RILIS
Percepat Distribusi Pangan, Kementan MoU dengan e-Commerce dan STA Cigombong
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia berdampak cukup besar terhadap ekonomi. Utamanya sektor pertanian seperti komoditas hortikultura.
TRIBUN-TIMUR.COM, CIANJUR - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia berdampak cukup besar terhadap ekonomi. Utamanya sektor pertanian seperti komoditas hortikultura (sayur dan buah-buahan).
Salah satu persoalan yang dihadapi petani, suplier, hingga konsumen adalah terhambatnya masalah distribusi. Ya, sejak pandemi Covid-19 melanda, saluran distribusi barang sedikit banyak mengalami cukup terdampak.
Terkait hal ini, Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) gerak cepat melalukan sejumlah langkah strategis.
Hal tersebut tertuang dalam MoU alias nota kesepahaman antara Kementan, Kedai Sayur (Startup/e-Commerce Pertanian), dan Sub Terminal Agribisnis (STA) Cigombong Kabupaten Cianjur.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan bahwa MoU tersebut merupakan bentuk nyata kehadiran negara di tengah situasi Pandemi Covid-19. Ini sebagaimana arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
"Kami memahami situasi yang dihadapi para petani maupun masyarakat. Kita saat ini butuh penguatan sinergi semua pihak," ujar Prihasto disela-sela acara penandatanganan MoU di Cigombong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin kemarin (14/4).
Salah satu poin penting dalam MoU adalah kesiapan Kementan membantu distribusi komoditas hortikultura seperti sayuran. Menurut Prihasto, penyaluran komoditas hortikultura mulai dari hulu ke hilir sangat vital lantaran berdampak terhadap harga di pasaran.
"Termasuk masalah cost penyimpanan. Kami ingin ada win-win solutions. Petani, konsumen, maupun suplier mendapat harga yang wajar," beber alumnus Universitas Brawijaya itu.
Anton-sapaannya- menambahkan bahwa MoU yang dilakukannya ini bakal dijadikan pilot project di Jawa Barat. Dia ingin sinergi yang terbangun bisa menular ke daerah-daerah lain.
"Insyaallah anggarannya sudah disiapkan. Kita akan terus fokus untuk membela petani dan kepentingan rakyat," tegas Anton.
Sebagai informasi, Kedai Sayur adalah satu dari sekian startup berbasis pertanian. Mereka bermitra dengan para petani di sejumlah daerah, di mana hasil panennya dijual secara daring kepada konsumen.
Sementara STA Cigombong merupakan lokasi utama penampungan hasil para petani di Kabupaten Cianjur. STA Cigombong juga merupakan salah satu mitra dari Kedai Sayur.
Hadir dalam kesempatan itu Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan, dan Hortikultura, Mamad Nano, Kepala STA yang juga Petani Milenial, Sandi Okta, CEO Kedai Sayur, Adrian, dan Direktur Operasional Kedai Sayur Ahmad Supriyadi.
Mendukung Langkah Kementan
Kepala STA Cigombong, Sandi Okta mengapresiasi langkah yang dilakukan Kementan. Menurut Sandi, aspek terpenting di tengah situasi seperti sekarang adalah masalah distribusi.