Nurdin Abdullah Ditangkap KPK

Siapa Agung Sucipto yang Ditangkap KPK Bareng Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah? Profil, Rumah, Bisnis

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok mirip Agung Sucipto alias Anggu yang ditangkap petugas KPK bersama dengan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah di Makassar, Sulsel, Sabtu (27/2/2021). Dia tiba di gedung KPK, Jakarta, untuk diperiksa.

TRIBUN-TIMUR.COM - Siapa Agung Sucipto atau Anggu yang ditangkap KPK bersama Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah? Profil, rumah, bisnis.

Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah bersama dengan 5 orang lainnya ditangkap petugas dari Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK di Makassar, Sulawesi Selatan atau Sulsel, Sabtu (27/2/2021), dini hari.

Nurdin Abdullah ditangkap di Rujab Gubernur Sulsel, Jl Jenderal Sudirman, Makassar.

Sementara kelima orang lainnya ditangkap di RM Nelayan, rumah makan seafood, di Jl Ali Malaka, Makassar.

Mereka ditangkap dalam kasus suap.

Petugas KPK dikabarkan mengamankan koper berisi uang Rp 1 miliar.

Siapa saja kelima orang yang ditangkap?

1. Agung Sucipto alias Anggu, kontraktor

2. Nuryadi, sopir mobil Agung Sucipto

3. Samsul Bahri, Ajudan Gubernur Sulsel

4. Edy Rahmat, Sekretaris Dinas PU dan Tata Ruang Sulsel

5. Irfandi, sopir Edy Rahmat

Keenamnya kini sedang berada di gedung KPK, di Jakarta, untuk menjalani pemeriksaan.

Status keenamnya masih sebagai terperiksa.

Ketua KPK, Komjen Firli Bahuri memastikan pihaknya akan mengumumkan status hukum mereka usai tim penindakan rampung memeriksa.

"KPK akan umumkan tersangka setelah pemeriksaan saksi dan tersangka selesai. Nanti kita hadirkan saat konferensi pers," kata Firli Bahuri saat dikonfirmasi, Sabtu (27/2/2021).

Firli mengatakan, pihaknya belum bisa membeberkan detail status penanganan perkara ini sebelum pemeriksaan selesai dilakukan.

Ia menyebut pihaknya menjunjung asas praduga tak bersalah.

"Penegakan hukum harus juga menjunjung tinggi HAM, asas praduga tak bersalah juga harus kita hormati," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, tim satgas KPK langsung menyeret Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah dan pihak lainnya yang terjaring OTT ke markas antirasuah.

Nurdin Abdullah diduga terlibat tindak pidana korupsi berupa suap.

Selain itu, tim penindakan KPK juga dikabarkan turut mengamankan sejumlah uang dalam OTT ini yang diduga dijadikan alat suap.

Belum diketahui berkaitan dengan kasus apa OTT di Sulawesi Selatan ini.

KPK memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum pihak-pihak yang diamankan dalam OTT ini.

Siapa Agung Sucipto?

Selain Nurdin Abdullah, sosok Agung Sucipto alis Anggu sedang ramai dibicarakan usai OTT (operasi tangkap tangan) ini.

Siapa dia?

Anggu merupakan kontraktor sekaligus bersahabat dengan Nurdin Abdullah sejak Nurdin Abdullah menjabat Bupati Bantaeng.

Dia juga pemilik Hakuna Matata Resort, resort di Pantai Bira, Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

Anggu menjabat Direktur PT Agung Perdana Bulukumba, perusahaan jasa konstruksi asal Bulukumba.

Bulukumba dan Bantaeng merupakan 2 kabupaten bertetangga.

Semasa Nurdin Abdullah menjabat kepala daerah, perusahaan milik Anggu disebut kerap memenangkan tender proyek pengerjaan jalan.

Penampakan rumah Anggu

Rumah milik Agung Sucipto atau Anggung di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba. (DOK YUSMAN)

Inilah foto rumah milik Anggu di Bulukumba.

Seorang politisi asal Bulukumba, Yusman mengabadikan suasana rumah Anggu di Jl Gajah Mada, Kelurahan Loka, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sabtu siang.

Suasana di rumah itu tampak sepi.

Terlihat sebuah mobil Fortuner bernomor Polisi DD 777 AG yang terparkir di garasi.

Pada hari-hari biasanya sering dijumpai mobil minibus pribadi, truk, dan alat berat di sekitar rumah.

Anggu di Kabupaten Bulukumba dikenal sebagai pengusaha konstruksi paling sukses di wilayah bagian selatan Sulsel.

Sejumlah proyek konstruksi di Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Bantaeng dan Jeneponto dikerjanya selama beberapa tahun terakhir.

"Ia kemudian sukses memenangkan sejumlah proyek konstruksi jalan bagian Selatan Sulsel khususnya di Bulukumba-Bantaeng," kata Yusman.

Namun, proyek dikerjakan perusahaan milik Anggu kerap diprotes sebab kualitasnya buruk.(*)

Berita Terkini