TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Keberadaan truk ekspedisi di Kecamatan Tallo dianggap meresahkan warga.
Pasalnya, truk-truk yang melakukan aktifitas bongkar muat barang tersebut, kerap didapati warga memarkir truknya di bahu hingga badan jalan.
Buntuk keresahan itu, pun menyulut perjuangan warga dan mahasiswa di Kecamatan Tallo.
Mereka pun berunjukrasa kantor DPRD Kota Makassar, Jl AP Pettarani, Jumat (26/7/2019) siang.
Sudah Punya Istri Sah, Joko Juga Tanam Benih di Rahim Wanita Lain, Bingung saat Selingkuhan Hamil
TRIBUNWIKI: Dikabarkan akan Bintangi Drama Baru, Ini Profil Jo In Sung
Peringatan HUT ke-74 RI, Kabag Kesra Luwu Utara Usul Lomba Hafal Janji Korpri Bagi ASN
Dalam orasinya, pengunjukrasa meminta agar dilakukan rapat dengar pendapat (RDP) terkait keberadaan truk ekspedisi tersebut.
Menurut warga sudah 10 tahun mereka resah dengan keberadaan truk-truk ekspedisi tersebut.
Bahkan kata pengunjukrasa, sudah ada nyawa melayang akibat menabrak truk yang terparkir di bahu jalan.
Selain itu, data yang diperoleh dari pengunjukrasa, dari 51 perusahaan ekspedisi yang beroperasi di Kecamatan Tallo, hanya 13 yang mengantongi izin atau resmi.
Permintaan pengunjukrasa untuk gelar pendapat, pun diamini sejumlah anggota DPRD Kota Makassar.
Mereka diarahkan ke ruang komisi A untuk menyuarakan aspirasinya.
Dalam orasinya, pengunjukrasa meminta agar DPRD Kota Makassar dan instansi terkait segera mengambil langkah solutif terkait persoalan itu.
Pasalnya, kata pengunjukrasa, selain meresahkan warga akibat ulah parkir di bahu jalan, hanya 13 dari 51 truk ekspedisi yang mengantongi izin.
"Minggu lalu kita juga sudah aksi di kantor Kecamatan Tallo, dan yang perlu DPRD tahu bahwa dari 51 perusahaan ekspedisi yang beroperasi di kecamatan Tallo, kurang lebih hanya 10 yang memiliki izin," ujar seorang pengunjukrasa.
Sudah Punya Istri Sah, Joko Juga Tanam Benih di Rahim Wanita Lain, Bingung saat Selingkuhan Hamil
TRIBUNWIKI: Dikabarkan akan Bintangi Drama Baru, Ini Profil Jo In Sung
Peringatan HUT ke-74 RI, Kabag Kesra Luwu Utara Usul Lomba Hafal Janji Korpri Bagi ASN
RDP yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Kota Makassar Rudianto Lallo pun berjanji akan menindaklanjuti keresahan warga Tallo tersebut.
"Yang jelas warga sudah datang, kita terima aspirasinya dan akan kita follow up tindak lanjutnya," kata Rudianto Lallo.
Ia pun tidak menampik kerasahan warga Kecamatan Tallo akibat keberadaan truk ekspedisi tersebut.
"Dan jelas itu meresahkan masyarakat. Oleh karena meresakan masyarakat, maka harus dibereskan, tidak boleh berlarut-larut apalagi Pj Walikota (M Iqbal Suhaeb) sudah konsen terkait persoalan itu," tagasnya.
Terpisah, sekretaris camat (Sekcam) Tallo, Abdul Muis, dalam RDP itu mengungkapkan, ia sudah mencoba menghimbau para pengusahan ekspedisi agar tidak memarkir kendaraannya di bahu jalan.
"Pemerintah Kecamatan Tallo juga tidak tinggal diam saat melakukan pengawasan, himbauan dan pendataan terus-menerus," kata Abdul Muis.
Namun, saat melakukan imbauan dan pedataan di Jl Teuku Umar, kata Abdul Muis, jajarannya pernah diburu oleh pihak ekspedisi.
"Pada dua hari yang lalu kemarin, kami ada insiden dengan pengusaha yang ada di sana (Kecamatan Tallo). Beliau ini Kasi Trantib (Mansyur), mereke samoat diburu ini di Jl Teuku Umar," ujar Abdul Muis.
Sudah Punya Istri Sah, Joko Juga Tanam Benih di Rahim Wanita Lain, Bingung saat Selingkuhan Hamil
TRIBUNWIKI: Dikabarkan akan Bintangi Drama Baru, Ini Profil Jo In Sung
Peringatan HUT ke-74 RI, Kabag Kesra Luwu Utara Usul Lomba Hafal Janji Korpri Bagi ASN
Pernyataan Abdul Muis tersebut dibenarkan, Mansyur.
Manysur mengaku sempat diburuh oleh sejumlah orang menggunakan senjata tajam (parang) yang disinyalir suruhan pihak ekspedisi.
"Setengah mati memang, karena kita kemarin naburuh parang. (Padahal) kita cumsn datang dsmpaikan bahwa jangsnki bongksr muat barang di tengah jalan, tapi mereka tidak terima," ujar Mansyur.
Ia pun mengaku menjadi korban atas insiden tersebut.
"Saya kenna kemarin belakangku, sudah divisum, tidak tahuh dilemparikan helm mungkin. Karena ribut memang, teman-teman satpol di atas mobil sampai ditarik turung," bebernya.
Bukannya disambut baik, para pengusaha ekspedisi itu kata Abdul Muis malah melakukan penyerangan terhadap ia dan jajarsnnya yang dibackup Satpol PP.
Usai melakukani RDP, pengunjukrasa mahasiswa dan warga Kecamatan Tallo, pun meninggalkan gedung DPRD Kota Malasssar. (*)
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: