Program KKN

Pandemi Covid-19, Mahasiswa UMI Makassar Bisa KKN di Kampung Halaman Masing-masing

Penulis: Alfian
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar berlangsung via daring, Kamis (18/6/2020)

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Universitas Muslim Indonesia (UMI) tidak henti-hentinya melakukan  terobosan, khususnya dalam menangani situasi pandemic Covid-19 saat ini.

Dalam kondisi berbagai pembatasan saat ini akibat Covid-19, UMI tetap menyelanggarakan program Kuliah Kerja Nyata.

Melalui Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPkM) UMI, Program KKN periode saat ini fokus pada KKN tematik pencegahan dan antisipasi dampak Covid-19.

Ketua LPkM UMI, Prof Ahmad Gani mengatakan bahwa KKN Tematik penanggulangan Covid-19 ini menyasar dua lokasi.

Pertama adalah kembali masing-masing mahasiswa bisa memilih kembali kampung halaman dengan melibatkan LPM Kelurahan dan LPM Pedesaan, Gugus Tugas Covid-19, Dinas Sosial setempat, Pemerintah Desa setempat, dan Puskesmas setempat.

“Yang kedua, melaksanakan program  aktivitas sosial, daerah kumuh wilayah pesisir, bantaran kanal, dan puskesmas,” ucapnya saat dihubungi, Kamis (18/6/2020).

Ia menambahkan bahwa program KKN Tematik dalam pencegahan dan antisipasi dampak Covid-19 ini mengandung tiga unsur, yaitu kesehatan, sosial, dan ekonomi.

Sementara itu saat pembekalan KKN UMI yang digelar secara daring, Kamis (18/6/2020), Rektor UMI, Prof Basri Modding, menyampaikan materi terkait kemajuan teknologi di sektor kesehatan, khususnya dalam penanganan Covid-19.

Menurutnya, saat ini telah banyak ditemukan perkembangan dan kemajuan teknologi, salah satunya adalah Artificial intelligence atau kecerdasan buatan.

“Baru-baru ini sudah banyak yang berusaha menciptakan alat artificial intelligence yang membantu perawat di Rumah Sakit untuk menangani Covid-19,” paparnya.

Guru Besar Fakultas Ekonomi UMI ini menganggap, sebagai mahasiswa yang melek kemajuan teknologi diwajibkan memahahami terobosan seperti ini mulai dari cara mengoperasikannya hingga mengontrolnya.

“Ini artinya bahwa tenaga manusia akan diganti, akan berkurang, dan diambil alih oleh tenaga Artificial intelligence. Kecerdasan buatan, tentu anda harus dapat mengerti,” tuturnya.

Yang tidak kalah penting kata mantan direktur Program Pascasarjana UMI ini, adalah bagaimana menjadi manusia yang berakhlaq, terlebih saat melaksanakan tugas  pengabdian masyarakat bertemakan Kuliah Kerja Nyata itu.

Guru besar Fakultas ekonomi dan Bisnis UMI ini mencontohkan empat akhlak Rasul yang  menjadi suri tauladan bagi kita yang disebutkan dalam salah satu ayat Alquran. 

Kepribadian Rasulullah SAW langsung menerjemahkan nilai-nilai ilahi dalam kehidupan masyarakat. 

“Di antaranya,  Rasulullah memiliki akhlak lemah lembut terhadap sesama manusia, senantiasa bersikaf lapang dada, memaafkan, mentradisikan kehidupan musyawarah dalam setiap  mengambil keputusan dan Rasulullah senantiasa berkomitmen untuk menetapkan suatu rencana, lalu bertawakkal kepada Allah SWT,” tuturnya.(*)

Laporan Wartawan tribun-timur.com, Alfian

Berita Terkini