Innalillah, Guru Besar Fakultas Ekonomi Unhas Prof Dr Rahardjo Adisasmita Meninggal Dunia

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru besar Fakultas Ekonomi Unhas, Prof Dr Rahardjo Adisasmita

TRIBUN-TIMUR.COM - Innalillah, guru besar Fakultas Ekonomi Unhas Prof Dr Rahardjo Adisasmita meninggal dunia.

Innalillahi wainna ilahi rajiun.

Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin ( Unhas ), Prof Dr Rahardjo Adisasmita meninggal dunia pada usia 85 tahun dan menghembuskan nafas terakhir, Jumat (4/12/2020), malam.

Kabar duka disampaikan sesama guru besar Fakultas Ekonomi Unhas, Prof Dr Abdul Madjid Sallatu (72).

"Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Telah berpulang ke Rahmatullah Puang Opa Prof Dr Rahardjo Adisasmita pada hari Jumat pukul 20.55 Wita. Beliau meninggal di rumahnya, di Jl Kakatua II (sekarang Jl Padjonga Dg Ngalle) depan (stasiun) TVRI," kata Prof Dr Abdul Madjid Sallatu kepada Tribun-Timur.com.

Lebih lanjut, Prof Dr Abdul Madjid Sallatu mengatakan, Prof Dr Rahardjo Adisasmita meninggal dunia karena faktor usia.

Kurang 1,5 dekade mencapai 1 abad.

Prof Dr Abdul Madjid Sallatu mengenang sosok almarhum sebagai guru yang baik.

"Beliau ada guru yang baik, teladan bagi kami mahasiswanya. Beliau sangat produktif menulis," kata Prof Dr Abdul Madjid Sallatu yang selisih 13 tahun usianya dengan almarhum.

Prof Dr Rahardjo Adisasmita lahir di Solo, 12 Januari 1935.

Sosok yang dikenal sebagai pakar ekonomi dan pembangunan itu memiliki seorang istri bernama Andi Hafsah Pakki, anak bernama Suci Pratiwi, Sakti Aji, Asli Alifiyanti, Alif Abadi, dan Muhammad Fajar Perkasa.

Soal riwayat pendidikan, beliau menamatkan pendidikan S1 di Jurusan Ekonomi Umum Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1960), S2 di Jurusan Transportasi Laut Queensland University, Australia (1980), dan S3 di Jurusan Pengembangan Wilayah Universitas Hasanuddin (1987).

Beliau pernah menulis buku, antara lain Dasar-dasar Ekonomi Wilayah (2005), Pembangunan Ekonomi Perkotaan (2005), Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan (2006), Ekonomi Archipelago (2008), Kawasan Pembangunan Semeja (2008), Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang (2010), dan Dasar-dasar Ekonomi Transportasi (2010).

Semasa hidupnya, di usia yang senja, beliau menghabiskan waktu empat hari dalam sepekan untuk mengajar di sejumlah perguruan tinggi negeri di Samarinda, Manado, Ambon, dan Jayapura bagi calon sarjana hingga calon doktor.

Saat tidak bepergian pun diisi Prof Dr Rahardjo Adisasmita dengan mengajar dan membimbing mahasiswa yang tengah menyelesaikan skripsi ataupun tesis di Fakultas Ekonomi Unhas.

Prof Dr Rahardjo Adisasmita juga masih aktif menyebarkan ilmu di beberapa perguruan tinggi swasta di Makassar, Sulawesi Selatan, seperti di Universitas Bosowa serta Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Manajemen Bongaya.

Kecintaan Prof Dr Rahardjo Adisasmita terhadap mengajar tidak lepas dari peran almarhum ayahnya, Raden Sumidi Adisasmita.

Profesi sang ayah sebagai guru yang sering mengisi waktu luang dengan menulis ternyata memukau perhatian Prof Dr Rahardjo Adisasmita. 

Prof Dr Rahardjo Adisasmita tumbuh dan besar di lingkungan keluarga yang mengutamakan pendidikan.

Meskipun hanya dia yang mengikuti jejak sang ayah, saudara kandungnya yang lain berperan cukup penting dalam bidang masing-masing.

Kakak sulungnya, Sutomo Adisasmita, pernah menjabat sebagai pemimpin proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Prinsip mengutamakan pendidikan juga diterapkan Prof Dr Rahardjo Adisasmita pada keluarganya.

Bersama istrinya, Andi Hafsah Pakki, ia menumbuhkan kecintaan mengenyam ilmu kepada kelima anak mereka.

Itu boleh dibilang cukup sukses mengingat kelima buah hatinya mampu meraih gelar magister hingga profesor.(*)

Berita Terkini