Laporan Wartawan tribun-timur.com, Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Alumnus Sekolah Manajemen Kepemimpinan Pemuda Universitas Hasanuddin (Unhas) M Tasbih Ahdal mengajak masyarakat Luwu Utara bangkit dan fokus pada penanggulangan bencana banjir bandang.
"Mari bersatu dan sisihkan warna politik. 20 hari pasca bencana banjir situasi kita masih memperihatinkan. Kita semua masih dihantui kecemasan dan ketakutan," kata M Tasbih, Senin (3/8/2020).
Ia juga berharap kepada masyarakat Luwu Utara untuk tetap kompak dan bangkit dari keterpurukan.
Menurutnya, dampak banjir melumpuhkan Kota Masamba dan mempengaruhi aktivitas enam kecamatan di Luwu Utara.
"Tentunya akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat kita. Apalagi ketika air meluap lagi masyarakat merinding ketakutan," jelasnya.
Ia mengatakan bahwa relawan telah berjibaku dengan pemerintah dan masyarakat untuk bisa kembali bangkit dari keterpurukan.
Namun ditengah kondisi penanggulangan yang masih abstrak, katanya kita kembali terancam oleh perpecahan dan pengkotak-kotakan sosial akibat dari ramainya politik yang sedang bergulir.
"Jikalau para elit politik berpecah dan fokus pada Pilkada, bagaimana nasib kitab masyarakat Luwu Utara yang masih berduka dan masih dalam kebelum jelasan di tenda pengungsian," jelasnya.
Iapun mengajak pemangku kebijakan, jika masyarakat berkenan untuk sepakat untuk menunda pilkada di bulan Desember nanti.
"Ini agar pemerintah kita bisa fokus bekerja sama dan bersatu menanggulangi bencana di daerah ini," katanya.
Banjir bandang menerjang Luwu Utara Juni lalu, akibat tingginya intensitas hujan yang menyebabkan meluapnya Sungai Masamba.
Banjir terjadi dini hari saat sebagian besar warga sedang tidur. Akibatnya, banyak warga meninggal dunia.(*)