CITIZEN REPORT

Tiga Hari Dua Malam, Emak-emak 93 Smanli Makassar Jelajahi Toraja-Enrekang

Penulis: CitizenReporter
Editor: Jumadi Mappanganro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Emak-emak Smanli 93 Makassar saat berada di 'Negeri di Atas Awan', Lolai, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Sabtu (12/10/2019) lalu.

Laporan: Nidya Harun
Anggota Emak-emak Smanli 93 Makassar

Kami dari alumni SMAN 5 (Smanli) Makassar angkatan 1993 melakukan trip wisata ke sejumlah daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Meski kami melalui beberapa kabupaten, namun fokus kami adalah Barru, Enrekang, Tana Toraja, dan Toraja Utara.

Kami mengunjungi destinasi menarik yang ada di daerah ini dalam tur yang berdurasi tiga hari dua malam, 11-13 Oktober 2019.

Karena kami seluruhnya adalah perempuan maka grup kami ini diberi nama Emak-emak Smanli 93. Kami berasal dari berbagai profesi seperti notaris, dokter, pengusaha, PNS, guru mengaji, hingga ibu rumah tangga.

Kami telah berkali-kali melakukan tur wisata baik di Sulsel maupun di pulau Jawa dan Bali. Beberapa kali kami tur ke Jawa untuk mengunjungi Jogya, Bandung, Solo, Malang, Surabaya, hingga Bali.

Untuk Sulsel, kami pernah ke Apparalang dan Bira di Bulukumba, Rammang-rammang di Maros, Lappa Laona di Barru, dan Kebun Raya Jompie di Pare. Semuanya selalu kami abadikan dalam bentuk swafoto.

Tur Emak-emak Smanli 93 ke Toraja-Enrekang_1 (Dokumen Emak-emak Smanli 93 Makassar)

Nah, kali ini, kami memilih untuk mengunjungi Negeri di Atas Awan, Lolai, Kabupaten Toraja Utara. Meski fokus utama kami ke Lolai, tapi kami juga mengunjungi tempat-tempat lainnya di kawasan ini.

Menggunakan mobil wisata Toyota Hiace berkapasitas 14 seat itu, kami start dari Kota Makassar pada Jumat (11/10/19) sekitar pukul 09.00 wita.

Kami memang sudah menjadwalkan untuk singgah makan siang di Madising, Kabupatan Barru. Kami dijamu salah seorang personel grup Emak-emak Smanli 93, Andi Mindaryani, seorang notaris di Barru.

Kami dijamu dengan penganan seperti sokko hitam, nasu palekko, ikan asin, telur rebus, ayam goreng, dan menu andalan lainnya.

Pokoknya di area Madising ini memang terkenal sebagai pusat kuliner tradisional yang recommended.

Setelah makan siang dan shalat kami melanjutkan perjalanan kami menuju Enrekang dan tiba sekitar pukul 16.00 wita di rest area Bukit Kenangan.

Di tempat ini, kami menikmati minuman-minuman hangat dan kue khas Enrekang, deppa te’tekan. Kue ini terbuat dari tepung beras, gula merah, dan wijen.

Di tempat ini jadi favorit para pengunjung karena bisa sambil menatap panorama keunikan Gunung Nona atau Buttu Kabobong.

Tur Emak-emak Smanli 93 ke Toraja-Enrekang (Dokumen Emak-emak Smanli 93 Makassar)

Gunung ini sangat terkenal karena bentuknya menyerupai organ intim wanita.

Setelah puas menikmati suasana alam dan berfoto ria, kami menuju Makale, Kabupaten Tana Toraja. Kami tiba di tempat ini sekitar pukul 19.00 wita.

Kami menginap di Hotel Gosyen Efata, hotel budget yang lumayan refresentatif dan terletak di perbatasan Makale dengan Rantepao.

Sengaja kami percepat untuk beristirahat karena jadwal ke Lolai, Toraja Utara, pukul 04.00 dan shalat subuh di kawasan Lolai.

Tepat Sabtu (12/10/19) pukul 03.30 kami sudah bangun dan bersiap melakukan perjalanan ke Lolai yang memakan waktu sekitar 30 menit.

Di dalam kawasan Lolai, kami memilih spot melihat awan di To'tombi. Oh ya, sebenarnya ada beberapa spot di Lolai untuk menikmati awan dan sunrise.

Tapi, kami memilih To'tombi atas rekomendasi teman yang sudah sering ke sana.

Benar saja, kami menyaksikan kumpulan awan yang sangat menakjubkan. Kami serasa berada di atas pesawat lalu melihat ke bawah dan menyaksikan awan putih yang indah itu.

Tur Emak-emak Smanli 93 ke Toraja-Enrekang (Dokumen Emak-emak Smanli 93 Makassar)

Setelah puas berfoto dan menikmati sunrise, kami pun bergegas menuju Kete kesu setelah sebelumnya menikmati sarapan mie ayam di sebuah warung milik orang Jawa.

Agak sulit menemukan warung yang buka pada pagi hari. Untuk itu, saya sarankan untuk membawa bekal makanan dan minuman untuk dinikmati di Lolai.

Setelah sarapan, kami beranjak melakukan perjalanan ke Kete Kesu. Di sini kita dapat melihat Tongkonan, rumah adat Toraja berusia ratusan tahun.

Lepas dari sana jelang siang kami menuju Londa, tempat pemakaman suku Toraja yang sangat terkenal berusia ratusan tahun.

Di tempat ini, kami menyusuri goa-goa dipandu oleh guide menyaksikan peti mayat dan tengkorak manusia berusia puluhan hingga ratusan tahun.

Agak ngeri juga memasuki goa ini. Namun rasa penasaran kami mengalahkan ketakutan itu.

Di dalam gua itu ada sepasang tengkorak di depan peti berukuran besar. Menurut pemandu kami tengkorak itu adalah sepasang kekasih yang bunuh diri karena tidak mendapat restu dari kedua orang tuanya.

Hal itu karena keduanya bersepupu satu kali. Dalam adat Toraja tidak dibolehkan untuk menikah sesama sepupu karena masih dianggap saudara.

Tur Emak-emak Smanli 93 ke Toraja-Enrekang (Dokumen Emak-emak Smanli 93 Makassar)

Selepas dari Londa, kami menuju tempat makan siang. Tak sulit mencari warung yang halal buat kami yang mayoritas Muslim.

Lokasinya di Jalan Poros Makale. Ttepatnya Jl Merdeka. Kami memilih Rumah Makan HJ Idaman. Warung ini cukup recommended karena terdapat pilihan menu beragam.

Seusai makan siang kami kembali ke hotel. Setelah shalat dan rehat sejenak, jelang sore kami menuju Buntu Burake yang terkenal dengan Patung Yesus yang disebut-sebut sebagai salah satu patung Yesus terbesar di dunia.

Di tempat ini ada beberapa spot yang menarik dan Instagramable buat berswafoto bersama teman.

Lepas dari sana jelang malam kami menikmati keindahan Kota Makale, duduk dan berfoto di sekitar Patung Lakipadada, icon Makale.

Tur Emak-emak Smanli 93 ke Toraja-Enrekang (Dokumen Emak-emak Smanli 93 Makassar)

Di belakangnya ada Gereja Bukit Sion Makale yang berdiri megah menambah indahnya suasana malam. Foto-foto di kawasan ini merupakan sesi terakhir kami di Toraja.

Minggu (13/10/19) pagi, kami kembali menuju ke Enrekang untuk menuju Makassar.

Di Enrekang kami singgah di pasar tradisional membeli buah salak yang sangat terkenal itu.

Kami sepanjang jalan menuju Makassar penuh dengan suasana ceria.

Ya, dengan waktu durasi dua malam tiga hari itu, kami bakal menikmatinya hingga akhir tahun ini sambil menyusun trip selanjutnya. (*)

Tur Emak-emak Smanli 93 ke Toraja-Enrekang (Dokumen Emak-emak Smanli 93 Makassar)

Berita Terkini