Bursa Kapolri

Fix! Irjen Mohammad Fadil Imran Tak Masuk Calon Kapolri Pengganti Jenderal Idham Azis, Cek 5 Nama

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolda Metro Jaya, Irjen Mohammad Fadil Imran. Fix! Irjen Mohammad Fadil Imran tak masuk calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis, cek lima nama.

TRIBUN-TIMUR.COM - Fix! Irjen Mohammad Fadil Imran tak masuk calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis, cek lima nama.

Komisi Kepolisian Nasional ( Kompolnas ) umumkan lima nama calon Kapolri.

Kompolnas telah menyerahkan lima nama calon Kapolri kepada Presiden Joko Widodo sejak Rabu (6/1/2021).

Ketua Kompolnas Mahfud MD memaparkan kelima calon penerus kepemimpinan Jenderal Idham Azis, seluruhnya menyandang bintang tiga.

"Ini lima nama komjen pol (bintang tiga) yang diajukan kepada Presiden oleh Kompolnas untuk dipilih sebagai calon Kapolri," ujar Mahfud dikutip dari akun Twitternya, @mohmahfudmd, Jumat (8/1/2021).

Kelimanya adalah:

1. Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono,

2. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafly Amar,

3. Kepala Bareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo,

4. Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Komjen Arief Sulistyanto,

5. Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komjen Agus Andrianto.

Mahfud MD menyebut nama-nama yang sudah dikirimkan ke Istana sudah memenuhi syarat sebagai Kapolri selanjutnya.

"Kelima orang itu dianggap memenuhi syarat profesionalitas, loyalitas, jam terbang," kata Mahfud MD.

Selanjutnya, Presiden Jokowi akan memilih nama calon Kapolri untuk diserahkan ke DPR.

Calon pilihan Presiden bisa tunggal atau lebih dari satu.

Kandidat kemudian akan mengikuti fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan di DPR.

Diketahui, Jenderal Idham Azis akan pensiun pada 1 Februari 2021.

Adapun batas waktu pensiun bagi anggota kepolisian adalah 58 tahun.

Diserahkan Rabu sore

Sebelumnya, Kompolnas sudah menyerahkan nama-nama calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Rabu sore sudah diserahkan dari Ketua Kompolnas (Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD) ke Presiden," kata Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto, saat dihubungi, Jumat (8/1/2021).

Sebelum memilih nama-nama yang diusulkan, Kompolnas telah menerima masukan dari tokoh masyarakat, purnawirawan Polri, serta internal Polri.

Benny memastikan terdapat lebih dari satu nama calon kapolri yang diusulkan ke Jokowi.

Namun, nama-nama itu tidak dapat dipublikasikan.

"Suratnya bersifat rahasia, isinya bukan untuk diumumkan," ucapnya.

Selanjutnya, Presiden Jokowi akan memilih nama calon pengganti Jenderal Idham Azis untuk diserahkan ke DPR.

Calon tersebut kemudian akan mengikuti fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan di DPR.

Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyatakan bahwa pengumuman calon kapolri pengganti Jenderal Idham Azis tinggal menunggu waktu.

"Prosedurnya sudah ada, tinggal nunggu waktu, siapanya pasti sudah ada," kata Moeldoko di kantornya, Senin (4/1/2021).

Namun, Moeldoko enggan menyebutkan nama calon kapolri yang disiapkan Jokowi.

Dua nama

Indonesia Police Watch atau IPW menyebut, Istana telah menjaring dua nama sebagai calon Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri).

Nantinya calon Kapolri akan dipilih Presiden Jokowi dan diserahkan kepada DPR untuk tahap uji kelayakan dan kepatuhan.

Kedua nama yang telah terjaring tersebut merupakan jenderal bintang tiga di institusi Polri.

"Dari informasi yang diperoleh IPW, kalangan Istana Kepresidenan saat ini sebenarnya sudah menjaring dua nama calon Kapolri, yang satu jenderal bintang tiga senior dan satu lagi junior," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (7/1).

Saat ini, terdapat tiga nama yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat calon Kapolri.

Dua diantaranya jenderal bintang tiga lulusan Akademi Polisi (Akpol) 1988 yakni Wakapolri saat ini Komjen Gatot Eddy Pramono dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar.

Selain itu, ada pula satu nama jenderal bintang tiga lulusan Akpol 1991 yakni Kepala Bareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo.

Dari nama tersebut, Neta bilang, menurut informasi yang ia peroleh akan langsung mengisi jabatan Kapolri dan Wakapolri.

"Itu informasi yang kami peroleh paket usulan Kapolri dan Wakapolri," kata Neta.

Neta menambahkan, nama yang telah dijaring Istana nantinya akan dibandingkan dengan usulan dari Wanjakti Polri dan Kompolnas.

Kemungkinan nama calon Kapolri akan diserahkan pada pekan depan kepada Presiden Jokowi.

IPW memperkirakan, Jokowi akan memilih jenderal bintang tiga senior untuk mengisi pucuk kepemimpinan Korps Bhayangkara tersebut.

Nantinya calon Kapolri akan dibahas di Komisi III setelah masa reses 11 Januari 2021.

Satu paket

Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute Iskandarsyah menyoroti soal isu pergantian Kapolri dan Wakapolri yang disinyalir berganti satu paket.

Adapun maksud dari isu satu paket itu sendiri yakni skenario Presiden Jokowi menaikkan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono sebagai Kapolri, dan kemudian mendorong Kabareskrim Komjen Sigit Listyo sebagai Wakapolri.

"Menurut saya, Jokowi tidak akan meminta Komjen Gatot Eddy Pramono untuk duduk di pucuk pimpinan tertinggi Polri, karena kita ketahui Gatot Eddy lulusan angkatan 1988 dan itu satu angkatan dengan Kapolri Jendral Idham Azis sebagai Kapolri yang akan berakhir masa jabatannya," kata Iskandarsyah saat dikonfirmasi, Jumat (8/1/2021).

Iskandarsyah pun mempertanyakan bagaimana bisa satu angkatan bisa memimpin Korps Bhayangkara dua periode.

Menurutnya, kemungkinan itu justru akan jatuh kepada Kabaharkam Komjen Agus Andrianto yang akan menggantikan Kapolri Idham Azis.

Kemudian, posisi Wakapolri akan diisi oleh Kabareskrim Komjen Sigit.

"Kabaharkam Agus angkatan 1989 dan Kabareskrim Sigit angkatan 1991. Ini komposisi yang pas," katanya.

Dengan begitu, Iskandarsyah menilah setiap angkatan sudah diwakili menjabat Kapolri.

"Angkatan 87 sudah diwakili oleh Pak Tito. Angkatan 88 juga sudah diwakili oleh Pak Idham Azis. Sudah saatnya regenerasi  berikutnya yang akan memimpin," kata Iskandarsyah.

"Sebaiknya, janganlah dua generasi yang sama dipaksakan. Berikan generasi-generasi berikutnya," jelas Iskandarsyah.(*)

Berita Terkini