Kapolda Sulsel Sebut Sudah Berlaku Adil ke Korban Tambora

Penulis: Muslimin Emba
Editor: Syamsul Bahri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Senin (23/9). Mahasiswa UMI memblokade ruas jalan depan kampus

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani menggunakan hak jawabnya terkait pemberitaan koran Tribun Timur berjudul, 'Beda Perlakuan Kapolda ke Korban Tabrakan Tambora' yang terbit Minggu (6/10/2019).

Menurut Dicky Sondani, tidak ada perbedaan perlakuan terhadap mahasiswa Universitas Bosowa Dicky Wahyudi (19) dan driver ojek online Irfan Rahmatullah (31) yang menjadi korban tertabrak rantis tambora saat unjukrasa ricuh di Jl Urip Sumoharjo, Jumat (27/9/2019) lalu.

Ternyata ini Permintaan Bebby Fey yang Tak Dikabulkan Atta hingga Blak-blakan Pernah Hubungan Badan

Ingin Maju Jadi Calon PPK, PPS, PPDP, dan KPPS KPU Makassar? Berikut Jadwal Pendaftarannya

6 Sosok Tentara Wanita Cantik Bak Artis Viral saat HUT TNI Ke-74, Lihat Foto-fotonya

Uang Rusak dan Lusuh Bisa Dirtukar di Gebyar Cinta Rupiah Palopo

Ketua PAN Luwu Utara Puji Kepemimpinan Indah Putri Indriani, Simak Ini Alasannya

" Untuk itu kami jelaskan, tidak ada beda perlakuan dari Kapolda (Irjen Pol Mas Guntur Laupe). Terhadap driver ojol (Irfan Rahmatullah) sudah dirawat di RS Bhayangkara, perawatan sampai sembuh. Semuanya tidak dipungut bayaran," kata Dicky Sondani dalam keterangan tertulisnya.

Untuk biaya berobat Irfan di RS Ibnu Sina sebesar Rp 700 ribu, kata Dicky akan digantikan.

" Saat Kapolda Sulsel (Mas Guntur Laupe) menjenguk Dicky Wahyudi, driver ojol (Irfan) sudah keluar dari RS Ibnu Sina. Biaya pengobatan selama beberapa hari ditanggung Ibnu Sina," ujar Dicky Sondani.

" Jadi menurut kami Kapolda Sulsel (Irjen Pol Mas Guntur Laupe) cukup adil memperlakukan Dicky dan driver ojol (Irfan)," jelasnya.

Kesan tidak adil muncul di benak Irfan Rahmatullah lantaran, selama sepekan menjalani operasi dan perawatan di RS Bhayangkara, dirinya mengaku belum pernah dijenguk oleh orang nomor satu di jajaran Polda Sulsel (Irjen Pol Mas Guntur Laupe).

Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe, saat berkunjung ke kantor Tribun Timur, Kota Makassar. (darul/tribun-timur.com)

Padahal, kata Irfan, dirinya ingin menanyakan banyak hal terkait penanganan dirinya, dan pelaku penabrak serta nasib keluarganya yang hanya bergantung pada Irfan yang bekerja sebagai driver ojol.

Sementara ia (Irfan) divonis oleh dokter untuk menggunakan tongkat bantu selama tiga bulan untuk fase penyembuhan patah tulang.(tribun-timur.com).

Diduga Tertabrak Rantis Polisi, Irfan Pertanyakan Sikap Kapolda Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Irfan Rahmatulla (37), driver ojek online (ojol) yang turut menjadi korban saat polisi membubarkan unjukrasa ricuh di Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Jumat (27/9/2019) malam, masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara, Makassar, Sabtu (5/10/2019) siang.

Irfan (begitu dia disapa) sudah sepeakan terakhir terbaring di ruang perawatan pasca menjalani operasi patah tulang akibat diseruduk kendaraan taktis tambora.

" Sudah baikan pascaoperasi, masih di kamar proses perawatan ini," katanya kepada tribun.

Namun, ia mengaku heran dengan sikap Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe, yang tidak kunjung membesuknya.

Padahal, Irfan mengaku, punya beberapa pertanyaan kepada Mas Guntur Laupe terkait status penabrak dirinya.

"Saya maunya pak Kapolda (Irjen Pol Mas Guntur Laupe) membesuk korban sebagai bentuk empati atas insiden tabrakan. Yang kedua menjelaskan ke keluarga status yang tabrak saya," kata Irfan.

Selain itu, patah tulang paha yang diderita Irfan membutuhkan waktu penyembuhan yang terbilang cukup lama.

"Yang ketiga itu kan dokter sudah vonis saya minimal tiga bulan pakai tongkat tidak boleh ada beban. Bagaimana kehidupan keluarga saya yang selama ini saya nafkahi hanya dengan ojek online, anak saya masih kecil kasihan," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan tribun, Irfan yang tertabrak kendaraan rantis polisi di Jl Urip Sumoharjo, meninggalkan perawatan di RS Ibnus Sina karena tidak cukup biaya.

Ia pun memilih mencari pengobatan tradisional  di kampung.

Kronologi tertabraknya Irfan sendiri terjadi saat ia dari arah Tello atau Jl Perintis Kemerdekaan hendak menuju Jl Pettarani.

Setibanya di depan gubernuran (kantor Gubernur Sulsel) ia (Irfan) melihat kerumunan massa yang berlarian dari  arah polisi ke Jl Perintis.

Melihat banyaknya massa yang berhamburan, Irfan pun memutar balik motornya dan terpaksa melawan arah untuk menghindari kericuhan.

Namun nahas, saat kendaraanya belum jauh dari jarak ia memutar balik. Kendaraan taktis polisi sudah berada di belakangnya.

Ia pun tertabrak.

Motornya tergilas. Sementara Irfan terpental ke pinggir jalan.

" Untungnya saya terlempar ke kiri, seandainya ikutka motorku atau di tengah-tengahka, mungkin tergilaska," kata Irfan.

Beberapa warga dan driver ojek yang melintas sigap menggotong Irfan dan membawanya ke RS Ibnu Sina, Makassar.

Di RS Ibnu Sina, Irfan menjalani perawatan medis. Ia difoto retgen dan diberi obat.

Oleh dokter, kata Irfan, paha kirinya divonis mengalami patah tulang dan harus menjalani operasi.

Namun, keterbatasan biaya membuatnya enggan menjalani anjuran dokter.

Ia memilih meninggalkan RS Ibnu Sina sebelum menjalani operasi lantaran tidak cukup biaya untuk berobat umum.

"Tidak ada BPJS ku kasihan, jadi keluarka sekitar jam setengan 3 (dini hari). Karena itu saja hanya beberapa jam ja di dalam sudah Rp 700an ribu nabayar istriku, karena masuk umumka," ujarnya dengan nada haru.

Irfan saat ini menjalani perawatan di rumahnya. Ia memilih pengobatan tradisional atau terapi pengobatan kampung (urut) agar tidak terbebani biaya perawatan yang baginya terlampau mahal.

" Dokter bilang semalam, bagaimana pak mauki dioperasi atau bagaimana? Jadi saya bilang berapa biayanya? Dia (dokter) bilang sekitar Rp 30an juta, jadi saya bilang janganmi, pulangma saja," ujarnya. (*)

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Berita Terkini