TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Irjen Pol Mas Guntur Laupe menanggapi maraknya pemasangan spanduk penolakan pemeriksaan rapid tes Covid 19 atau virus corona di Kota Makassar.
Menurutnya, aksi penolakan ini terjadi karena diduga ada aktor intelektual yang mencoba menprovokasi warga menolak tes cepat Covid 19 tersebut.
"Justru inilalah yang kita selidiki. Memang kita sangat mengharapkan banyak informasi masuk di kita, sehingga itulah data awal untuk mengusut awal kasus ini nanti," kata Irjen Irjen Mas Guntur Laupe.
Kapolda menyampaikan sudah menurunkan anggotanya untuk menelusuri aktor dibalik aksi penolakan rapid test
"Memang anggota kita reserse dan intelijen memang sudah turun ke lapangan untuk menelusuri kira-kira siapa-siapa yang bermain di belakang ini. Dan, Insya Allah kalau memang ditemukan ada, itu pasti kita akan proses hukum," sebutnya
Ia mengaku tidak akan segan segan memberikan tindakan kepada pelaku yang terbukti memprovokasi warga untuk menolak rapid test.
"Apabila terbukti siapa pelakunya, kita akan sampaikan kepada rekan-rekan media," sebutnya.
Ia menambahkan, penolakan rapid tes tersebut karena masyarakat dihantui oleh pernyetaan-pernyataan dari orang yang tidak bertanggungjawab dan penyebar berita-berita hoaks.
Padahal kata dia,Rapid test sebenanrnya menolong kondisi masyarakat sejauh mana sih saat ini.
"Saya juga kalau ada waktu, habis kumpul begini saya rapid lagi. karena kenapa? saya juga khawatir. Seandainya, misalnya, mudah-mudahan tidak, seandainya positif, saya akan mengurung diri. kan gitu kan, Kita mau sehat, mau panjang umur, kan gitu,"jelasnya.
Kapolda mengimbau kepada masyarakat agar tidak khawatir dengan rapid test. Jika ada isu-isu yang tidak bertanggungjawab, agar tidak dihiraukan.
"Lebih baik cari siapa sumber yang sebenarnya yang memahami tentang hal tersebut. Yakinilah kepada sumber pemerintahan, ya Gubernur lah, Bapak Wali Kota," ujarnya.