TRIBUN-TIMUR.COM - Komisi Pemilihan Umum RI atau KPU melaksanakan tahapan pencocokan dan penelitian atau coklit untuk Pilkada serentak 2020 selama sebulan, Rabu (15/7/2020) hingga Kamis (13/8/2020).
Coklit adalah kegiatan pemutakhiran data pemilih yang dilakukan petugas pemutakhiran data pemilih atau PPDP dengan menemui pemilih secara langsung atau door to door.
Hasil dari proses coklit akan menjadi bahan KPU dalam menyusun daftar pemilih Pilkada.
Dalam proses coklit, KPU melibatkan 300 ribuan PPDP di 270 daerah yang terdiri dari 9 provinsi, 37 kota, dan 224 kabupaten.
Karena berlangsung di masa pandemi virus corona, proses coklit dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.
PPDP menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu, sarung tangan sekali pakai, hingga penutup wajah (face shield).
Mereka juga diwajibkan untuk melakukan jaga jarak minimal 1 meter.
Kemudian, tidak melakukan jabat tangan atau kontak fisik lainnya dengan orang lain.
Selama menjalankan tugasnya, PPDP wajib mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum melakukan coklit, memastikan suhu tubuh di bawah 37,3 derajat celcius, membawa hand sanitizer, dan alat tulis masing-masing.
Hasilnya, ada kabar baik.
Tak ada seorang pun PPDP dilaporkan terpapar Covid-19.
Saat proses coklit selesai, Ketua Divisi Data dan Informasi KPU RI, Viryan Aziz memuji semangat dan militansi PPDP.
Mereka rela menjalankan tugas di tengah pandemi, mendatangi tiap rumah wajib pilih saat sebagian warag memilih berdiam diri di rumah.
Ada juga yang melewati medan berat berupa jalan berlumpur, menyeberangi sungai, menapak bukit, hingga menerjang banjir.
Tantangan mereka tak hanya sampai di situ.
Ketika sampai di rumah warga, ada yang menolak didata, ada yang menerima dengan sikap tak ramah, ada yang menganggap PPDP sebagai pengemis, bahkan ada yang meninggal dunia.
Menghargai jasa PPDP, Viryan Aziz menulis sajak untuk mereka.
Sajak itu ditulis di sela kunjungannya ke Penajam Paser Utara, lokasi ibu kota baru Indonesia.
"PPDP... Kamu Luar Biasa Ver 2.0
Kamu sungguh istimewa, sedia bersusah payah dimasa tak biasa. Masa pandemi Covid-19 dimana banyak orang memilih berdiam dirumah aja.
Pun bila keluar rumah menghindar berinteraksi dengan banyak orang, termasuk tetangga. Sekitar tiga ratus ribu jumlahmu men-Coklit lebih seratus juta warga negara.
Mengunjungi pemilih dari rumah ke rumah tak kenal lelah. Beragam medan kamu tempuh, jalan berlumpur, melewati sungai, menapak bukit hingga banjir bah.
Ada yg menolak didata, ada yang menerima dengan tak ramah, bahkan ada yang menganggapmu tukang minta-minta.
Sejumlah Teman kamu celaka bahkan beberapa meninggal dunia. Masih mengalir air mata dari keluarga yang kamu tinggal. Duka cita itu masih ada.
Sungguh kamulah ujung tombak pelindung hak pilih warga negara. Melangkah sederhana untuk kerja yang tak biasa.
Pepatah berkata, "Tak ada gading yang tak retak" karena kesempurnaan bukanlah milik kamu.
Mungkin milik orang yang sibuk membangun citra karena ingin dilihat bermakna. Seolah dia bekerja laksana setengah dewa.
Biar saja Ia mengumbar kata yang diinginkannya. Karena memang ada manusia yang bersuka-suka dengan membuat orang susah.
Coklit telah berakhir, hingga kini tak ada kabar yang terkena Covid-19 diantaramu. Dengan disiplin memakai APD selama bekerja, sejatinya kamu Agen Perlawanan Covid-19 secara nyata. Memberi contoh ditengah warga. Mungkin ada yang mengolokmu, namun kamu pasti mensikapinya dengan senyuman.
Untukmu garda depan pelindung Hak Pilih Warga, terucap kasih, sudilah kamu Terima. Sungguh, kamu PPDP luar biasa...
PPU, Ibukota Negara Baru
18 Agustus 2020."