TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Unjukrasa 'Tolak Rizieq Shihab' di Makassar, tidak mengantongi izin dari kepolisian.
Hal itu diungkapkan Kasubag Humas Polrestabes Makassar Kompol Supriady Idrus, saat dikonfirmasi via whatsApp, Selasa (1/12/2020) malam.
Pihaknya membenarkan adanya insiden keributan antara massa pro dan kontra Habib Rizieq Shihab tersebut.
"Pertama, benar ada keributan itu. Kedua unjuk rasa itu tidak mengantongi izin karena kan ini masih masa pandemi, jadi kami tidak mengeluarkan izin," kata Kompol Supriady Idrus.
Meski demikian, pihaknya mengaku tetap melakukan penyelidikan terkait OTK (orang tidk dikenal) yang melakukan penyerangan terhadap pengunjukrasa.
Terlebih, saru dari puluhan pengunjukrasa itu terkena anak panah busur di punggungnya.
"Tetap kita selidiki OTK yang bawa sajam dan ada satu pengunjukrasa terkena busur itu juga kita selidiki karena korban sudah melapor di Polsek Ujung Pandang," ujarnya.
Pengunjukrasa yang terkena busur itu diketahui bernama Prawira Dirga (21) mahasiswa asal Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Prawira Dirga terkena tancapan anak panah husur di bagian punggungnya.
Ia pun harus dilarikan ke Instalasi Gawa5 Darurat (IGD) RS Pelamonia untuk mendapatkan perawatan.
Mulanya unjukrasa itu berlangsung damai di depan Monumen Mandala Jl Jenderal Sudirman, Makassar.
Mulanya unjukrasa puluhan orang yang tergabung dari beberapa aliansi itu berlangsung damai.
Mereka, menamakan diri Front Pemuda Sulawesi Selatan Anti Provokasi, Aliansi Pemuda Cinta Damai Sulsel, Koalisi Aktivis Pemersatu Bangsa Korwil Sulsel, Aliansi Pemerhati Budaya Sulsel dan Gerakan Mahasiswa Nusantara Sulsel.
Unjukrasa gabungan aliansi itu sambil memalang truk tronton di badan jalan.
Mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan, 'Kami Menolak Kedatangan Rizieq Shihab di Kota Makassar'.
'Kerukunan Umat Beragama di Indonesia sudah Kondusif, Mohon !!! Jangan Dipecah Belah' tulisnya lagi.
Berselang beberapa menit kemudian, sekelompok pria dari keluar dari Jl Torpedo samping RS Pelamonia.
Mereka berlari ke arah pengunjukrasa yang sedang berorasi.
Beberapa dari mereka juga melempari pengunjukrasa dengan batu.
Bahkan ada yang membawa senjata tajam jenis badik dan anak panah busur.
Pengunjukrasa 'Tolak Rizieq Shihab' itu pun dikejar ke arah Lapangan Hasanuddin.
Mereka berlarian hingga ke arah komplek rumah dinas petinggi Kodam XIV Hasanuddin.
Sejumlah aparat kepolisian yang berjaga pun mencoba menenangkan kelompok massa yang bertikai itu.
Ketua DPW FPI Kota Makassar Ustad Firdaus yang dikonfirmasi terpisah, memastikan bahwa kelompok pria yang melakukan pembubaran atau pengejara itu bukanlah dari FPI Kota Makassar.
Menurutnya, kelompok pria itu hanyalah warga yang pro terhadap Habib Rizieq Shihab.
"Maaf Saya juga baru tahu dari berita di Sosmed bahwa ada dua massa yang bentrok di depan Monumen Mandala, dan saya lihat bahwa mereka itu adalah masyarakat yang pro dengan Habib Rizieq Shihab dan kontra dengan Habib Rizieq Shihab," kata Ustad Firdaus.
"Dan saya yakin yang mengadakan pembubaran bukan dari FPI, karena kalau dari FPI pasti sudah ada musyawarah untuk itu. Namun kemudian jika FPI pasti mereka akan menggunakan uniform FPI," sambungnya.