TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Delapan pemuda yang menamakan diri Simpul Pergerakan Mahasiswa dan Pemuda (SPMP), berunjukrasa di Jl Sultan Alauddin, Makassar, Senin (15/3/2021) sore.
Unjuk rasa itu terkait rencana kedatangan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, di Kota Makassar, 18 Maret mendatang.
Dalam orasinya, mereka menolak rencana kedatangan RI 1 itu di 'Kota Daeng'.
Penolakan itu ditandai dengan pembakaran ban bekas di dua ruas jalan penghubung Makassar-Gowa tersebut.
"Kami dari Simpul Pergerakan dan Mahasiswa itu kemudian menolak keras kedatangan presiden Jokowi pada tanggal 18 Maret yang akan datang," kata Jenderal Lapangan SPSM, Rian dalam orasinya.
Menurut Rian, ada beberapa alasan kuat penolakan itu disuarakan.
Mulai dari kelangkaan pupuk bagi petani hingga kasus korupsi yang merajalela.
"Bukan hanya persoalan proyek yang harus diresmikan, tetapi pada aspek sosial, aspek yang kemudian hari ini masih menjangkau masyarakat yang pada hari ini belum terselesaikan," ujarnya.
"Mulai dari mahalnya pupuk, langkanya pupuk sampai kemudian kasus korupsi yang merajalela," sambung Rian dalam orasinya.
Jika nantinya Presiden Jokowi tetap datang pada 18 Maret mendatang, kata Rian, pihaknya akan tetap melakukan aksi penolakan dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi.
"Jika Jokowi tetap datang, kami sebagai bagian dari mahasiswa akan melakukan aksi besar-besaran untuk menolak kedatangan Jokowi," imbuhnya.
Lebih kurang 25 menit berunjukrasa, para pengunjukrasa itu membubarkan diri dengan meninggalkan ban yangasih terbakar.