TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tribun Timur menggelar Bincang Bola Virtual Seri #7, bertema Cedera dan Imunitas Pemain, Selasa (14/7/2020).
Bincang Bola Virtual kali ini menghadirkan narasumber Fisioterapis Timnas Indomesia Immanuel Maulang, Dokter Tim PSM Makassar dr Hardiansyah Muslimin, dan pemin PSM Zulkifli Syukur.
Hardiansyah Muslimin memparkan, dokter dalam sebuah tim bertugas untuk mengawasi kondisi kesehatan seluruh pemain.
"Adanya dokter di sebuah tim lebih ke mengawasi kesehatan pemain kalau ada yang sakit atau cedera. Kalau di lapangan, evaluasi lebih dijalankan fisioterpi, kalau tak bisa melanjutkan pertandingan," kata Arga, sapaan akrabnya
"Kita menentukan apa yang harus dilakukan. Kemudian kita tentukan apakah pemain perlu perawatan lebih besar misalnya operasi, atau terapi, atau seperti apa," tambah Arga.
Lanjut Arga, persoalan cedera di lapangan bukan hanya terkait cedera ringan, namun juga bisa menyangkut kehidupan atlet bersangkutan.
"Tak bisa dipungkiri bukan hanya cedera di lapangan yang bisa terjadi, tapi cedera emergency menyangkut kehidupan, itu juga bisa terjadi. Misalnya luka robek, cedera di tulang vital misalnya leher. Bisa juga cedera alat vital seeprti jantung dan paru. Ini harus ditangani dengan benar," ujar Arga.
Arga mengenang saat kasus cedera yang menimpa kiper Persela Lamongan, Choirul Huda yang akhirnya meninggal dunia.
"Kita ingat kasus Persela Lamongan, bisa dikategorikan itu benturan di alat vital, perlu penanganan penting. Makanya yang masuk lapangan dokter dan fisioterapis dulu," ucapnya.
Menurut Arga, sat pemain cedera, tak boleh asal memberi pertolongan jika bukan dilakukan oleh dokter atau fisioterapis tim.
"Terkadng kan kalau cedera apalagi jika cedera parah, yang membantu pertama justru rekannya, itu seharusnya tidak boleh, harus dokter dan fisioterapis," pungkasnya.