TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Selatan sebentar lagi akan melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda), Desember 2019.
Ketua KNPI Sulsel, Imran Eka Saputra akan mengakhiri masa purna bakti setelah tiga tahun menjalani masa kepengurusan.
Panitia pelaksana berencana akan menggelar Musda di Malino Kabupaten Gowa.
Selama ini KNPI bukan organisasi tanpa anggaran.
• Stok Premium dan Solar di SPBU Wotu Luwu Timur Masih Kosong?
• Permudah Warga Urus SIM, Satlantas Polres Barru Buka Pelayanan di Tempat ini
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menganggarkan dana hibah sedikitnya Rp 2 miliar setiap periode.
Ketua Komisi A DPRD Sulsel, Selle KS Dalle memastikan hibah itu.
"Wajar mendapatkan porsi anggaran lebih pemuda di sulsel soalnya perda nomor 3 tahun 2018 tentang pembangunan pemuda mmg sdh disahkan o DPRD bbrp wkt lalu," katanya.
Artinya, lanjut Selle, sudah ada aturan yang mengikat baik secara politik, hukum dan moral bagi pemprov bersama DPRD untuk mberikan perhatian termasuk alokasi anggaran.
Hibah dari pemerintah provinsi ini sudah mulai lancar ketika kepengurusan Ketua KNPI Sulsel, Ilham Azikin.
Sehingga, program kerja dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Senior KNPI Sulsel Minta Jangan Ada Perpecahan
KOMITE Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) adalah rumah pemuda.
Keberadaan KNPI, sejatinya menjadi wadah komunikasi, silaturahmi dan kaderisasi.
Hal itu terungkap dalam silaturahmi antara Majelis Pemuda Indonesia (MPI) dan alumni KNPI Sulsel di rumah jabatan Pimpinan DPRD Sulsel, Jl Penjernihan No1, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/11/2019) malam.
• Stok Premium dan Solar di SPBU Wotu Luwu Timur Masih Kosong?
• Permudah Warga Urus SIM, Satlantas Polres Barru Buka Pelayanan di Tempat ini
“Karena itu, seharusnya KNPI ini dijaga dan jangan justru dipecah-pecah,” tegas mantan Sekretaris KNPI Sulsel, Ni’matullah ke Tribun, Kamis (14/11/2019).
Menurut Ni’matullah, salah satu cara untuk menghindari perpecahan adalah warga KNPI datang ke kongres dengan gagasan.
“Jangan kita terjebak dengan siapa kandidat, tapi harus memperjuangkan gagasan. Ini sudah menjadi ciri khas KNPI Sulsel sejak dulu,” ujar Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel ini.
Salah satu buktinya, lanjut Ni’matullah, paradigma baru KNPI lahir dari Sulsel.
“Alhamdulillah kita juga berhasil memperjuangkan sebagai hasil kongres,” jelasnya.
KNPI adalah wadah berproses. Jika ada perpecahan, maka itu sama dengan membangun permusuhan secara terang-terangan.
“Bagi saya, pengalaman sebagai ketua partai, kapan terjadi perpecahan, maka organisasi tersebut langsung saya tidak hitung. Tapi kalau solid pasti saya hitung,” kata Wakil Ketua DPRD Sulsel ini.
Ia mengakui, mendapat selentingan soal perpecahan KNPI di pusat. Ia berharap, hal itu tidak sampai ke Sulsel.
“Tugas kita semua, termasuk para senior agar di Sulsel tetap solid,” imbuhnya.
Nimatullah mengakui, manfaatkan ber-KNPI tidak sebatas menjadi pengurus.
Justru setelah tidak menjadi pengurus, banyak urusan yang lebih mudah karena jejaring yang terbangun di KNPI.
“Pengalaman saya di DPRD, ada fraksi yang lebih banyak berpengaruh pada pengambilan keputusan adalah fraksi KNPI karena mantan pengurus KNPI ada di hampir semua partai,” ungkap Ni’matullah.
Karena itu, ia berharap, wadah berhimpun ini bisa dijaga dengan baik. Caranya dengan tetap menjadi wadah silaturahmi dan kaderisasi.
"Soal politik, bisa dibicarakan di kamar lain."
Senior KNPI, Halim Kamaruddin membenarkan perpecahan KNPI di pusat sampai empat versi. Periode lalu, sudah sempat mau masuk ke Sulsel. Beruntung, kata dia, masih bisa ditangkal.
“Paradigma baru KNPI memang hanya sampai 2020. Karena itu, tantangan KNPI Sulsel untuk melahirkan paradigma baru lagi untuk 2045,” kata politikus Partai Golkar ini.
KNPI Sulsel akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) di Kabupaten Gowa, akhir tahun 2019 ini. (*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: