TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jenazah terduga teroris MT alias Tamrin (49) telah diambil pihak keluarganya di Ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel,Jl Kumala, Kota Makassar, Kamis (15/4/2021) malam.
Pantauan di lokasi, pukul 21.30 Wita, jenazah dibawa dari dalam ruang Forensik ke ambulans menggunakan peti jenazah berwarna merah maroon kegelapan.
Diantara penggiring jenazah terlihat, keluarga almarhum.
Dari rombongan keluarga itu terlihat dua perempuan yang diduga satu diantaranya adalah istri Tamrin.
Juga terlihat pemuda diduga bernama Ramli (23), yang informasi diperoleh DNAnya dicocokkan dengan DNA Tamrin.
Begitu juga dengan tiga orang balita yang dua diantaranya diduga anak dari Tamrin dan satunya merupakan cucu dari almarhum.
Di dalam ambulans, terlihat Ramli dan seorang pria lainnya yang diduga menantu dari Tamrin.
Prosesi pengambilan jenazah itu, dikawal puluhan personel Brimob bersenjata Laras panjang.
Iring-iringan ambulans dikawal personel Brimob bermotor di bagian depan.
Disusul kendaraan Brimob SUV dan satu truk pengangkut personel tepat di belakang ambulans.
Informasi yang diperoleh, jenazah akan dimakamkan di Pekuburan Laikang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
MT tewas ditembak lantaran dianggap melakukan perlawanan yang membahayakan petugas.
Hal itu diungkapkan Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol E Zulpan.
"Pada saat akan diamankan, yang bersangkutan ini (MT) melakukan perlawan secara agresif," ujar Zuplan.
Perlawanan yang dilakukan kata Zulpan, dengan menyerang Tim Densus 88 menggunakan dua bilah parang.
"Menyerang petugas dengan menggunakan parang yang panjang, dua parang digunakan di tangan kiri dan kanan. Kemudian menyerang dengan membabi buta," ungkapnya.
Atas tindakan MT itu, lanjut Zuplan, Tim Densus 88 pun mengambil tindakan tegas terukur dengan melumpuhkan MT.
"Petugas mencoba menghentikan dengan memberikan peringatan, baik penyampaian petugas dan tembakan peringatan tidak dihiraukan," ungkapnya.
"Kemudian dengan terpaksa diambil tindakan tegas dan terukur yang mengakibatkan yang bersangkutan (MT) meninggal dunia," sambungnya.
Berselang beberapa saat, jenazah MT pun dibawa ke ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Jl Kumala, Makassar.
Pantauan di lokasi, saat tiba jenazah langsung ke ruang jenazah Forensik Dokpol.
Tidak berselang lama, jenazah dibawa ke luar menggunakan kereta mayat besi.
Mayat pun didorong ke bagian belakang gedung RS Bhayangkara, tepat di samping ruang Forensik Dokpol.
Belum diketahui tindakan medis yang akan dilakukan terhadap jenazah.
Namun, kata Kombes Pol E Zulpan, tidak ada tindakan medis yang dilakukan terhadap jenazah MT.
"Tinggal dihubungi pihak keluarganya, kan sudah meninggal, buat apa divisum dan diautopsi. Kan yang bersangkutan kan terduga teroris," ujarnya.
Dari penggerebekan itu, kata Zulpan, beberapa anggota keluarga MT turut diamankan untuk dimintai keterangan.
"Keluarganya ada dibawa diambil keterangannya, tapi tidak terkait. Ada empat atau lima orang. Iya (istri dan anak)," bebernya.
Penangkapan itu merupakan pengembangan kasus Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral, Makassar, Februari lalu.
Pasca aksi teror itu, Tim Densus 88 gencar melakukan penangkapan di sejumlah lokasi.
Belasan hingga puluhan orang yang diduga terkait jaringan Ansharut Dulah (JAD) telah diamankan dan dimintai keterangan terkait sepak terjangnya.