung. Itulah mengapa muncul tagline lebih cepat lebih baik," tutur Ketua Palang Merah Indonesia ini. (*)
Laporan Wartawan Tribun Timur @umhaconcit