Baca tanpa iklan
TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG - Memasuki masa adaptasi kehidupan baru sektor pariwisata di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai bergerak.
Kondisi ini pun berdampak pada pemasukan pendapatan asli daerah (PAD).
Sekretaris Dinas Pariwisata, Andi Muhammad Faisal mengatakan semenjak pandemi Covid-19 PAD dari sektor pariwisata tidak ada sama sekali.
Pasalnya dari Maret hingga Mei keluar intruksi Bupati Bone dan Gubernur Sulsel yang memerintahkan untuk objek wisata ditutup.
Barulah, kata dia, di bulan Juni objek wisata kembali dibuka. Semenjak dibuka telah ada pemasukan PAD sekira Rp 70 juta.
Sementara sebelum pandemi Covid-19 tepatnya di Januari dan Februari PAD dari pariwisata sebesar Rp 150 juta.
"Jadi total sekarang PAD telah mencapai Rp 220 juta," katanya kepada tribunbone.com Jumat (21/8/2020).
Kata dia, target PAD dari sektor pariwisata yang tadinya Rp 1 miliar diturunkan menjadi Rp 700 juta. Hal ini setelah melalui konsultasi Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) dan DPRD Bone.
Andi Muhammad Faisal pun optimis target tersebut bisa tercapai tahun ini.
Menurutnya, secara perlahan masyarakat mulai datang kembali ke objek wisata, terutama di akhir pekan.
"Awalnya masyarakat masih enggan ke tempat wisata, tetapi secara perlahan masyarakat mulai banyak yang berdatangan. Terutama di hari Sabtu dan Minggu," tuturnya.
Untuk mencapai target PAD, pihaknya saat ini melakukan berbagai upaya. Pertama, melakukan pelatihan kepada pengelola objek wisata baik yang dikelola pemerintah, swasta dan masyarakat.
Kedua, melakukan promosi wisata melalui website resmi Dinas Pariwisata. Termasuk, dengan melakukan promosi di media sosial.
Ketiga, kami juga menggandeng duta wisata Bone untuk mempromosikan objek wisata di Bone.
"Kita manfaatkan media sosial dan anak duta wisata untuk menarik wisatawan datang berkunjung ke Bone," ucapnya.
Laporan Wartawan TribunBone.com, Kaswadi Anwar