TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Ex Juru Bicara (Jubir) Prof Andalan, Haeruddin Nurman angkat bicara soal kegaduhan yang terjadi di Pemprov Sulsel, khususnya ungkapan fakta-fakta persidangan melalui keterangan terperiksa.
Sejumlah keterangan terperiksa menjadi perhatian pria yang akrab disapa Elu, yakni keterangan Kepala BKD Sulsel Asri Sahrun, dan Sekprov Sulsel Abdul Hayat Gani.
Rekrutmen CPNS 2019 dan PPPK 2019, Daftar Usulan Pemerintah Kabupaten di Sulsel, Siapkan Berkas!
Ini yang Dilakukan Gojek, Agar Aman Naik Ojol
Menurut Elu, dua terperiksa ini seakan menggiring opini jika terjadi perpecahan di internal Pemprov Sulsel.
Padahal mereka adalah satu kesatuan, mereka ini sama-sama pelayan rakyat Sulawesi Selatan, rakyat untuk 24 kabupaten dan kota di provinsi yang dikenal dengan Celebas ini
"Ada apa yah?,"sindir Elu, Kamis (11/7/2019).
Elu menjelaskan Asri Sahrun ini seharusnya menjaga Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah, dengan tidak membenturkannya dengan Wagub Sulsel. Hal ini tentu merugikan pemerintahan,tapi juga merugikan masyarakat.
"Toh kalau mereka pecah kongsi bagaimana kondisi di Pemprov. Ini Asri sama Pak Sekprov bikin gaduh saja. Ini Sulsel bung, ya kalau tidak bisa terima tekanan di Makassar diam atau kembali saja ketempat asal. Toh mereka berdua inikan pejabat migran. Jadi janganlah buat gaduh di Pemprov Sulsel," kata mantan Ketua PB Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini.
Nurdin dan Sudirman ini komitmen untuk membangun Sulawesi Selatan, olehnya internal harus mendukung dengan itu.
Marwah aparatur negara itu kata Elu, harus loyal pada bangsa, negara, dan pimpinan mereka.
Atas kondisi yang terjadi di Pemprov Sulsel, Elu mengajak masyarakat Sulawesi Selatan untuk mendukung pemerintahan Pemprov Sulsel, dan mengabaikan 'gosip-gosip' oknum yang bertujuan menghambat pembangunan di Sulsel.
Ia menambahkan, jika misi Prof Andalan (julukan Gubernur dan Wagub Sulsel), ini terwujud, masyarakat Sulsel lebih sejahtera kedepan.
"Ini Asri, Hayat bagaikan duri dalam daging. Internal yang mengobok-obok pemerintahan," katanya.
Sekedar diketahui, dalam sidang hak angket yang berlangsung di Kantor DPRD Sulsel, Kepala BKD Sulsel Asri Sahrun menyudutkan para tim ahli yang bertugas di Wagub Sulsel.
Asri mengaku bahwa pelantikan yang dianulir oleh Kementrian Dalam Negeri, karena ulah tim Wagub Sulsel.
Kepada Anggota DPRD Sulsel, Selle mengatakan bahwa ia tidak dilibatkan dalam penyusunan promosi jabatan yang berjumlah 193 orang.
Asri pun menyebut nama seperti Hendra, Toteng, dan Rusdi yang merumuskan penyusunan 193 pejabat yang bermasalah tersebut.
Sedangkan Sekprov Sulsel, Abdul Hayat Gani mengibaratkan dirinya hanya cuci piring.
"Sudah tak ada lagi Pak. Saya tinggal cuci piring, tinggal memperbaiki," jawab Abdul Hayat, saat sidang Hak Angket.
Ia juga sudah mewarning agar kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tak melakukan gerakan tambahan.
"Saya jelaskan ke OPD, tak ada lagi gerakan tambahan," katanya.
Yang parah lagi, Jumras yang blak-blakan soal proyek yang berlangsung di Pemprov Sulsel. (*)
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Klik Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: