Tribun Wiki

Patah Hati, Pria Pinrang Ini Daftar Tentara, Kini Pilot TNI Angkatan Laut

Penulis: Nining Angraeni
Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapten Laut (P) Faisal Mulia, S.S.T.Han memegang foto almarhum Ayahnya

TRIBUNPINRANG.COM, WATANG SAWITTO - Warga asal Pinrang, Kapten Laut (P) Faisal Mulia, S.S.T.Han, menjadi pilot TNI Angkatan Laut (AL).

Total empat jenis pesawat yang berhasil Faisal terbangkan. Mulai dari jenis Piper Archer DX 28-181, Tobago-10, Bonanza G-36, hingga Casa 212-200 Aviocar.

Faisal mengaku dirinya tidak pernah bercita-cita menjadi prajurit TNI.

Setelah lulus dari SMA Negeri 1 Pinrang, ia hanya ingin melanjutkan usaha percetakan Ayahnya. 

Laki-laki kelahiran 1989 ini bercerita, jika menjadi seorang prajurit TNI itu adalah keinginan ayahnya.

"Lulus SMA itu saya mau lanjutkan usaha percetakan ayah saja. Tapi ternyata beliau punya pandangan lain," kata Chucu sapaan akrabnya kepada Tribunpinrang.com, Kamis, (10/06/2021).

Hal itu bermula ketika Ayahnya menawarkan Faisal untuk jadi tentara.

"Ayah bilang ke saya kalau jadi tentara itu tidak ada uangnya. Tapi bisa bikin bangga orangtua," tuturnya.

Padahal saat itu ia tidak ada niat sama sekali untuk menjadi TNI dan Polisi.

Saat itu, ia berniat merantau ke Makassar dan mendaftar di Universitas Hasanuddin jurusan Kesehatan Masyarakat.

"Saya daftar itu karena ada perempuan yang saya kejar. Tapi ternyata perempuan itu sudah ada yang mau lamar," bebernya.

Faisal pun kembali ke kampung halaman dan menganggur satu tahun.

Berawal dari patah hati tersebutlah, Faisal kemudian mengiyakan kemauan Ayahnya dan bertekad untuk mendaftar TNI.

"Saya ke Makassar lagi agar fokus latihan untuk persiapan seleksi pendaftaran," ujar anak pertama dari H Aladin Nasma dan Hj. Muliana Aladin.

Saat pendaftaran dimulai, ada 500 orang yang mendaftar pada saat itu.

Faisal mampu melewati para pesaingnya hingga bertemu dengan delapan orang yang kemudian dibentuk dua grup berisikan empat orang. 

"Saya waktu itu ada empat orang yang dikirim ke Malang. Saya masih ingat ada orang Tator dan ada orang Gowa," bebernya.

Sampai di Malang, banyak komandan yang tidak percaya kalau Faisal bisa lolos dengan background pekerjaan ayahnya yang hanya wiraswasta.

"Diantara empat ini, ada dua orang yang memang bapaknya tentara. Jadi sewaktu saya ditanya pekerjaan orangtua saya, komandan tersebut tidak percaya," ujarnya. 

Ia kemudian ditanya mengenai motivasinya mengikuti TNI ini.

"Saat itu saya jujur kalau saya tidak bercita-cita jadi Tentara. Tapi saya mau banggakan ayah saya di daerah," jawabnya.

Sewaktu di Malang, Faisal meraih urutan pertama dengan nilai tertinggi di Sulawesi Selatan.

Ia kemudian seleksi pantukhir di Pusat dan bersaing seluruh anak di Indonesia.

"Alhamdulillah, dari 300 lebih orang saya termasuk orang yang lulus 100 orang," ungkapnya.

Faisal sempat mengira bahwa dirinya bakalan gagal. Lantaran sewaktu pantukhir ia tiba-tiba pingsan.

"Waktu pantukhir itu ruangan sangat dingin dan full AC. Dalam hati, saya bilang mungkin ini yang dinamakan orang kampung kena AC," ujarnya sembari tertawa.

Karena tidak tahan dengan hawa dingin, Faisal pingsan dan pada saat membuka mata ia sudah berada di ruangan kesehatan.

Datanglah seorang komandan bintang satu yang berceletuk 'calon tentara kok bisa pingsan'.

Faisal melihat kalau pada saat itu namanya dicoret pakai tinta merah.

"Sewaktu komandan tersebut keluar, disitulah saya menangis. Kalau saya tidak lulus, saya malu ketemu Ayah lagi," terangnya.

Tiba-tiba datanglah Laksamana Angkatan Udara, Jenderal bintang dua. Ia bertanya mengapa Faisal menangis.

Faisal pun menjawab kalau merasa dirinya tidak lulus.

Singkat cerita, sewaktu pengumuman ternyata Faisal lulus karena terbantu dari nilai akademis, jasmani dan psikologinya yang urutan kedua.

Tahun 2008 itu Faisal menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Laut yang berada di Surabaya selama tiga tahun.

Masa-masa pendidikan ia lewati dengan begitu sulit.

"Saking sulitnya saya pernah nangis di kamar mandi karena rindu keluarga. Saya bawa foto keluarga itu ke kamar mandi. Saya peluk sembari menangis. Pas foto itu jatuh, bingkainya pecah. Ternyata di belakang foto itu ada tulisan Mama saya," jelasnya.

"Disitu Mama saya berpesan, 'Jangan lupa salat mu, Nak. Kalau setiap ada sesuatu selalu berdoa. InsyaAllah anak Ical bisa sukses seperti orang-orang. Mama, Ayah, Vivi, Patra sayang sama Ical," terangnya.

Kekuatan tulisan itu menjadi penyemangat Faisal untuk bertahan di Akademi Angkatan Laut.

Dari 100 orang yang menempuh pendidikan, hanya 92 orang yang berhasil bertahan hingga akhir.

Setelah lulus, Faisal bertugas di KRI Teluk Cendrawasih dan dua kali mengabdi di Kapal Perang Amfibi Kawasan Timur.

"Di Angkatan Laut itu setiap dua tahun sekali kita di tes psikologi. Ternyata hasilnya saya lebih cenderung ke Pilot. Saya kemudian diperintahkan untuk mengikuti seleksi penerbangan TNI AL," ujarnya.

Lulusan Sekolah Penerbangan TNI AL tahun 2015 ini pun mengaku jika mentalnya terbentuk sewaktu menempuh pendidikan.

Mulai dari situ, Faisal kemudian menerbangkan berbagai jenis pesawat TNI AL.

Setiap kali Faisal menerbangkan pesawat, ia terlebih dulu berdoa.

"Istilahnya kita sudah menyerahkan diri ketika kita menerbangkan pesawat. Meskipun itu pesawat tua," ungkapnya.

Kaki kanan melangkah masuk di pesawat sembari mengucap doa 

"Saya selalu pakai Bahasa Bugis kalau hendak menaiki pesawat, 'Iko anggota ku, Paluttu ka'', Pasalama ka'. Yang artinya kamu adalah teman saya. Terbangkanlah saya, Berilah juga saya keselamatan," bebernya.

Kalau timnya berhasil menerbangkan pesawat, ia bakal melakukan tradisi guling-guling sebagai bentuk perayaan.

Selama berkarir di TNI AL, ada masa-masa berat yang dialami Faisal.

Ayahnya berpulang ke Rahmatullah pada Maret 2020.

"Sewaktu saya mendengar Ayah meninggal, itulah masa-masa paling berat. Selama ini saya jarang pulang, tapi setelah tahu ayah meninggal saya langsung ambil cuti,"kata Faisal sembari menangis.

Faisal tak bisa membendung air matanya saat bercerita mengenai almarhum ayahnya.

Ia berulang kali bilang andai saja jabatan atau pangkat bisa ditukar. Ia ingin ayahnya kembali hidup.

"Ayah sakit komplikasi. Dua tahun itu dia bawa sakitnya," ungkapnya.

Setelah masa berat itu, ia melanjutkan hidupnya dan tetap berkarir di TNI Angkatan Laut sampai sekarang.

Berikut biodata singkat Kapten Laut (P) Faisal Mulia, S.S.T.Han :

-Nama : Kapten Laut (P) Faisal Mulia, S.S.T.Han.

-TTL : Makasar, 05 Februari 1989

-Agama : Islam

- Anak pertama dari 3 bersaudara

- Bapak : Alm H. Aladin Nasma

- Ibu : Hj. Muliana Aladin.

- Riwayat Pendidikan

a. SD Inpres Bertingkat Pinrang.

b. SMP Neg. 1 Pinrang.

c. SMA Neg. 1 Pinrang.

d. Lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 2012.

e. Lulusan Sekolah Penerbangan TNI AL tahun 2015.

f. Pilot Pesawat TNI AL:

1. Piper Archer DX 28-181.

2. Tobago-10.

3. Bonanza G-36.

4. Casa 212-200 Aviocar.

Laporan wartawan Tribunpinrang.com, Nining Angreani.

Berita Terkini