Untungnya Prabowo Jadi Menteri Jokowi, Manuver Menuju Pilpres 2024 Agar Tak Kalah dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) & Puan Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku diminta untuk masuk ke kabinet Jokowi-Maruf Amin.
Meski tak menyebut spesifik pos menteri yang akan ia emban, namun Prabowo menyebut ia akan membantu kabinet Jokowi-Ma'ruf di bidang pertahanan.
"Saya diminta bantu beliau di bidang pertahanan," ujar Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Mantan Komandan Jenderal Kopassus tersebut mengaku, akan bekerja keras untuk mencapai apa sasaran yang telah ditentukan oleh pemerintahan Jokowi.
"Beliau (Jokowi) beri beberapa pengarahan, saya akan kerja keras untuk mencapai sasaran dan harapan yang ditentukan," kata Prabowo.
Meski banyak pihak bahkan elite parpol menyayangkan sikap Prabowo Subianto masuk dalam pemerintahan, namun langkah pasangan Sandiaga Uno di Pilpres Arpil kemarin, sangat menguntungkan.
Kenapa?
Sebab, jika ingin kembali maju dalam Pilpres 2024 mendatang, Prabowo dinilai lebih baik bergabung dan keluar dari partai oposisi.
Keputusan Prabowo pun disebut-sebut, sebagai cara Gerindra ini untuk memuluskan jalannya ke Pemilihan Presiden 2024 nanti.
Ini pun membuat pengamat politik membaca jika hal itu harus dilakukan agar Prabowo Subianto tidak kalah dari Partai Demokrat dan PDIP.
Sebelumnya pengamat politik Ray Rangkuti menilai, Partai Gerindra lebih baik bergabung dengan koalisi partai politik pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin 2019-2024 mendatang.
"Kenapa? Pertama, sepanjang partai ini berdiri, belom pernah masuk ke pemerintahan dan satu-satunya partai yang belum menikmati kursi pemerintahan, ya Gerindra," kata Ray ketika ditemui di Kantor Formappi, Jakarta, Kamis (11/7/2019).
Apabila Gerindra bergabung ke koalisi parpol pendukung pemerintah, tidak hanya pemerintah yang mendapatkan keuntungan politik, namun juga bagi partai besutan Prabowo Subianto itu sendiri.
Ray mengatakan, setidaknya Gerindra dapat lebih leluasa dalam mempersiapkan generasi selanjutnya dalam kontestasi Pemilu 2024.
"Tawaran itu bagi Gerindra sebenarnya menguntungkan. Regenerasi di lingkungan mereka tidak mandek, ini udah mulai generasi kedua gitu," ujar Ray.
Berdasarkan pemetaan, lanjut Ray, tokoh-tokoh yang diprediksi berlaga dalam Pemilu 2024 merupakan tokoh-tokoh generasi kedua dari tokoh senior. Gerindra semestinya juga melakukan manuver yang sama.
"Sudah turun ke generasi kedua. Soekarno sudah ke Puan, SBY ke AHY lalu Amien Rais juga sudah turun ke anak-anaknya.
Soeharto itu juga sudah Titiek lah sekarang yang agak baik. Kalau sampai mereka (Gerindra) tidak melakukan proses ini, 2024 mereka akan ketinggalan" ujar Ray.
Diberitakan, Presiden Joko Widodo membuka pintu selebar-lebarnya bagi partai politik oposisi untuk bergabung bersama partai politik pendukung pemerintah periode 2019-2024. Terutama bagi Partai Gerindra yang dipimpin rival Jokowi dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto.
Sebagaimana dikutip dari wawancara khusus dengan Jakarta Post, Rabu (11/6/2019) kemarin, Jokowi mengaku, membuka diri bagi siapa saja yang ingin bekerja sama membangun negara.
“Saya terbuka kepada siapa saja yang ingin bekerja sama untuk mengembangkan dan membangun negara bersama,” ujar Jokowi saat ditanya spesifik mengenai kemungkinan masuknya Gerindra ke koalisi pendukung pemerintah.
“Sangat tidak mungkin bagi kami untuk membangun negara sebesar Indonesia sendirian. Kami membutuhkan kerja bersama,” lanjut dia
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demi Pilpres 2024, Gerindra Dinilai Lebih Baik Gabung ke Jokowi-Ma'ruf", https://nasional.kompas.com/read/2019/07/11/16062521/demi-pilpres-2024-gerindra-dinilai-lebih-baik-gabung-ke-jokowi-maruf.