Tribun Luwu Utara

Kisah Petani Milenial Asal Rongkong Luwu Utara Bertani Strawberry di Jepang

Penulis: Chalik Mawardi
Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sukri Andi (tengah kiri) petani milenial asal Desa Komba, Kecamatan Rongkong, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, budidaya strawberry di Prefecture Gunma, Jepang

TRIBUNLUTRA.COM, RONGKONG - Seorang pemuda asal Desa Komba, Kecamatan Rongkong, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Sukri Andi (26) sedang berada di Jepang.

Ini merupakan tahun ketiga Sukri berada di Negeri Sakura.

Ia pertama kali berangkat ke Jepang pada akhir tahun 2018.

Selama di Jepang, tepatnya di Prefecture Gunma, dia bertani strawberry.

Sukri berangkat ke Jepang melalui program pertanian pemerintah.

"Awalnya saya mengikuti seleksi pada tahun 2017, diusul dari kabupaten dan lulus lagi di tingkat nasional kemudian magang," kata Sukri saat dikonfirmasi via Facebook, Rabu (10/3/2021).

"Hingga akhirnya pada 2018 lalu, saya diberangkatkan ke Jepang untuk kontrak kerja selama tiga tahun, saya ditempatkan di Strawberry Farm," katanya.

Ia mengatakan, aktivitasnya selama di Jepang adalah budidaya strawberry. 

"Awalnya saya menggeluti komoditi sayuran, tapi di sini strawberry dikelompokkan ke dalam sayuran, selain itu juga budidaya horensou, brokoli, terong, dan edadame. Sistem kerjanya maksimal 45 jam per minggu," terang dia.

Kendati dari daerah terpencil Luwu Utara, Sukri mengaku sudah bisa beradaptasi di Negeri Sakura.

"Pertama kali kalau masalah penyesuaian hidup awalnya memang sulit karena memang beda budaya, yang paling susah itu karena bahasa, tapi seiring berjalannya waktu malah sudah makin betah di sini," tuturnya.

"Tapi, tentu rasa rindu pulang ke kampung halaman pasti selalu ada, terutama rindu keluarga. Saya lihat di Rongkong maju lebih pesat dibanding tiga tahun lalu," terang petani milenial ini.

Soal rencana ke depan, ia menarget pulang pada bulan Agustus tahun ini.

Ia siap memberi edukasi utamanya ke petani di Luwu Utara.

"Rencananya pulang ke kampung untuk mulai buat usaha pertanian dan juga memberikan edukasi ke teman-teman, utamanya petani muda tentang apa yang saya pelajari di sini," katanya.

"Mulai dari sistemnya yang masih sangat jauh berbeda mulai dari proses pengolahan sampai pascapanen, semua sudah terstruktur, apalagi dibantu dengan teknologi," tuturnya.

Berita Terkini