TRIBUN-TIMUR.COM - Nama mantan Presiden RI ke-4, Almarhum Abdurrahman Wahid atau dikenal Gus Dur, tiba-tiba disebut dalam pembasahan kerusuhan Papua.
Seorang aktivis Papua, Filep Karma mengungkap sosok presiden favorit rakyat Papua.
Hal itu diungkapkan oleh Filep Karma saat menjadi narasumber di acara 'Mata Najwa', Rabu (21/8/2019).
Saat ditanya siapa sosok Presiden Republik Indonesia yang memahami rakyat Papua, Fidel Karma langsung menjawab Gus Dur.
Presiden ke-5 Indonesia itu dianggap yang paling mengerti keinginan orang Papua.
"Saya pikir hanya Gus Dur saja, beliau bisa mengerti apa-apa yang bangsa Papua inginkan," kata Fidel Karma dikutip TribunWow.com dari channel Youtube Najwa Shihab, Kamis (22/8/2019).
Menurutnya, pemahaman Gus Dur itu membuat Papua bisa kembali mendapatkan identitasnya.
"Sehingga membuka peluang-peluang itu untuk kami." ujar Fidel Karma.
"Gus Dur lah yang mengembalikan identitas kami sebagai bangsa Papua," imbuhnya.
Selain itu, Gus Dur dianggap juga bisa berkomunikasi baik dengan orang Papua.
"Bisa berdialog dengan orang Papua," katanya.
Sementara itu, saat ditanya sejauh mana hubungan dengan pemerintah, Fidel Karma menilai para pengurus negara justru menghindari dialog dengan orang Papua.
Ia terheran-heran dengan pemerintah Indonesia yang terkesan menghindari dialog dengan orang Papua.
"Apa yang membuat sehingga Pemerintah Indonesia begitu ketakutan dari dulu kami minta dialog tak pernah direspon," tanya dia.
Bahkan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sudah melakukan penelitian di mana membutuhkan jawaban dari pemerintah.
Namun, pemerintah disebut tak pernah menanggapi penelitian itu.
"LIPI pun telah membuat penelitian, tapi tak pernah direspon," katanya.
Menurut Fidel Karma, ada sesuatu yang disembunyikan.
"Semacam ada yang disembunyikan untuk jangan diketahui mayoritas orang Papua," lanjut dia.
Padahal, penelitian LIPI itu dianggap bagus.
"Saya juga bertanya-tanya, soalnya dialog yang diusulkan LIPI itu bagus," terang Fidel Karma.
Padahal, dialog antar pemerintah dan orang Papua merupakan jalan terbaik bagi hubungan keduanya.
"Tapi itupun ditakuti, ya maksudnya mungkin kalau kita coba untuk berbicara di situ mungkin tentunya pasti ada ada hal yang bisa disepakati ada hal yang tidak bisa disepakati," terang Fidel Karma
"Jadi kita sepakat untuk tidak sepakat," tambahnya.
Lihat videonya mulai menit ke 1:32:
Sementara itu, Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan bahwa rakyatnya akan kembali menyampaikan aspirasinya pada Pemerintah Indonesia.
"Sekarang rakyat Papua akan memberikan pendapat mereka lagi," ujar Lukas Enembe.
Namun, Lukas Enembe mengaku tidak tahu tepatnya keinginan yang diingankan oleh rakyatnya
"Kami tidak tahu pendapatnya apa yang mereka kasih tau. Ini persoalannya," kata Lukas Enembe.
Sementara itu, Ketua Komnas HAM yang turut hadir, Ahmad Taufik turut menyampaikan pendapatnya.
Ia kembali menyinggung gerakan separatisme yang sempat terjadi di Aceh beberapa tahun lalu.
Kala itu, banyak orang Aceh turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi.
Ahmad Taufik mengatakan, dialog antara rakyat dan para pemimpin merupakan pendekatan paling efektif.
"Orang Aceh sempat 1 juta orang turun ke jalan meminta referendum, luar biasa waktu itu tapi ada langkah-langkah yang sistematik dan intensif kemudian terjadi prosesnya jadi pendekatan dialogis kemanusiaan itu di depan," ungkap Ahmad Taufik.
"Menuju satu titik perdamaian dibandingkan pendekatan yang lain," imbuhnya.
Sementara itu, Lukas Enembe kembali melanjutkan bahwa Jokowi harus bisa menyelesaikan masalah Papua pada kunjungan selanjutnya.
"Saya pikir Jokowi sudah 10 kali berkunjung ke sana, kali ini kasih suara semua harus penyelesaian menyeluruh untuk Papua," lanjut Lukas Enembe.
Sedangkan, Akademisi Universitas Papua, Yusuf Sawaki mengatakan, jika masalah ini tidak ditanggapi dengan serius maka bisa jadi orang Papua akan kembali pada kebijakannya sendiri.
Pasalnya, masalah kerusuhan di sejumlah daerah di Papua menyangkut harga diri orang Papua.
"Saya lihat ini masalah identitas kita orang Papua, masalah harga diri kita Papua."
"Ketika itu tidak ditangani dengan baik, ketika tidak ada instrumen negara yang serius, orang Papua akan memilih jalannya sendiri itu masalahnya," tegas Yusuf Sawaki.
Bahkan, Yusuf Sawaki mengatakan masyarakat Papua akan berpikir kembali jika masalah yang ada di Papua tak ditangani dengan serius oleh Pemerintah.
"Orang Papua akan melihat pengalaman hidupnya, sebelum bergabung dengan Indonesia dan setelah bergabung dengan Indonesia."
Sehingga, orang Papua sendiri yang akan membuat keputusan.
"Mereka akan melihat semua pengalaman sejarah ini dan membuat konsep bagi mereka sendiri, dan konsep itu akan membuat keputusan-keputusan bagi orang Papua." ucap Yusuf Sawaki
"Dan kalo keputusan sampai dipercaya dan itu mengarah kepada sejarah bangsa, sejarah orang Papua dan keputusan itu jatuh kepada keputusan politik itu yang terjadi," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, bahwa Jokowi akan mengunjungi Papua pasca kerusuhan.
Lihat videonya di menit ke-3:47
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Gus Dur Dianggap Presiden yang Paling Mengerti Papua, Aktivis Beberkan Sejumlah Alasan Berikut, https://wow.tribunnews.com/2019/08/22/gus-dur-dianggap-presiden-yang-paling-mengerti-papua-aktivis-beberkan-sejumlah-alasan-berikut?page=all.