#SaveJapan, Dahsyatnya Typhoon Hagibis yang Ancam Jepang, Dampak Badai Topan ke Indonesia? Kata BMKG

Editor: Aqsa Riyandi Pananrang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

#SaveJapan, Dahsyatnya Typhoon Hagibis yang ancam Jepang, dampak Badai Topan ke Indonesia? Ini kata BMKG. (foto ilustrasi)

TRIBUN-TIMUR.COM - #SaveJapan, Dahsyatnya Typhoon Hagibis yang ancam Jepang, dampak Badai Topan ke Indonesia? Ini kata BMKG.

Tagar SaveJapan ramai dibicarakan di media sosial Twitter seiring ancaman Badai Topan dashyat mendekati Jepang.

Beberapa netizen menyampaikan kepedulian terhadap Jepang yang terancam diterjang Typhoon Hagibis.

Typhon Hagibis adalah Siklon Tropis atau Badai atau angin Topan dengan kekuatan radius rata-rata mencapai 150-200 km.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) mengungkapkan adanya Typhoon Hagibis 915 hPa di Samudera Pasifik Timur Laut Filipina berpotensi memicu gelombang 4 meter di wilayah perairan Indonesia.

"Praying so hard for Japan
Please be safe from this Hagibis Typhoon.
Hagibis Typhoon is equivalent with level 5 hurricane
I hope Typhoon will pass through without anyone getting hurt and less damaged” tulis akun @taylor_thinnPS

“I hope that you stay safe #Savejapan” ujar akun @heyjeju.

“Hope you all will be save #SaveJapan” kata @knomgui_xx

Tak ketinggalan beberapa akun asal Indonesia ikut menyampaikan kekhawatirannya.

Semoga mereka semua selalu dalam lindungan Tuhan #SaveJapan” tulis akun @FridaMaryana

“Semoga baik2 saja #SaveJapan” ujar akun @Arfan93171384.

1. Ancaman Typhoon Hagibis

Typhoon Hagibis ancam terjang Jepang (foto ilustrasi)

Badan Meteorologi Jepang memperingatkan bahwa Typhoon Hagibis kali ini bisa menjadi badai yang kekuatannya sekuat Topan Kanogawa yang melanda Prefektur Shizouka dan wilayah Tokyo pada 1958.

Dilansir dari New York Times, Topan Kanogawa di tahun 1958 menewaskan lebih dari 1.200 orang.

Sementara itu, melansir dari NHK , saat ini orang-orang Jepang tengah bersiap-siap menghadapi Typhoon Hagibis yang diperkirakan akan menghantam sebagian besar Jepang selama akhir pekan.

Ramalan cuaca menyebutkan bahwa Badai tersebut kemungkinan besar diperkirakan akan melintas langsung di atas wilayah Tokyo, yang merupakan Ibu Kota Jepang.

Para warga dihimbau bersiap menghadapi angin kencang dan hujan lebat.

2. Pembatalan Penerbangan

Pembatalan penerbangan (ilustrasi)

Badan Meteorologi Jepang menyampaikan Typhoon Hagibis telah meningkat menjadi Badai yang sangat kuat dan bergerak dari utara ke barat laut dekat Kepulauan Ogasawara di Pasifik pada Jumat pagi.

Diperkirakan angin Topan tersebut akan sampai di Jepang Timur mulai dari Sabtu hingga Minggu.

Terkait Typhoon Hagibis yang akan melanda Jepang, pihak perkeretaapian di wilayah Tokyo menyampaikan akan mengumumkan pembatalan layanan di situs web mereka dan melalui media sosial.

Perusahaan penerbangan All Nippon Airways juga menyampaikan akan membatalkan semua penerbangan domestik pada hari Sabtu ke dan dari bandara Haneda dan Narita.

Sedangkan Japan Airlines membatalkan hampir semua penerbangannya terkait angin topan yang akan terjadi di Jepang ini.

3. Jadwal Piala Dunia Rugby Terganggu

Rugby World Cup Japan

Para turis asing juga diperingatkan untuk selalu memperhatikan berita terkait update cuaca melalui akun Twitter resmi pemerintah seperti “Japan National Tourism Organization”.

Menteri Kehakiman Jepang juga mendesak agar seluruh turis mengunduh aplikasi “Safety Tips” yang disediakan oleh Dinas Pariwisata untuk pengunjung asing.

Akibat Badai ini, jadwal Piala Dunia Rugby juga terganggu.

Panitia terpaksa membatalkan pertandingan antara Selandia Baru dengan Italia, dan Inggris dengan Prancis.

Empat pertandingan tersebut sebetulnya juga akan ada pada Hari Minggu, namun saat ini belum ada keputusan apakah pertandingan akan dilanjutkan atau tidak.

4. Dampak ke Indonesia

Dampak ke Indonesia (ilustrasi)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) mengungkapkan adanya Typhoon Hagibis 915 hPa di Samudra pasifik Timur Laut Filipina yang berpotensi memicu gelombang setinggi 4 meter di wilayah perairan Indonesia.

Kepala Sub Bidang Iklim dan Cuaca BMKG Agie Wandala mengatakan, Typhoon Hagibis ini merupakan Siklon Tropis yang saat ini terjadi di belahan bumi utara.

"(Lokasinya) cukup jauh dari Indonesia, sehingga dampaknya adalah dampak tidak langsung," ujar Agie saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (10/10/2019).

Menurutnya, Siklon Tropis merupakan Badai atau Topan dengan kekuatan radius rata-rata mencapai 150-200 km.

Ia menjelaskan, Siklon Tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat dengan suhu 26,5 derajat celsius.

"Secara teknis, Siklon Tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan darah rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dan kecepatan angin maksimum setidaknya 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam," ujar Agie.

Sementara itu, kadangkala di pusat Siklon Tropis terbentuk suatu wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan yang disebut mata siklon.

Mata siklon ini memiliki diameter yang bervariasi, yakni 10-100 km.

Tak hanya itu, mata siklon ini dikelilingi dengan dinding mata, yaitu wilayah berbentuk cincin yang dapat mencapai ketebalan 16 km di mana wilayah ini terdapat kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar.

Adapun masa hidup suatu Siklon Tropis rata-rata berkisar 3-18 hari, sebab energi siklon didapat dari lautan hangat.

"Oleh karena itu, Siklon Tropis akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan," ujar Agie.

Agie menambahkan bahwa Siklon Tropis dikenal dengan berbagai istilah di berbagai negara, yakni "Badai Tropis" atau "Typhoon" atau "Topan" jika fenomena itu terbentuk di Samudra Pasifik Barat.

Kemudian, penamaan istilah "siklon" atau "cyclone" jika fenomena itu terbentuk di sekitar India atau Australia, dan sebutan "hurricane" jika terbentuk di Samudra Atlantik.

5. Kecepatan Angin

Kecepatan angin (ilustrasi)

Selain itu, ketika Siklon Tropis terbentuk para peneliti mengamati tentang kecepatan angin maksimum, yakni angin permukaan yang rata-rata pada 10 menit tertinggi terjadi di dalam wilayah sirkulasi siklon.

"Angin dengan kecepatan tertinggi ini biasanya terdapat di wilayah cincin di dekat pusat siklon, atau jika siklon ini memiliki mata, berada di dinding mata," ujar Agie.

Adapun pola angin di wilayah Indonesia utara umumnya dari Tenggara-Barat Daya dan memiliki kecepatan 3-20 knot.

Sementara, di wilayah selatan Indonesia, dari Timur-Tenggara memiliki kecepatan 4-20 knot.

Diketahui, kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan, Laut Arafuru, dan perairan Rajaampat-Sorong.

Tingginya kecepatan angin ini dapat mengakibatkan peningkatan ketinggian gelombang di sekitar wilayah tersebut.

6. Gelombang Tinggi

Gelombang Tinggi

Tak hanya itu, berdasarkan hasil pantauan BMKG terdapat sejumlah wilayah di Indonesia yang akan dilanda gelombang setinggi 1,25-2,5 meter, yakni perairan Utara Sabang, perairan Sabang–Banda Aceh, dan perairan Barat Aceh.

Perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Barat Sumatera.

Selat Sunda Bagian Selatan, perairan Selatan P. Jawa hingga Pulau Sumba, Selat Sumba Bagian Barat, dan Laut Sawu.

Kemudian, wilayah lainnya, yakni Perairan Selatan P.Sawu–Rotte, Laut Timor Selatan NTT, Samudera Hindia Selatan Jawa hingga NTT, Laut Jawa Bagian Timur, Perairan Kepulauan Sangihe–Kep Talaud.

Laut Maluku Bagian Utara, perairan Halmahera Barat Bagian Utara, perairan Morotai Bagian Utara, Laut Halmahera, dan Samudera Pasifik Utara Halmahera.

Atas adanya informasi tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi di sejumlah wilayah.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Agie.(*)

(Kompas.com/Nur Rohmi Aida/Retia Kartika Dewi)

Berita Terkini