TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Pesta rakyat masyarakat Tana Toraja yang bertajuk Kemilau Toraja tahun 2019 ini tanpa kehadiran Gubernur Sulsel, HM Nurdin Abdullah.
Nurdin hanya diwakilkan oleh Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulsel, Abdul Hayat Gani.
Acar Kemilau Toraja berlangsung selama sebulan, dari 1 sampai 31 Desember 2019.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulwesi Selatan, Abdul Hayat, membuka secara resmi event tahunan Pesona Kemilau Toraja, di pelataran Kota Makale, Tana Toraja.
Dalam sambutannya, Abdul Hayat menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah Tana Toraja yang kembali melaksankan event tahunan yang kali ini mengusung tema Toraja Maelo.
Menurut dia, Pemprov Sulsel komitmen meningkatkan pembangunan di sektor pariwisata.
"Kami mendukung dan mengapresiasi Pemerintah Daerah Tana Toraja dan seluruh pihak yang membantu terlaksananya even yang membantu promosi wisata yang ada di Tana Toraja,"kata Abdul Hayat, dalam keterangan Pers dirilis Humas Sulsel.
Abdul Hayat juga menyampaikan komitmen Pemprov Sulsel untuk membangun destinasi wisata unggulan yang ada di Sulsel, termasuk yang ada di Kabupaten Toraja dengan membangun akses yang fasilitas yang mendukung pariwisata.
"Sulsel mengutamakan destinsi wisata dalam program prioritas, kami mulai membenahi pusat destinasi wisata yang ada di Sulsel termasuk yang ada di Kabupaten Tana Toraja," kata Abdul Hayat.
Selain meningkatkan perekonomian daerah, optimlisasi potensi wisata Sulsel, kata Abdul Hayat, juga mampu meminimalisir konflik sosial di masyarakat.
"Kalau sektor pariwisata maju, maka pertumbuhan ekonomi juga maju, hal ini ikut meminimalisir konflik sosial yang ada di masyarakat," terang Abdul Hayat.
Abdul Hayat mengatakan, selain memiliki potensi wisata alam yang dikenal dunia, Tana Toraja juga memiliki wisata budaya, kesenian dan kerajinan lokal, hingga kuliner utamanya kopi yang mampu menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara.
Sepanjang tahun 2019, Pemprov Sulsel mulai membenahi akses dan fasilitas untuk menunjang destinasi wisata yang ada di Tana Toraja.
Itu dimulai dari pembangunan Bandar Udara Buntu Kunik Tana Toraja, pembangunan kawasan pedesterian di pusat destinasi wisata,membuka akses jalan penghubung untuk mempersingkat waktu tempuh menuju pusat-pusat destinasi wisata termasuk memberikan bantuan keuangan daerah untuk memaksimalkan potensi wisata daerah.
Event ini menyajikan wisata budaya, aneka kerajinan tangan khas masyarakat Toraja, wisata religi, hingga pameran komoditas kopi unggulan Tana Toraja.