Tak Tega Beri Tahu Orangtua Saat Ditahan, Sari Labuna: Mereka Bilang Itu Sudah Konsekuensi

Penulis: Desi Triana Aswan
Editor: Waode Nurmin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sari Labuna aktivis dari Barisan Gerakan Rakyat (Bar-bar) yang pernah ditangkap dalam aksi Tolak Omnibus Law hadir dalam Ngobrol Virtual yang tayang langsung di channel Youtube Tribun Timur, Senin (22/3/2021).


TRIBUNTIMURWIKI.COM- Sari Labuna sempat terpikirkan dengan konsekuensi yang akan dilaluinya ketika memilih untuk aktif menjadi seorang aktivis.

Meski demikian, barang-barang tahanan ternyata tak ada dalam catatan sejarah hidupnya.

Ia hanya ingin mengambil peran untuk menjadi social of control dari pemerintahan dan menyalurkan aspirasi rakyat dengan utuh dan tulus.

Hal itu diungkapkannya dalam live Ngobrol Virtual Tribun yang tayang di channel Youtube Tribun Timur, Senin (23/3/2021).

Bahkan saat harus ditangkap pada 8 Oktober 2020 lalu, ia pun siap atas tantangan itu.

"Bagi saya ini yang harus saya jalani," jelasnya.

Baca juga: Masih Ingat Sari Labuna? Aktivis yang Ditangkap Karena Mengarak Keranda Puan Maharani, Kabarnya Kini

Seperti diketahui, ia ditangkap usai melakukan aksi unjukrasa menolak RUU Cipta Kerja.

Sebagai Jendral Lapangan, ia pun bertanggung jawab atas massa yang dibawanya.

"Kita semua satu komando, saya harus menjaga semua tetap kondusif. Tapi tetap saja, ini diluar dari strategi aksi yang kami lakukan," jelasnya.

Pada saat tertangkap, ia tak langsung mengabari sang orangtua terkhusus ibunya.

Sari khawatir akan kondisi psikologis sang ibu yang berada di Banggai itu.

Tentunya bisa saja kecewa atas apa yang menimpa anaknya.

Namun ternyata, setelah tiga hari dalam tahanan sang kakak dari Sari Labuna akhirnya mengabari sang ibu.

"Saya pikir ibu saya akan berat hati mendengar hal itu, tapi ternyata tidak," jelasnya.

Ibunya, sambung Sari, ternyata begitu mengerti atas peran dan konsekuensi yang di lakukan anaknya selama ini.

"Mereka bilang bahwa itu sudah konsekuensi memilih jalan sebagai aktivis, kalau tidak di hilangkan, di tahan, atau bahkan terancam di bunuh," tuturnya.

Mendengar keikhlasan sang ibu, membuat Sari tak begitu khawatir dan sedikit legah.

Ia pun bertekad untuk terus membuktikan dirinya mampu terus berkarya walau dalam tahanan.

Terbukti ia berhasil menyusun Karya Tulis Ilmiahnya tepat waktu.

Berita Terkini